Pembukaan Peparnas Papua 2021 berlangsung meriah. Kemeriahan ini menjadi penanda rasa setara kaum disabilitas di Tanah Papua.
Oleh
Kelvin Hianusa/Suhartono/Ferganata Indra Riatmoko
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS – Pekan Paralimpiade Nasional Papua 2021 resmi dibuka oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Stadion Mandala, Kota Jayapura, pada Jumat (5/11/2021) malam WIT. Pembukaan pesta olahraga terbesar kaum disabilitas ini ditandai dengan kemeriahan pertunjukan cahaya dari 500 pesawat nirawak. Gemerlap dari langit Papua itu menyiratkan rasa setara.
Cahaya merah, putih, dan biru berpendar dari atas Stadion Mandala. Ratusan pesawat nirawak (drone) membentuk berbagai gambaran, mulai dari burung garuda, burung cendrawasih, bendera “Merah Putih”, pulau Papua, hingga tulisan Peparnas XVI. Atraksi selama hampir 10 menit ini menjadi sajian utama upacara pembukaan bertajuk “Cahaya dari Timur Papua”.
Pertunjukan ini menerangi langit Kota Jayapura, sebelum upacara ditutup dengan ledakan pesta kembang api. Meriahnya acara ini mengingatkan pada pesta penutupan Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 yang baru saja ditutup Ma’ruf sekitar tiga minggu lalu.
Kemeriahan pertunjukan cahaya di Stadion Mandala menggambarkan rasa setara dari langit Papua. Peparnas bukan hanya jadi ajang pelengkap PON. Pesta pembukaan Peparnas ini dibuat meriah dan istimewa. Bahkan, drone yang menjadi sajian utama didatangkan langsung dari Dubai, Uni Emirat Arab dan California, Amerika Serikat. Atraksi itu tidak ada saat PON.
“Peparnas adalah ajang yang sangat istimewa. Ajang untuk mendobrak batas diri dan keluar sebagai pemenang. Ajang ini adalah pembuktian adanya semangat kesetaraan dan persamaan bagi kita semua. Mari kita rayakan dengan semangat persaudaraan” ucap Ma’ruf yang menggantikan Presiden Joko Widodo untuk membuka Peparnas.
Pesta di dalam stadion juga berlangsung meriah. Sekitar 900 penari mempertunjukan tarian kolosal dari 5 wilayah adat. Selain itu, ada juga penampilan penyanyi asli Papua, Nowela dan Edo Kondologit, dan penyanyi dari kaum disabilitas, Putri Ariani. Meski kondisi cuaca sedikit gerimis, penonton tampak terhibur dengan rangkaian acara tersebut.
Peparnas adalah ajang yang sangat istimewa. Ajang untuk mendobrak batas diri dan keluar sebagai pemenang. Ajang ini adalah pembuktian adanya semangat kesetaraan dan persamaan bagi kita semua.
Ketua Komite Paralimpiade Indonesia (NPC) Senny Marbun mengapresiasi sambutan hangat warga Papua. “Menurut saya, ini sudah simbol kesetaraan dengan membuat Peparnas seperti layaknya PON. Semuanya sama, mulai dari pelayanan, tempat pertandingan, hingga bisa disambut langsung oleh Wapres dan Presiden,” ucapnya.
Sama seperti pesta pembukaan dan penutupan PON, acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Papua Lukas Enembe. Dia menegaskan, para atlet disabilitas akan diperlakukan setara di Tanah Papua. Mereka, menurut Lukas, adalah orang-orang tangguh yang bisa menaklukkan keterbatasan.
“Peparnas bukanlah event pelengkap. Peparnas adalah wadah yang sama dan sejajar. Kami sebagai tuan rumah mempersiapkan Peparnas ini dengan hati tulus dan semangat tinggi. Hendaklah kita semua dapat meredupkan stigma negatif dan menyalakan lilin kesetaraan menuju ruang-ruang pemberdayaan!” tegas Lukas.
Pebulu tangkis nasional kelas SU-5 (disabilitas tubuh bagian atas), Suryo Nugroho, merasakan kesetaraan yang didengungkan bukanlah jargon belaka. Dia melihat sendiri akses di wisma atlet Stadion Mandala sudah ramah disabilitas. “Sangat senang bisa berada di Papua untuk ajang Peparnas ketiga kalinya untuk saya,” ucap peraih perunggu Paralimpiade Tokyo 2020 itu.
Jokowi, yang membuka PON Papua, tidak dapat hadir karena sedang melakukan karantina mandiri sepulang dari kunjungan luar negeri. Namun, lewat tayangan virtual, Presiden berjanji akan menutup Peparnas pada 13 November mendatang.
Peparnas Papua akan berlangsung di dua klaster, yakni Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Sebanyak 1.985 atlet dari 33 provinsi akan bertarung dalam 12 cabang olahraga antara lain bulu tangkis, atletik, dan renang.