Sebagian pemain yang lama absen dari kompetisi perlu waktu beradaptasi dengan suasana pertandingan di turnamen tenis ATP Masters 1000 Paris. Sebanyak 16 dari 26 laga babak pertama dan kedua diselesaikan dalam tiga set.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, SELASA — Menjalani laga pertama dalam turnamen adalah tantangan berat bagi setiap atlet. Adaptasi terhadap semua faktor di lapangan tak jarang membuat mereka harus melewatinya dalam laga panjang.
Dalam turnamen tenis ATP Masters 1000 Paris, sebanyak 16 dari 26 pertandingan babak pertama dan kedua, yang berlangsung 1-2 November, harus diselesaikan dalam tiga set. Banyak petenis harus tampil dua jam atau lebih meski pertandingan berlangsung dengan format best of three sets.
Di antara sembilan dari 15 pertandingan nomor tunggal yang berlangsung tiga set, sepanjang Selasa (2/10/2021) waktu setempat, terdapat laga Novak Djokovic melawan Marton Fucsovics pada babak kedua. Kemenangan, 6-2, 4-6, 6-3, harus didapat Djokovic, yang mendapat bye di babak pertama, setelah bertanding selama dua jam.
Laga tersebut menjadi bagian dari lima pertandingan di lapangan utama di AccorHotels Arena, Paris, yang berlangsung tiga set. Pertandingan panjang membuat laga terakhir di lapangan tersebut, antara Casper Ruud dan Alexander Bublik, baru dimulai menjelang pergantian hari di Paris, atau Rabu pagi waktu Indonesia. Hanya Ruud yang memenangi pertandingan dalam dua set, 6-4, 6-0.
Selain Djokovic, petenis lain yang harus menjalani laga tiga set dalam penampilan perdana di Paris Masters tahun ini, antara lain, Carlos Alcaraz, Grigor Dimitrov, Gael Monfils, dan Diego Schwartzman.
”Sangat menyenangkan bisa kembali ke lapangan setelah hampir dua bulan tak mengikuti kompetisi. Saya tak berharap apa-apa, tetapi saya tahu bahwa pertandingan pertama tak akan mudah dijalani,” ujar Djokovic.
Tunggal putra nomor satu dunia itu terakhir kali tampil dalam final Grand Slam Amerika Serikat Terbuka ketika dikalahkan Daniil Medvedev, 4-6, 4-6, 4-6. Setelah itu, Djokovic absen dalam ajang besar, yaitu Piala Laver dan Indian Wells Masters.
Tak mengikuti kompetisi selama 1,5 bulan, Djokovic pun harus beradaptasi kembali dengan atmosfer kompetisi. Ini menjadi tantangan semua atlet yang lama tak bertanding, termasuk para atlet elite dunia, karena suasana persaingan tak dirasakan dalam latihan.
”Ini terkait berapa lama waktu yang saya lewati dalam pertandingan. Semakin banyak pertandingan yang saya jalani, saya bisa semakin baik. Saya tahu itu akan terjadi karena pernah mengalaminya. Semoga pengalaman bisa membawa saya pada hasil yang baik,” ujar petenis Serbia tersebut.
Djokovic tengah berburu target mempertahankan posisi sebagai petenis nomor satu dunia hingga akhir tahun untuk ketujuh kalinya. Jika bisa melakukan hal itu, dia akan berada pada posisi teratas tunggal putra nomor satu dunia akhir tahun, mengungguli Pete Sampras yang sama-sama enam kali menyandang status itu.
Djokovic menetapkan target itu setelah gagal mewujudkan target lain, yaitu menjuarai semua Grand Slam dan mendapat medali emas Olimipiade Tokyo 2020 pada tahun ini. Dari empat turnamen, tiga Grand Slam yang dijuarainya adalah Australia Terbuka, Perancis Terbuka, dan Wimbledon.
Hampir tiga jam
Pada laga lain, Alcaraz dan Schwartzman harus melewati babak pertama selama hampir tiga jam. Alcaraz, petenis termuda di Paris Masters, bermain selama dua jam 53 menit untuk mengalahkan wakil tuan rumah, Pierre-Hugues Herbert, 6-7 (4/7), 7-6 (7/2), 7-5. Sementara itu, Schwartzman mengalahkan John Millman, 7-6 (7/2), 5-7, 6-2, dalam durasi 2 jam 58 menit.
Alcaraz, petenis Spanyol berusia 18 tahun, kehilangan set pertama meski unggul lebih dulu, 4-2. Setelah itu, dia berhasil mempertahankan momentum.
”Sangat tidak mudah menjalani babak pertama melawan petenis tuan rumah. Kami bermain dalam level yang sangat tinggi. Saya berusaha tetap fokus meski sulit untuk mengembalikan servis Herbert. Saya rasa, itu kunci permainan hari ini,” ujar petenis yang melaju hingga perempat final AS Terbuka itu.
Sangat menyenangkan bisa kembali ke lapangan setelah hampir dua bulan tak mengikuti kompetisi. Saya tak berharap apa-apa, tetapi saya tahu bahwa pertandingan pertama tak akan mudah dijalani.
Herbert pun sangat terkesan dengan pertandingannya melawan Alcaraz. ”Pertandingan indah, meski saya melakukan hal bodoh di akhir. Intensitas pertandingan tadi sangat tinggi, kami berjuang selama 2 jam 53 menit,” kata Herbert yang membuat double fault dan menjadi poin terakhir bagi Alcaraz.
Sehari sebelumnya, pertandingan panjang terjadi antara mantan petenis nomor satu dunia, Andy Murray, dan Dominik Koepfer. Bertanding selama 3 jam 1 menit dan tujuh kali menggagalkan match point lawan, Koepfer menang, 6-4, 5-7, 7-6 (11/9).
Dalam pertandingan tersebut, Koepfer berstatus sebagai lucky loser karena menggantikan Jenson Brooksby yang seharusnya melawan Murray pada babak pertama. Brooksby batal tampil karena cedera otot perut.
”Saat mendapat kabar akan melawan Murray, saya sebetulnya tidak siap karena tak pernah menduga tampil pada babak utama. Apalagi, saya mendapat kabar tersebut pada pukul 04.00. Maka, sangat luar biasa ketika saya akhirnya menang,” komentar Koepfer, yang gagal pada babak kualifikasi.
Pada babak kedua, Koepfer akan berhadapan dengan petenis muda Kanada Felix Auger-Aliassime yang juga menang tiga set, 4-6, 6-4, 6-1, atas Gianluca Mager. (REUTERS)