Xavi Hernandez mengawali tugas sebagai pelatih baru Barcelona dengan kondisi tim yang tidak ideal. Namun, pelatih berjuluk ”Si Mesin” itu punya cara untuk mengembalikan performa Barca seperti di era kejayaannya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
BARCELONA, MINGGU — Kondisi Barcelona saat ini bagaikan kesatuan tanpa ”motor” yang mampu menggerakkan setiap bagiannya untuk mencapai tujuan. Kepastian Xavi Hernandez sebagai juru taktik klub memunculkan sebersit harapan. Pria berjuluk ”Si Mesin” itu diharapkan dapat menghidupkan kembali mesin Barca yang sekarang mati suri.
Selepas membela panji Barcelona pada 2015, Xavi barangkali pernah bermimpi untuk bisa mengarsiteki Barcelona pada suatu saat nanti. Angan tersebut terwujud enam tahun kemudian. Namun, ia mungkin tidak pernah membayangkan bakal membesut Barca dengan kondisi porak poranda.
Pemain berjuluk ”La Maquina” atau ”Si Mesin” karena pergerakannya yang tak kenal lelah dan ketepatan operan metronomiknya itu dihadapkan pada sejumlah tantangan di Barca. Barca saat Xavi tiba sebagai pelatih baru bukanlah seperti yang ia kenal dulu.
Barca yang sekarang berubah menjadi tim semenjana, yang terancam tanpa memenangi satu pun gelar musim ini. Barca kini tercecer di peringkat kesembilan Liga Spanyol. Mereka juga masih harus berjuang untuk lolos ke babak gugur Liga Champions Eropa.
”Blaugrana” juga masih berkubang dalam kesulitan finansial yang cukup serius. Mereka membukukan utang 1,35 miliar euro atau sekitar Rp 22,4 triliun. Kondisi keuangan seperti itu membuat Barca tidak mampu untuk mempertahankan para pemain kunci mereka musim ini. Terbaru, Barca tidak sanggup memperpanjang kontrak megabintang Lionel Messi.
Oleh karena itu, upaya untuk bangkit secara finansial juga akan sangat bergantung terhadap performa Barca di atas lapangan. Dengan tetap bersaing di kompetisi elite Eropa, Barca akan tetap mampu menarik para sponsor demi menjaga pemasukan klub.
Selain persoalan nonteknis, Xavi juga akan menghadapi tantangan berat untuk meningkatkan gaya permainan tim, yang menjadi kritik utama kepada Ronald Koeman. Barca di bawah asuhan Koeman bukan lagi tim yang mengedepankan penguasaan bola dari kaki ke kaki atau tiki taka.
Barca di era Koeman adalah Barca yang lain, satu tim yang kehilangan identitas dirinya dengan mengandalkan umpan-umpan silang untuk meneror gawang lawan.
Saya tahu bahwa saya tiba di saat yang sulit. Namun, saya menghadapi tantangan ini dengan antusiasme yang besar. Saya akan bekerja dan berjuang bersama Anda semua untuk mencapai tempat yang layak kita raih bersama.
”Saya tahu bahwa saya tiba di saat yang sulit. Namun, saya menghadapi tantangan ini dengan antusiasme yang besar. Saya akan bekerja dan berjuang bersama Anda semua untuk mencapai tempat yang layak kita raih bersama,” kata Xavi dikutip dari Marca, Minggu (7/11/2021).
Selama membela Barca sejak 1998 hingga 2015, Xavi telah mencatatkan 767 penampilan. Dalam kurun waktu tersebut, ia mempersembahkan kejayaan bagi Barca dengan delapan gelar Liga Spanyol dan empat Liga Champions Eropa. Tuah ini yang akan coba Xavi bangkitkan kembali sebagai pelatih.
Terbiasa dengan keterbatasan
Mengambil alih klub dalam situasi yang tidak bagus barangkali bukan hal yang mahasulit untuk Xavi. Dia sudah sangat terbiasa dengan keterbatasan. Saat lulus dari akademi sepak bola Barca, La Masia, Xavi bukanlah pemain yang memiliki postur tubuh dan kemampuan ideal. Ia tak memiliki fisik menjulang atau kecepatan yang mumpuni.
Pun demikian, dengan segala keterbatasannya, pemahamannya tentang ruang dan bentuk permainan di lapangan mampu menutupi kelemahannya tersebut.
Xavi, menurut rencana, diperkenalkan sebagai pelatih baru Barca pada Senin (8/11/2021) waktu Spanyol di Stadion Camp Nou. Agenda perkenalan itu akan menjadi momen pertama kembalinya ia ke ”rumah” setelah berpetualang selama enam tahun di Qatar. Langkah pertama yang akan dilakukan Xavi adalah berbicara dengan para pemain untuk melihat sendiri bagaimana kondisi mereka saat ini.
Dengan dukungan dari segenap elemen klub, tugas Xavi setidaknya akan sedikit lebih ringan. Presiden Barcelona Joan Laporta mengatakan akan merekrut tiga pemain baru di bursa transfer musim dingin pada Januari 2022. Selain itu, dukungan juga datang dari para pemain Barca.
”Kita lihat nanti. Semua orang senang dengan kedatangannya, dan kami akan bekerja keras,” kata gelandang Barcelona, Frenkie de Jong, mengomentari kedatangan Xavi sebagai pelatih baru Barca. (AFP)