Barcelona kehilangan identitasnya di bawah rezim Koeman. Kini, mereka punya kesempatan mengembalikan wajahnya bersama pelatih sementara, Sergi Barjuan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/JOSEP LAGO
Pelatih sementara Barcelona Sergi Barjuan menghadiri konferensi pers di Barcelona, Jumat (29/10/2021), menjelang laga Liga Spanyol antara Barcelona dan Deportivo Alaves. Barjuan ditunjuk sebagai pelatih sementara Barcelona setelah Ronald Koeman diberhentikan pada 27 Oktober 2021.
BARCELONA, JUMAT — Setelah drama pemecatan pelatih Ronald Koeman, Barcelona akan memulai era baru saat menjamu Deportivo Alaves di Camp Nou pada Minggu (31/10/2021) dini hari WIB. ”Blaugrana”, bersama pelatih sementara Sergi Barjuan, membawa asa kembalinya identitas permainan ”tiki-taka” yang sempat sirna pada rezim Koeman.
Sergio Busquets dan rekan-rekan akan berlari dari krisis di bawah genggaman Barjuan, pelatih Barcelona B. Presiden klub Joan Laporta menunjuknya sebagai nakhoda sementara tim utama sampai kedatangan mantan gelandang legendaris klub, Xavi Hernadez, yang masih dalam pembahasan kontrak.
”Kami akan fokus pada jarak pendek dan menengah. Harapannya Sergi bisa mengurus itu. Dia adalah salah satu bagian terbaik dalam sejarah klub. Kami menunjuknya sementara karena tidak ingin tergesa-gesa menentukan pelatih baru,” kata Laporta dalam konferensi pers pada Jumat, yang menyampaikan laga melawan Alaves akan sangat penting untuk kebangkitan moral tim.
Barjuan merupakan bek kiri ”Blaugrana” pada 1993-2002. Dia pernah dilatih oleh penemu awal ”tiki-taka”, Johan Cruyff. Di belakang layar, Barjuan juga pernah menjadi pelatih Barcelona U-18 pada 2009-2011 pada era kejayaan ”tiki-taka” di bawah pelatih Josep Guardiola.
AFP/JOSEP LAGO
Presiden Barcelona Joan Laporta (tengah) mendampingi Sergi Barjuan (kanan) yang ditunjuk sebagai pelatih sementara Barcelona menggantikan Roenald Koeman pada konferensi pers di Barcelona, Jumat (29/10/2021).
Tidak pelak, pelatih 49 tahun ini sudah sangat akrab dengan gaya bermain dominan menguasai bola dan kombinasi umpan-umpan pendek atau dikenal sebagai ”tiki-taka”. Kelebihan itu pula yang membuatnya dipercaya menukangi Barcelona B pada Juli 2021, untuk mengembalikan wajah tim lewat pembinaan pemain muda dari akademi La Masia.
Dalam konferensi pers pertamanya, Barjuan punya misi membumikan lagi ”tiki-taka”. Namun, tujuan utamanya adalah membuat Barca menang dulu setelah dua kali kalah beruntun di liga. ”Paling penting untuk mengembalikan wajah bahagia (para pemain). Jika bisa mengembalikan ide sepak bola kami, itu akan sangat membantu,” ucapnya seperti dikutip Marca.
Kedatangan Barjuan menjadi sedikit titik terang setelah era kegelapan Koeman. Adapun Koeman telah mengubah wajah Barca pada musim ini. Meskipun pernah didik Cryuff, saat bermain di Barca, Koeman justru lebih memilih cara praktis untuk menang, lewat umpan-umpan silang yang cenderung monoton, mengandalkan kelebihan fisik striker jangkung, Luuk de Jong.
Koeman mengungkapkan, ”tiki-taka” sudah tidak relevan dengan kondisi pemain tim saat ini. Barca tidak memiliki lagi pemain yang punya kecepatan dan kuat dalam duel satu lawan satu, seperti Lionel Messi. Hal itu disampaikannya ketika imbang lawan Granada, September lalu, saat Barca menghasilkan umpan silang terbanyak (54 kali) dalam lima tahun terakhir.
AFP/JOSEP LAGO
Pelatih sementara Barcelona Sergi Barjuan (jaket hitam, ketiga dari kiri) memimpin latihan Barcelona, Jumat (29/10/2021), menjelang laga Liga Spanyol antara Barcelona dan Deportivo Alaves.
