Masa depan ganda putra bulu tangkis Indonesia cukup cerah jika melihat hasil yang diraih pasangan pelapis pada rangkaian turnamen di Eropa.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
SAARBRUECKEN, MINGGU - Dua gelar juara dari dua final antara sesama pemain Indonesia didapat ganda putra dalam rangkaian turnamen bulu tangkis di Eropa pada tiga pekan terakhir. Kehadiran skuad muda dalam dua final itu menjadi bekal bagi ganda putra Indonesia di masa depan.
Salah satu gelar juara didapat dari turnamen Hylo Terbuka BWF World Tour Super 500 di Saarbruecken, Jerman. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menjuarai ajang ini dengan mengalahkan adik mereka di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, 21-14, 21-19, pada laga final, Minggu (7/11/2021). Ini menjadi gelar pertama Kevin/Marcus setelah menjuarai Indonesia Masters, Januari 2020, ajang bulu tangkis terakhir di Indonesia sebelum pandemi Covid-19.
Pekan lalu, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan membawa gelar bagi ganda putra Indonesia dari turnamen berlevel lebih rendah, Belgia International Challenge. Gelar tersebut didapat setelah mengalahkan rekan seangkatan, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.
Dalam turnamen lain, yaitu Denmark Terbuka Super 1000, 19-24 Oktober, Fikri/Bagas tampil cukup baik ketika untuk pertama kalinya menembus perempat final ajang besar. Salah satu kemenangan didapat atas Kevin/Marcus pada babak kedua.
"Leo/Daniel main bagus hari ini, mereka bagus dan layak masuk final. Kami tadi hanya menang pengalaman. Semoga mereka bisa terus belajar dan berkembang," kata Marcus terkait penampilan rekannya yang lebih muda.
Rangkaian kejuaraan di Eropa itu diikuti para pemain Indonesia sejak pekan terakhir September. Diawali dengan kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman di Finlandia serta kejuaraan beregu putra dan putri Piala Thomas dan Uber, yang menghasilkan gelar Piala Thomas bagi “Merah Putih”.
“Hasil para pemain muda menjadi bekal yang bagus untuk ganda putra Indonesia di masa depan. Tetapi, mereka tidak boleh cepat puas. Kerja keras juga menjadi bekal penting untuk selanjutnya,” komentar Mohammad Ahsan, yang bersama Hendra Setiawan menjadi salah satu ganda putra terbaik Indonesia.
Leo/Daniel, Pramudya/Yeremia, dan Fikri/Bagas, yang berada dalam rentang usia 20-23 tahun, adalah anggota pelatnas utama ganda putra dengan pelatih Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat. Mereka adalah pelapis bagi tiga ganda putra terkuat Indonesia saat ini, Kevin/Marcus, Hendra/Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Selain itu, ketiga pasangan muda itu, masih ada Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani yang tak tampil di Eropa.
Belum konsisten
Kesempatan bertanding di Eropa tak disia-siakan para skuad muda itu, meski setiap pasangan belum konsisten bersaing dalam tiga turnamen beruntun. Pada ajang besar, yaitu Denmark Terbuka, mereka pun masih kesulitan bersaing dengan pemain-pemain top dunia seperti yang dialami Leo/Daniel.
Setelah dipercaya masuk tim Piala Thomas Indonesia, Leo/Daniel baru mencapai final pada turnamen terakhir. Di Denmark dan Perancis Terbuka, mereka tersingkir pada babak pertama.
Leo/Daniel main bagus hari ini, mereka bagus dan layak masuk final. Kami tadi hanya menang pengalaman. Semoga mereka bisa terus belajar dan berkembang.
Adapun Fikri/Bagas mencapai perempat final Denmark Terbuka, lalu final Belgia International Challenge, tetapi tersingkir pada babak kedua Hylo Terbuka. Pramudya/Yeremia juara di Belgia dan mencapai semifinal di Jerman, setelah tersingkir pada babak kedua di Denmark.
Herry mengatakan, selain berlatih, hal terpenting untuk meningkatkan level semua faktor yang dibutuhkan bersaing di level elite adalah tampil dalam banyak turnamen agar mereka terbiasa berhadapan dengan pemain top dunia.
Selain dua ganda putra, Indonesia meloloskan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada final ganda campuran. Namun, Praveen/Melati harus kembali menyerah pada unggulan teratas asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, 20-22, 14-21.
Pada pertemuan dalam rentang 2018-2020, Praveen/Melati unggul 4-2. Tetapi, setelah itu, mereka kalah dalam empat pertemuan tahun ini. Tiga kekalahan sebelumnya yaitu di final Thailand Terbuka, penyisihan grup Final BWF 2020, dan semifinal Denmark Terbuka, selalu berlangsung dalam tiga gim.
Final antara dua wakil senegara juga terjadi pada ganda putri. Gelar juara didapat Chisato Hoshi/Aoi Matsuda setelah mengalahkan Rin Iwanaga/Kie Nakanishi 22-20, 21-18. Adapun nomor tunggal putri dijuarai pemain Thaiand, Busanan Ongbamrungphan. Busanan mengungguli tunggal putri Singapura, Yeo Jia Min, 21-10, 21-14.