Turnamen tenis Indian Wells tahun ini menjadi ajang penuh kejutan. Empat semifinalis tunggal putra di Indian Wells tahun ini adalah petenis di luar peringkat 20 besar dunia.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
INDIAN WELLS, JUMAT —Turnamen ATP/WTA 1000 Indian Wells menjadi turnamen tenis besar pertama yang dibatalkan akibat pandemi Covid-19 pada 2020. Saat digelar kembali pada tahun ini, dengan jadwal yang dimundurkan tujuh bulan dari biasanya, Indian Wells menjadi ajang penuh kejutan.
Kejutan tersebut, bahkan, terjadi pada persaingan tunggal putra yang mulai melahirkan bintang baru di luar trio Novak Djokovic, Rafael Nadal, dan Roger Federer. Tunggal putra memiliki generasi baru yang telah menembus jajaran 10 besar dunia dan menjuarai turnamen ATP Masters 1000, seperti Daniil Medvedev, Stefanos Tsitsipas, dan Alexander Zverev. Namun, empat semifinalis di Indian Wells tahun ini adalah petenis di luar peringkat 20 besar dunia.
Cameron Norrie menjadi semifinalis dengan peringkat tertinggi, yaitu ke-26, diikuti Grigor Dimitrov (peringkat ke-28), yang akan menjadi lawannya. Pada semifinal lain, Nikoloz Bashilashvili (peringkat ke-36) akan bertemu Taylor Fritz (peringkat ke-39). Mereka mengungguli Medvedev, Tsitsipas, Zverev, dan pemilik posisi 10 besar dunia lainnya, yaitu Andrey Rublev, Matteo Berrettini, dan Casper Ruud.
Dua di antara mereka tersingkir pada perempat final yang berlangsung di Indian Wells Tennis Garden, California, Amerika Serikat, Jumat (14/10/2021) waktu setempat atau Sabtu dini hari waktu Indonesia. Basilashvili menyingkirkan petenis peringkat ketiga dunia yang menjadi unggulan kedua, Tsitsipas, 6-4, 2-6, 6-4.
Fritz, bahkan, menggagalkan lima match points saat berhadapan dengan Zverev untuk melangkah ke semifinal pertamanya dalam turnamen ATP Masters 1000. Petenis tuan rumah itu menang, 4-6, 6-3, 7-6 (3).
Biasanya, saya merasa gugup dalam situasi seperti set ketiga, termasuk saat tiebreak. Namun, saya merasa sangat percaya diri hingga bisa bermain agresif. Saya senang bisa tampil baik ketika berada dalam tekanan.
Fritz memperoleh kemenangan itu setelah tertinggal 2-5 pada set ketiga. ”Biasanya saya merasa gugup dalam situasi seperti set ketiga, termasuk saat tiebreak. Namun, saya merasa sangat percaya diri hingga bisa bermain agresif. Saya senang bisa tampil baik ketika berada dalam tekanan,” ujar Fritz yang mendapat dukungan hampir semua penonton di stadion.
Sebelum mengalahkan Zverev, Fritz menyingkirkan Berrettini dan Jannik Sinner dalam perjalanan menuju perempat final. Hasil terbaiknya sebelum tahun ini di Indian Wells adalah mencapai babak keempat pada 2018.
Sementara Zverev menilai, mentalnya tak cukup tangguh untuk menghadapi tekanan yang terjadi pada set ketiga. ”Saya bermain bagus sepanjang di sini. Ini sangat menyakitkan. Setelah Stefanos kalah, saya tahu bahwa saya menjadi favorit dalam turnamen ini, tetapi saya tidak bisa tampil seperti yang saya inginkan,” kata peraih medali emas tunggal putra Olimpiade Tokyo 2020 itu dalam laman resmi ATP.
Kemenangan penting
Basilashvili tak terlalu terkejut dengan kemenangannya atas Tsitsipas. Dia tampil percaya diri dan merasa nyaman bermain sejak menginjakkan kaki di lapangan.
”Fisik saya bagus, servis saya bagus, permainan dari baseline juga solid. Jika saya bisa melakukan servis sebaik pada pertandingan tadi, saya kira, saya bisa bermain dengan baik pada pertandingan berikutnya,” ujar petenis asal Georgia itu.
Ketika mengalahkan bintang peringkat lima besar dunia selalu menjadi prestasi yang dibanggakan petenis medioker, Basilashvili berpendapat yang sama. Dia, bahkan, menyetarakan kemenangan atas Tsitsipas seperti ketika dia mengalahkan Roger Federer di Doha, Qatar, Maret silam. Basilashvili mengalahkan Federer pada perempat final, 3-6, 6-1, 7-5.
”Menang atas Roger sangat berarti karena dia idola saya. Dia juga idola bagi semua orang. Jadi, kemenangan atas Roger adalah kemenangan terpenting dalam karier saya. Kemenangan atas Stefanos, hari ini, sama pentingnya seperti ketika saya mengalahkan Roger,” katanya.
Pada tungga putri, petenis di jajaran sepuluh besar dunia telah tersingkir sebelum perempat final. Perebutan gelar juara pada turnamen berlevel WTA 1000 ini pun akan mempertemukan petenis peringkat ke-32 dunia, Victoria Azarenka, dan Badosa (peringkat ke-27).
Dalam semifinal, Sabtu siang waktu Indonesia, Azarenka yang berperingkat teratas dunia pada 2012, mengalahkan Jelena Ostapenko, 3-6, 6-3, 7-5, dalam pertemuan di antara dua petenis dengan gelar Grand Slam. Azarenka adalah juara Australia Terbuka 2012 dan 2013, sementara Ostapenko menjuarai Perancis Terbuka 2017. Adapun Badosa menang atas Ons Jabeur, 6-3, 6-3. (REUTERS)