Pembongkaran Logistik Balap Motor Mencoreng Nama Baik Indonesia di Mata Dunia
Semua pihak diminta menjaga nama baik Indonesia menjelang ajang World Superbike di Sirkuit Mandalika. Apalagi tidak mudah mendapatkan kepercayaan untuk menyelenggarakan balap motor internasional itu.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kejadian pembongkaran logistik milik tim Ducati untuk ajang World Superbike di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, sangat disesalkan. Apalagi terjadi kurang dari dua minggu menjelang balapan. Menyikapi hal itu, semua pihak diminta bekerja sama untuk menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.
Ricky Baheramsjah, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku promotor lokal dan operator Sirkuit Mandalika, dalam siaran resminya, Kamis (11/11/2021), mengatakan, sudah lebih dari dua dekade, Indonesia tidak menjadi tuan rumah ajang balap motor berkelas internasional.
”Terpilihnya Pertamina Mandalika International Street Circuit sebagai tuan rumah WSBK 2021 dan MotoGP 2022 merupakan bentuk kepercayaan masyarakat balap motor internasional, khususnya Dorna Sport, atas kemampuan kita dalam menggelar event berskala besar,” kata Ricky.
Menurut Ricky, tidak mudah untuk mendapat kepercayaan tersebut. ”Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak agar bersama-sama menjaga nama baik Indonesia dan menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepada kita dengan saling menjaga dan mendukung kelancaran ajang ini,” katanya.
Ricky mengatakan, sejak Senin (8/11/2021) malam, kargo logistik tim WSBK sudah mulai datang ke Mandalika melalui Bandara Internasional Lombok. Setelah itu dibawa ke padok atau pit building. Kedatangan kargo tersebut ditangani oleh Bea Cukai, Freight Forwarder, dan didampingi Dorna Sport dan MGPA.
”Pemeriksaan isi kargo logistik dilakukan sesuai aturan. Juga telah mendapat izin dan didampingi pihak Dorna selama proses berlangsung. Keterlibatan Freight Forwarder mendapat izin dari Dorna Sport dan Bea Cukai untuk membuka peti dan memeriksa karena perlu mengambil nomor sasis,” kata Ricky.
Sebagai tindak lanjut, kami memastikan adanya pembatasan jumlah orang yang diizinkan masuk dan keluar pitlane selama proses pemeriksaan. (Ricky Baheramsjah)
Direktur Strategis dan Komunikasi MGPA Happy Harinto menambahkan, pemeriksaan barang yang masuk ke Indonesia untuk memastikan barang tersebut sesuai dengan master list. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar pemeriksaan atas barang-barang yang akan dibawa keluar Indonesia saat ajang selesai, apakah sesuai dengan jumlah dan jenisnya saat masuk.
Oleh karena itu, Ricky menyayangkan kejadian yang sepanjang Kamis ini menjadi soroton, yakni adanya pihak yang tidak bertanggung jawab telah mendekati motor, mengambil video tanpa izin, dan memublikasikan video tersebut sehingga menimbulkan keresahan dan kesalahpahaman di antara pelaku industri balap motor.
”Kami meminta maaf kepada pencinta balap motor Tanah Air dan internasional atas insiden yang terjadi,” kata Ricky.
Menurut Ricky, ia pribadi telah mendiskusikan ini dengan Dorna Sport dan meminta maaf dua hari lalu. ”Mereka dapat mengerti. Saya juga menawarkan untuk berbicara dengan Ducati untuk menjelaskan apa yang terjadi. Sebagai tindak lanjut, kami memastikan adanya pembatasan jumlah orang yang diizinkan masuk dan keluar pitlane selama proses pemeriksaan,” kata Ricky.
Direktur Eksekutif Dorna WorldSBK Gregorio Lavilla, menurut Happy, memahami apa yang terjadi di lapangan. Ia juga mengerti sepenuhnya jika hal itu terjadi akibat antusiasme yang tinggi menyambut WSBK di Mandalika. Bagi WorldSBK dan tim Ducati, yang paling penting saat ini ajang WSBK bisa berlangsung dengan sukses di Indonesia.
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan MGPA berkomitmen menyambut penyelenggaraan WSBK pada 19-21 November mendatang secara profesional dan sesuai aturan yang ditetapkan Dorna Sport dan Federasi Balap Motor Internasional (FIM).
”Ini ajang yang sangat penting. Membawa nama negara ke dunia. Oleh karena itu, kami berusaha tertib dalam melaksanakannya,” kata Happy.
Disesalkan
Seperti diberitakan, video berisi pembongkaran boks logistik tim Ducati untuk ajang World Superbike di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, beredar di dunia maya.
Video berdurasi sekitar 26 detik itu mulai beredar pada Rabu (10/11/2021) sekitar pukul 07.00. Dalam pantauan Kompas, tidak hanya pada aplikasi berbagi pesan seperti Whatsapp, video itu juga diunggah di sejumlah kanal Youtube.
Dalam video tersebut, seorang petugas terlihat membuka salah satu boks logistik tim Ducati. Boks itu berisi motor Ducati Panigale V4 R milik Michael Ruben Rinaldi, pebalap tim pabrikan Aruba.it Racing Ducati.
Tak berapa lama setelah video itu beredar, protes bermunculan. Di kanal-kanal Youtube yang mengunggah video itu, penonton meminta agar pengelola menghapusnya. Hal itu karena boks seharusnya dibuka oleh pihak berkepentingan seperti bea cukai atau tim.
Menyikapi hal itu, Direktur Eksekutif WorldSBK Gregorio Lavilla kepada Speedweek.com menyampaikan permintaan maaf. ”Kami sangat menyesal. Kejadian ini di luar kendali kami. Karyawan itu sudah dipecat,” katanya.
Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti juga bereaksi dengan kejadian tersebut. Dalam Speedweek.com, ia mengatakan tidak mengerti dan marah atas kejadian tersebut. Menurut dia, kejadian seperti itu hanya terjadi di negara-negara dunia ketiga dan sebagai kemunduran sekitar 40 tahun.
Pantauan Kompas, hingga Kamis sore, kejadian di Sirkuit Mandalika menjadi topik pembicaraan teratas di Twitter. Sejumlah tagar digunakan warganet untuk berkomentar, seperti #Mandalika, #Ducati, #Norak, hingga #Memalukan. Tagar #Mandalika digunakan lebih dari 15.000 kali, sementara Ducati hingga 11.000 kali.