Gaya ala Koeman terbukti tidak efektif untuk tim kebanggaan Catalunya tersebut. Hingga saat ini, Barca menjadi tim paling dominan dalam penguasaan bola (60,2 persen). Namun, mereka hanya menempati peringkat ke-7 dalam percobaan tembakan (12,1 kali) dan peringkat ke-8 dalam jumlah gol (15 gol). Hal itu memperlihatkan penguasaan yang diciptakan Busquets dan kawan-kawan tidak berbuah ancaman berarti.
Barjuan lebih unggul atas Koeman dalam hal kedekatan dengan para pemain. Bahkan, dua veteran tim Busquets dan Gerard Pique mendukung langsung penunjukannya. Sang pelatih interim juga punya hubungan baik dengan anak asuhnya di Barcelona B, gelandang berbakat Gavi (17), yang baru promosi ke tim utama pada musim ini.
Harapannya Sergi bisa mengurus itu. Dia adalah salah satu bagian terbaik dalam sejarah klub. Kami menunjuknya sementara karena tidak ingin tergesa-gesa menentukan pelatih baru.
Semua faktor itu akan dibuktikan Barjuan untuk menyelamatkan Barca dari krisis. ”Saya seorang pemenang dan saya suka pemain berkarakter pemenang. Kami semua harus membalikkan situasi ini. Saya akan lebih banyak melihat, tidak melakukan banyak intervensi dulu terhadap tim ini,” ucapnya.
AFP/JOSEP LAGO
Penyerang Barcelona, Memphis Depay, berlari di sebelah pelatih sementara Barcelona Sergi Barjuan (kiri) pada sesi latihan Barcelona, Jumat (29/10/2021), menjelang laga Liga Spanyol antara Barcelona dan Deportivo Alaves.
Menanti Xavi
Barjuan hanyalah sajian pembuka untuk menu utama tim, yaitu Xavi. Laporta menjelaskan, mantan playmaker Barca sudah sangat dekat untuk kembali. Hanya saja dia masih harus membereskan kontrak dengan tim saat ini, Al-Sadd. Xavi dipercaya menjadi sosok yang akan mengembalikan kejayaan Barca.
”Saya selalu mengatakan bahwa suatu hari dia akan melatih Barca. Saya juga mengatakan kepadanya. Dia pun menjadikan itu sebagai tujuannya. Saya mempercayai orang-orang di sekitar dan mengikuti evolusi mereka. Kita akan melihat bagaimana semuanya akan berubah (di Barca),” jelas Laporta.
Xavi telah membuktikan banyak hal bersama Al-Sadd. Dia menerapkan permainan menyerang dengan kombinasi umpan pendek selama di klub Liga Qatar tersebut. Dalam wawancara bersama The Coaches Voice belum lama ini, dia bahkan menjelaskan ”tiki-taka” masih relevan untuk membawa tim berjaya.
AFP/KARIM JAAFAR
Arsip foto tanggal 22 Oktober 2021 menampilkan Pelatih Al Sadd, Xavi Hernandez, memberikan instruksi kepada pemain dalam pertandingan final Piala Amir, antara Al Sadd dan Al Rayyan, di Stadion Al Thumama, Doha, Qatar. Xavi menjadi calon terkuat menggantikan Ronald Koeman sebagai Pelatih Barcelona.
”Memiliki bola adalah cara terbaik untuk bertahan. Semakin banyak kami memenangi bola, kami akan semakin dekat dengan kotak penalti lawan. Kami selalu ingin orang-orang terhibur melihat permainan kami. Gaya kami tidak terelakkan. Ini adalah cara kami untuk menyakiti lawan,” ucapnya.
Semasa bermain, Xavi selalu berperan sebagai dirigen yang memungkinkan terwujudnya ”tiki-taka”. Dia mampu menerjemahkan keinginan dari Guardiola. Adapun pada era Guardiola (2008-2012), Barca mengguncang dunia bersama identitas ”tiki-taka”.
”Xavi ke Barca? Saya tidak tahu itu akan terjadi atau tidak. Tetapi saya tidak meragukan sama sekali karena dia sudah siap. Dia mengetahui lingkungan (di Barca) dan mengenal permainan ini (sepak bola), juga punya gairah. Xavi punya pengalaman lebih banyak dibandingkan dengan saat saya awal melatih,” ucap Guardiola. (AP/REUTERS)