Petenis Bulgaria, Grigor Dimitrov, mencapai semifinal pertama di arena ATP Masters 1000 sejak Paris Masters 2019. Sementara petenis Tunisia, Ons Jabeur, lolos ke semifinal turnamen WTA 1000 untuk pertama kalinya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
INDIAN WELLS, KAMIS — Dalam dua babak beruntun, Grigor Dimitrov meraih kemenangan setelah berada di ambang kekalahan pada turnamen tenis di Indian Wells, California, Amerika Serikat. Berkat penampilan tersebut, petenis Bulgaria itu mencapai semifinal pertama di arena ATP Masters 1000 sejak Paris Masters 2019.
Dimitrov mengalahkan finalis Wimbledon, Hubert Hurkacz, 3-6, 6-4, 7-6 (2), pada perempat final di Indian Wells Tennis Garden, Kamis (14/10/2021) siang waktu setempat atau Jumat dini hari waktu Indonesia. Sehari sebelumnya, mantan petenis peringkat ketiga dunia itu menyingkirkan juara Grand Slam Amerika Serikat yang juga menjadi unggulan teratas, Daniil Medvedev, 4-6, 6-4, 6-3, setelah tertinggal 1-4 pada set kedua.
Saya berusaha bertahan karena setelah kehilangan set pertama hari ini, tidak mudah untuk menemukan ritme permainan yang saya inginkan. Saya lelah setelah pertandingan kemarin dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk istirahat.
”Saya berusaha bertahan karena setelah kehilangan set pertama hari ini, tidak mudah untuk menemukan ritme permainan yang saya inginkan. Saya lelah setelah pertandingan kemarin dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk istirahat. Meski demikian, saya tahu bahwa saya masih memiliki tekad untuk menang dalam pertandingan ini,” tutur Dimitrov dalam laman resmi ATP.
Meski sulit, Dimitrov menaikkan ritmenya dengan bermain lebih agresif pada dua set berikutnya. Dia juga bisa membaca arah servis dari Hurkacz dengan lebih baik dan percaya diri bisa membuat perubahan dalam pertandingan tersebut.
Setelah kehilangan set pertama, Dimitrov menggagalkan dua break point lawan pada skor 3-3 (15-40) set kedua. Petenis peringkat ke-28 dunia itu, kemudian, unggul 5-2 pada set ketiga, sempat kehilangan fokus, lalu bertahan hingga akhirnya menang.
Dalam semifinal, Dimitrov akan berhadapan dengan Cameron Norrie yang tampil dominan ketika berhadapan dengan Diego Schwartzman. Petenis Inggris Raya itu menang, 6-0, 6-2, untuk mencapai semifinal pertamanya dalam turnamen ATP Masters, turnamen berlevel tertinggi dalam struktur kejuaraan ATP.
”Saya tidak terkejut harus berhadapan dengan Cameron di semifinal. Dia bermain sangat bagus dan menjadi lawan yang sangat membahayakan,” tutur Dimitrov.
Dalam semifinal itu, Dimitrov memiliki kesempatan membalas kekalahan dari Norrie yang dialami pada babak kedua Miami Masters, Maret. Saat itu, Dimitrov kalah 5-7, 5-7.
Dimitrov tiba di California dalam kondisi terbaik setelah mencapai semifinal turnamen di San Diego, awal Oktober. Awal tahun, dia melaju hingga perempat final Australia Terbuka, salah satunya dengan mengalahkan petenis peringkat ketiga dunia saat itu, Dominic Thiem.
Bagi Norrie, tiket semifinal ini juga menjaga peluangnya lolos ke turnamen Final ATP di Turin, Italia, 14-21 November. Turnamen akhir musim tersebut hanya diikuti delapan petenis berperingkat terbaik berdasarkan penampilan pada tahun ini. Saat ini, Norrie menempati peringkat ke-12 dan masih memiliki kesempatan menggeser petenis-petenis yang berada di atasnya.
”Semuanya berjalan baik untuk saya hari ini, sejak awal pertandingan. Saya sudah mengantisipasi pertandingan sulit seperti laga-laga sebelumnya yang selalu berlangsung ketat dan menguras fisik. Tetapi, kali ini berjalan lebih baik berkat banyak pukulan down the line,” tutur Norrie.
Petenis berusia 26 tahun itu, juga, senang dengan konsistensinya pada tahun ini. Dia memperbaiki beberapa hal fundamental, seperti servis dan pengembalian servis, bermain lebih agresif, dan tampil lebih tenang dalam momen kritis.
Sejarah Ons Jabeur
Di tunggal putri, Ons Jabeur menambah catatan sejarah dalam kariernya dengan lolos ke semifinal turnamen WTA 1000 untuk pertama kalinya. Petenis Tunisia itu mencapainya setelah mengalahkan Anett Kontaveit, 7-5, 6-3.
Ini juga membuatnya mencatatkan sejarah lain, yaitu menempati peringkat 10 besar dunia untuk pertama kalinya, naik dari posisi ke-14 pada saat ini. Prestasi tersebut tak hanya menjadi sejarah bagi Jabeur, tetapi juga petenis Arab.
”Rasanya luar biasa. Kami bekerja keras bertahun-tahun. Saat akhir tahun lalu saya berkata ingin mencapai posisi 10 besar dunia, banyak orang meragukan tim saya. Tetapi, kami akhirnya bisa membuktikan bahwa mereka salah,” kata Jabeur.
Menjadi petenis peringkat 10 besar dunia sangat bermakna bagi Jabeur, tetapi dia meyakinkan diri tak akan berhenti di sana. ”Kami akan berjalan lebih jauh lagi,” katanya.
Sebelumnya, Jabeur menjadi petenis Arab pertama yang lolos ke perempat final Grand Slam yang dicapainya di Australia Terbuka 2020, lalu Wimbledon 2021. (REUTERS)