Cameron Norrie dan Paula Badosa mencapai prestasi tertinggi dalam karier setelah memenangi turnamen tenis WTA/ATP 1000 Indian Wells. Keduanya menjadi petenis putra Inggris dan putri Spanyol pertama juara Indian Wells.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·5 menit baca
INDIAN WELLS, MINGGU — Turnamen tenis ATP/WTA 1000 Indian Wells berakhir dengan hasil yang serba pertama bagi para juara tunggal putra dan putri. Sukses petenis putra Inggris, Cameron Norrie, dan petenis putri Spanyol, Paula Badosa, melengkapi rangkaian kejutan tumbangnya para petenis papan atas dunia pada turnamen yang disebut-sebut sebagai ”Grand Slam kelima” ini.
Turnamen yang berlangsung di Indian Wells Tennis Garden, kompleks tenis yang memiliki stadion tenis permanen terbesar kedua di dunia setelah Stadion Arthur Ashe di New York, berakhir pada Minggu (17/10/2021) atau Senin pagi WIB. Di final tunggal putri, Paula Badosa yang hanya menjadi unggulan ke-21 mengalahkan dua kali juara Indian Wells, mantan petenis nomor satu dunia asal Belarus, Victoria Azarenka, 7-6 (7/5), 2-6, 7-6 (7/2).
Badosa pun menjadi petenis putri Spanyol pertama yang menjadi juara di Indian Wells, turnamen yang dijuluki ”Permata di Tengah Padang Pasir” ini. Dia melampaui prestasi para pendahulunya yang lebih populer, seperti mantan petenis nomor dua dunia Conchita Martinez, yang dua kali lolos ke final pada 1992 dan 1996, tetapi masing-masing digagalkan oleh Monica Seles dan Steffie Graf. Mantan petenis nomor 1 dunia dan juara Grand Slam asal Spanyol, seperti Arantxa Sanchez Vicario dan Garbine Muguruza, bahkan belum pernah lolos ke final di Indian Wells.
Ini juga menjadi gelar pertama Badosa di turnamen WTA 1000, turnamen tertinggi dalam klasifikasi Asosiasi Tenis Putri (WTA). Sebelumnya, petenis berusia 23 tahun ini baru mengoleksi satu gelar juara di WTA 250 Beograd, Mei 2021.
Final yang berlangsung selama 3 jam 4 menit, laga final WTA terlama tahun ini, mengakhiri pekan terbaik dalam karier Badosa, yang mengalahkan empat petenis peringkat 20 dunia dalam perjalanannya ke tangga juara. Mereka adalah Cori Gauff (WTA-19) di babak kedua, Barbora Krejcikova (WTA-5) di babak ketiga, Angelique Kerber (WTA-15) di perempat final, dan Ons Jabeur (WTA-14) di semifinal.
”Hal pertama yang saya pelajari pekan ini adalah tidak ada yang tak mungkin. Jika Anda terus berjuang, akhirnya Anda bisa mencapai segala hal. Dan, untuk terus bermimpi. Meskipun melewati banyak tantangan, saya tak pernah berhenti bermimpi. Itu yang membuat saya terus bekerja keras dan yakin sampai saat terakhir,” ujar Badosa, seperti dikutip laman WTA.
Ketatnya persaingan kedua petenis di final terlihat dari kemampuan kedua petenis untuk mempertahankan servis masing-masing di bawah tekanan lawan. Badosa menyelamatkan 10 dari 17 kali peluang break point yang dimiliki Azarenka. Sebaliknya, Badosa juga hanya mampu lima kali mematahkan servis Azarenka dari 13 peluang break point yang dimilikinya.
Secara keseluruhan, Azarenka bahkan membuat lebih banyak winner dan lebih sedikit unforced errors ketimbang Badosa, terutama saat memenangi set kedua dengan cukup telak. Badosa hanya bisa mengungguli lawannya, juara Australia Terbuka 2012 dan 2013, lewat tie break di set pertama dan set ketiga. Yang membedakan kedua petenis adalah Badosa tampil cemerlang di saat yang menentukan, dengan membuat lima winners pada sembilan poin terakhir set ketiga.
”Ini pertandingan yang sulit dan dia (Azarenka) bermain sangat baik. Saya harus meningkatkan permainan di setiap set dan rasanya di set ketiga saya tampil amat baik. Itu satu-satunya pilihan jika ingin menang dan saya bangga dengan hasil ini,” ujar Badosa.
Kemenangan ini melonjakkan peringkat Badosa hingga lebih dari separuh. Saat turnamen dimulai, dia menempati peringkat ke-27, tetapi 1.000 poin yang didapatnya di Indian Wells membawanya ke peringkat ke-13 dunia pada daftar peringkat WTA yang diumumkan Senin (18/10/2021) ini.
Meskipun melewati banyak tantangan, saya tak pernah berhenti bermimpi. Itu yang membuat saya terus bekerja keras dan yakin sampai saat terakhir.
Hasil ini juga membawanya ke peringkat ke-8 menuju turnamen tutup tahun WTA Finals di Guadalajara, Meksiko. Dengan tersisa dua pekan menjelang turnamen yang hanya diikuti delapan petenis putri terbaik dalam satu musim WTA Tour ini, peluang Badosa untuk tampil di Guadalajara cukup besar.
Kegembiraan Norrie
Seperti Badosa, Norrie pun menjadi petenis Inggris Raya pertama yang menjuarai Indian Wells. Gelar ini juga menjadi sukses pertama di turnamen ATP 1000 bagi petenis kelahiran Johannesburg, Afrika Selatan, yang pernah membela Selandia Baru pada masa yunior (2010-2013) ini. Sebelumnya, prestasi terbaik Norrie adalah juara ATP 250 Los Cabos pada Juli 2021.
”Hasil ini berarti sangat banyak, gelar terbesar saya. Saya sangat gembira. Kalau sebelum turnamen ini ada yang bilang jika saya akan jadi juara, saya tak akan percaya,” ujar petenis berusia 26 tahun ini pada laman ATP.
Sukses petenis peringkat ke-26 dunia ini diperoleh dengan mengalahkan sesama petenis kejutan asal Georgia, Nikoloz Basilashvili, 3-6, 6-4, 6-1. Norrie menjadi petenis di luar 25 bear dunia pertama dalam 11 tahun terakhir yang menjadi juara di Indian Wells setelah Ivan Ljubicic pada 2010.
Laga final ini juga menjadi final ATP Masters 1000 kedua yang berlangsung antarpetenis di luar 25 besar dunia, setelah petenis Polandia, Hubert Hurkacz, mengalahkan petenis muda Italia, Jannik Sinner, di ATP Masters 1000 Miami, April 2021.
Dalam perjalanan ke final, Norrie menundukkan sejumlah petenis dengan peringkat lebih baik, seperti petenis Spanyol, Roberto Bautista Agut (ATP-19), di babak kedua dan jago tanah liat asal Argentina, Diego Schwartzman (ATP-15), di perempat final. Hasil ini pun menaikkan posisinya 11 peringkat ke urutan ATP-15 pada daftar peringkat ATP pekan ini dan membuatnya menjadi petenis nomor satu Inggris Raya, menggeser Daniel Evans.
”Saya sempat merasa kurang nyaman. Angin cukup kencang dan membuat banyak winner. Sulit untuk mendapat poin dari reli karena reli berlangsung sangat cepat. Tetapi, saya senang dengan cara saya mengatasinya. Saya semakin baik tahun ini, setelah kalah di banyak final, saya gembira bisa menang di final besar hari ini,” ujar Norrie, yang tahun ini kalah di empat final turnamen ATP selain Los Cabos.