NSH Mountain Gold Timika Datangkan Mantan Pelatih Timnas Inggris Raya
Jelang IBL 2022, klub asal Papua, NSH Mountain Gold Timika, mendatangkan mantan pelatih timnas Inggris Raya, Anthony Garbelotto. Kehadiran pelatih itu diharap bisa mendongkrak prestasi klub, terutama lolos ke ”playoff”.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jelang Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2022, klub asal Papua, NSH Mountain Gold Timika, membuat gebrakan dengan mendatangkan mantan pelatih timnas basket Inggris Raya, Anthony Garbelotto. Kehadiran pelatih berusia 52 tahun kelahiran London, Inggris, ini diharapkan bisa mendongkrak prestasi klub, terutama mengejar target lolos ke babak playoff.
”Garbelotto adalah pelatih berpengalaman yang pernah menangani di sejumlah klub di Eropa dan Asia, serta menjadi pelatih timnas Inggris Raya dan Vietnam. Kami harap pengalamannya itu bisa membantu Mountain Gold meningkatkan prestasi di musim kedua kami mengikuti IBL, yakni dari tidak lolos playoff di 2021 (peringkat kelima Divisi Putih atau peringkat ke-10 dari total 12 klub) menjadi lolos playoff musim ini (diikuti 16 klub),” ujar Manajer Mountain Gold Yusuf Arlan Ruslim saat ditemui seusai latihan tim di GOR Sunter, Jakarta Utara, Rabu (10/11/2021).
Arlan mengatakan, salah satu keunggulan Garbelotto ialah dia sudah sangat mengenal atmosfer kompetisi bola basket Asia Tenggara ataupun Indonesia. Pelatih kelahiran 2 Januari 1969 itu empat tahun berada di Vietnam, yakni menangani klub Saigon Heat sekaligus timnas Vietnam selama 2014-2017.
Bersama Saigon Heat, Garbelotto merasakan persaingan di Liga Basket ASEAN (ABL) dan sempat berhadapan dengan klub asal Indonesia di musim 2014. Dengan timnas Vietnam, dia merasakan persaingan di SEA Games Singapura 2015. ”Kami rasa dengan pengalaman di Vietnam itu, sedikit banyak dia telah memahami karakter permainan pebasket asal Asia Tenggara, terutama Indonesia. Itu diharapkan membuatnya bisa cepat beradaptasi dengan kompetisi di Indonesia,” katanya.
Pertimbangan lainnya, Arlan menyampaikan, Garbelotto memiliki pengalaman segudang menangani tim muda di awal-awal kariernya. Itu sangat cocok dengan Mountain Gold yang banyak dihuni pemain muda. ”Kami harapkan dia bisa mengoptimalkan bakat-bakat muda yang ada di tim ini,” tuturnya.
Kami memiliki banyak pemain muda potensial. Tapi, bakat saja tidak cukup tanpa pemahaman permainan yang baik. Semoga pelatih baru kami ini bisa membantu meningkatkan pemahaman bermain tim sehingga lebih solid.
Small forward Mountain Gold, Hengki O Infandi, menuturkan, dengan persiapan lebih matang, terutama menghadirkan pelatih asing, dia cukup percaya diri timnya bisa berbicara lebih banyak di IBL 2022. ”Kami memiliki banyak pemain muda potensial. Tapi, bakat saja tidak cukup tanpa pemahaman permainan yang baik. Semoga pelatih baru kami ini bisa membantu meningkatkan pemahaman bermain tim sehingga lebih solid,” ujar pemain kelahiran Biak, 2 Agustus 1994, ini.
Garbelotto mengutarakan, semula dia berencana pulang kampung tetapi Arlan menghubungi dan menjelaskan program klub yang memiliki banyak pemain muda. ”Tim ingin berkembang bersama pemain muda dan saya rasa itu sangat cocok dengan apa yang saya lakukan selama ini,” ungkapnya.
Bagi Garbelotto, tidak sulit untuk memahami kultur basket ataupun masyarakat di Indonesia karena dia pernah bertanding melawan tim asal Indonesia dan beberapa kali mengunjungi Indonesia. Jadi, dirinya yakin bisa cepat beradaptasi dengan kompetisi di Indonesia.
Mengenai target, tambah Garbelotto, dia dan manajemen akan berusaha menyusun program yang matang. Kalau semuanya berjalan baik, setidaknya klub mencapai babak playoff. Peluang cukup terbuka karena pasti ada suasana berbeda di tubuh setiap klub selama pandemi Covid-19.
”Anda tahu Covid-19 menempatkan klub-klub dalam atmosfer yang berbeda. Jadi, musim ini bakal menjadi musim yang sangat menarik,” ujarnya.
Pengalaman 27 tahun
Adapun Garbelotto memulai karier kepelatihannya sejak 1994. Di awal kariernya, dia lebih banyak menangani klub-klub yunior di Inggris dan memenangi hampir semua kompetisi kelompok usia 15 tahun hingga 23 tahun.
Puncaknya, Garbelotto mendapatkan kesempatan menjadi asisten pelatih timnas Inggris Raya dari 2006 sampai Olimpiade London 2012. Waktu itu, timnas Inggris Raya berada di urutan kesembilan dari 12 peserta. Setelah itu, dia mulai menjajaki melatih ke luar negeri, seperti pelatih kepala di MLP Academics Heidelberg, Jerman, 2012-2014 dan di Vietnam pada 2014-2017.
Garbelotto sempat kembali ke kampung halamannya untuk menjadi pelatih kepala timnas Inggris Raya untuk menjalani kualifikasi Piala Dunia Basket FIBA 2019 pada 2017-2018. Akan tetapi, ketika itu, timnas Inggris Raya hanya menempati urutan keempat Grup H Zona Eropa sehingga gagal lolos ke Piala Dunia 2019.
Setelah itu, Garbelotto coba lagi peruntungan ke Asia. Kali ini dia berkesempatan melatih Ibaraki Robots yang berkompetisi di B2 atau Divisi Kedua Liga Basket Jepang 2019-2020. Ia bisa mengantarkan Ibaraki Robots berada di urutan ketiga Distrik Timur B2, tetapi belum berhasil lolos ke B1 atau Divisi Utama Liga Basket Jepang.
Secara keseluruhan, Garbelotto pernah menangani delapan klub profesional dari empat negara di tiga wilayah kontinental. Dalam 15 tahun karier profesionalnya, dia sukses merebut lima gelar juara. Dia pun turut berkontribusi mengembangkan beberapa pemain yang menjadi bintang di negaranya masing-masing, seperti mantan pebasket Liga Basket Amerika Serikat (NBA) asal Sudan, Luol Deng; mantan pebasket NBA asal Inggris, Joel Freeland; dan mantan pebasket NBA asal Jerman, Paul Zipser.