Dengan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020 tinggal 28 hari, keamanan sangat krusial. Segala daya upaya perlu dioptimalkan untuk memastikan keamanan PON.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
HUMAS POLDA PAPUA
Suasana rapat persiapan peresmian sembilan arena PON Papua 2020 di Jayapura, pertengahan Oktober 2020. Rapat dipimpin Kapolda Papua yang waktu itu dijabat Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw (kedua dari kanan).
Masalah keamanan Pekan Olahraga Nasional dan Pekan Paralimpik Nasional semakin memicu perhatian publik menyusul penyerbuan Pos Koramil Kisor di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Empat prajurit TNI Angkatan Darat gugur dalam penyerbuan pada Kamis (2/9/2021) pukul 04.00 WIT itu.
Pada insiden itu, sekitar 30 anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang Pos Koramil Kisor dengan menggunakan parang. Jenazah empat anggota TNI AD yang gugur, Jumat (3/9/2021), disemayamkan di Markas Korem 181/Praja Vira Tama, Kota Sorong. (Kompas, 3/9/2021)
Sesuai data Litbang Kompas, setidaknya tercatat 11 insiden gangguan keamanan selama Januari hingga awal September 2021.
Gangguan itu cukup beragam, mulai dari pembakaran fasilitas publik, seperti sekolah, sarana telekomunikasi, dan pesawat, hingga penembakan, baik terhadap warga, pekerja, maupun tentara dan polisi. Beberapa kali terjadi kontak senjata antara tim gabungan TNI-Polri dan KKB.
Kompas/AGUS SUSANTO
Lifter Sarah KBB (kelas 59 kilogram) menjalani pemusatan latihan daerah (pelatda) Jawa Barat untuk PON 2020 di Gedung Kesegaran Jasmani, Kota Bekasi, Jabar, Jumat (3/7/2020). Pelatda angkat besi Jabar diikuti 10 lifter dan akan diseleksi lagi menjadi delapan lifter. Kontingen angkat besi Jabar menargetkan lima medali emas pada PON Papua 2020.
Dalam situasi normal, gangguan keamanan perlu secepatnya diatasi dan diantisipasi agar tak terjadi lagi. Insiden itu makin mendesak ditangani karena Papua akan menjadi tuan rumah PON dan Peparnas.
Pekan Olahraga Nasional (PON) akan berlangsung pada 2-15 Oktober 2021, sedangkan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) pada 2-15 November 2021. Selain ihwal keamanan, harus dipastikan juga PON kali ini tidak menjadi kluster penularan Covid-19.
PON menjadi kejuaraan olahraga multicabang terbesar di Tanah Air. Berlangsung sejak 1948, dengan pergelaran pertama di Surakarta, Jawa Tengah, PON adalah panggung tertinggi atlet-atlet terbaik dari 34 kontingen provinsi se-Indonesia. Bahkan, atlet-atlet nasional yang kerap berprestasi di kancah internasional juga masih tampil di PON dan Peparnas.
KOMPAS/Adrian Fajriansyah
Pelari gawang DKI Jakarta, Ken Ayu Thaya, mengikuti latihan pelatnas di Stadion Madya Senayan, Jakarta, November 2019. Meski terlempar dari pelatnas, Ken Ayu tetap berlatih di pelatnas. Ia bertekad mengeluarkan kemampuan terbaik di PON Papua 2020 agar bisa dipanggil kembali ke pelatnas.
PON dengan tuan rumah ibu kota provinsi di luar Pulau Jawa juga makin istimewa karena dari 20 penyelenggaraan PON, baru enam yang digelar di luar Jawa.
Keenamnya ialah PON Sumut 1953, PON Sulsel 1957, PON Sumsel 2004, PON Kaltim 2008, PON Riau 2012, dan PON Papua 2020 yang digelar pada 2021 karena masalah pandemi Covid-19.
Jika 19 pergelaran PON sebelumnya lancar dari sisi keamanan, pemerintah pusat dan daerah serta unsur-unsur terkait harus memastikan PON Papua 2020 aman dan lancar pula.
PON Ke-20 Papua dengan empat kota menjadi arena, yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke, diharapkan juga bisa mengungkit kebanggaan warga Papua di pentas nasional, juga internasional, seperti obsesi Gubernur Papua Lukas Enembe, dalam pidato setelah Papua dipastikan menjadi tuan rumah PON, April 2017.
Jaminan keamanan akan memastikan PON berlangsung maksimal, termasuk menjamin penampilan terbaik dari 6.496 atlet dari 34 provinsi. Aksi terbaik para atlet itu memacu terciptanya pemecahan rekor nasional pada PON kali ini. Semesta Indonesia berkepentingan PON Papua 2020 sukses, baik dari sisi penyelenggaraan maupun prestasi.