Berbagai kebutuhan dan fasilitas sirkuit jalan raya pertama di dunia, yakni Sirkuit Mandalika NTB, terus dilengkapi sehingga diyakini akan lolos proses homologasi atau pengesahan dari Federasi Balap Motor Internasional.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC bersama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) terus melengkapi kebutuhan sirkuit jalan raya pertama di dunia itu. Dengan kualitas sirkuit dan fasilitasnya, Sirkuit Mandalika diyakini akan lolos proses homologasi atau pengesahan.
Managing Director Mandalika Bram Subiandoro dalam siaran resminya, Kamis (28/10/2021), mengatakan, di tengah pandemi dan semakin dekatnya penyelenggaraan World Superbike, pihaknya berupaya sangat keras melaksanakan pekerjaan di lapangan.
”Hal itu agar kelengkapan sirkuit dapat selesai tepat waktu. Dukungan dan sinergi yang kuat dari semua pihak membuat kami optimistis dapat mengejar tenggat penyelesaian kelengkapan sirkuit ini,” ujarnya.
Sirkuit Mandalika berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, sekitar 18 kilometer Selatan Bandara Internasional Lombok. Sirkuit ini akan menjadi lokasi final World Superbike seri 2021 yang berlangsung 19-21 November 2021.
Menurut Bram, saat ini kelengkapan yang tengah disiapkan antara lain pengecatan kerb pada trak utama sirkuit. Juga pekerjaan konstruksi pit building, penyelesaian akhir race control dan observation deck, pemasangan tribune penonton, serta pengisian fasilitas medis di medical center.
Pengecatan kerb yang berfungsi sebagai marka, kata Bram, menggunakan alat dan cat khusus dari Jerman. Pengecatan dilakukan oleh perusahaan spesialis Race Track, yaitu Roadgrip asal Inggris, bersama anak perusahaannya, Roadgrip Motosport Indonesia (RMI).
”Pengecetan dilaksanakan tenaga spesialis yang telah mengerjakan sirkuit-sirkuit dunia, antara lain Austin di Texas, Zaandvort di Belanda, dan Yas Marina di Abudhabi,” kata Bram.
Dukungan dan sinergi yang kuat dari semua pihak membuat kami optimistis dapat mengejar tenggat penyelesaian kelengkapan sirkuit ini.
Adapun untuk pit building, saat ini dibangun dengan kapasitas 50 garasi. Panjangnya mencapai 350 meter. Pit building akan digunakan untuk para tim dan pembalap. ”Pit building dibangun dengan sistem modular. Terdiri dari atas lantai,” kata Bram.
Lantai dasar pit building merupakan lokasi bagi pembalap dan krunya. Sementara lantai dua untuk tribune penonton VVIP dan media center. Pada area ini, penonton bisa melihat langsung balapan dengan jelas karena berhadapan langsung dengan garis start dan finis.
Adapun lantai tiga digunakan untuk fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Menurut Bram, konstruksi pit building dengan sistem modular telah dihitung oleh teknisi sehingga aman dan memenuhi syarat untuk digunakan saat balapan.
Bram menambahkan, race control yang menjadi lokasi supervisi jalannya balapan saat ini dalam tahap penyelesaian fasad atau sisi luar bangunan serta instalasi sistem elektronik balapan. Observation deck di area sirkuit juga dalam tahap penyelesaian toilet dan area pengantaran.
Optimistis
Pembangunan tribune penonton, kata Bram, juga terus dikebut. Saat ini sedang berlangsung pemasangan grand stand (panggung) yang tersebar di sejumlah titik. Titik-titik tersebut berdekatan dengan tikungan 15, 16, 17, 1, dan garis finish. Seluruhnya ditargetkan selesai pengerjaannya sebelum balapan berlangsung.
Fasilitas kesehatan juga dipersiapkan. Hal itu dengan dibangunnya medical center pada sirkuit, termasuk helipad di sisi utara. Fasilitas ini mendapat dukungan langsung dari Rumah Sakit Provinsi NTB dan Kementerian Kesehatan RI.
Selain bangunan, tim medis juga telah mengikuti pelatihan selama enam hari. Pelatihan meliputi evakuasi menggunakan helikopter, mobil intervensi, ambulans, dan penanganan kecelakaan pada pembalap.
Melihat kelengkapan fasilitas dan kualitas sirkuit, Direktur Utama MGPA Ricky Baheramsjah mengatakan optimistis dapat lolos proses homologasi dari Federasi Balap Motor Internasional (FIM).
Homologasi adalah pengesahan dari FIM. Proses homoligasi yang meliputi pengecekan standar lintasan balap dan komponen-komponen penunjang lainnya itu ditargetkan selesai pada pertengahan tahun ini.
Sirkuit Mandalika diproyeksikan meraih sertifikasi grade A dari FIM. Grade A dari FIM adalah syarat untuk menggelar balap motor berkelas dunia, seperti Superbike dan MotoGP. Adapun jika ingin menggelar balap mobil terkemuka, seperti Formula 1, pengelola sirkuit wajib mengantongi lisensi A dari Federasi Balap Mobil Internasional (FIA).
Proses homologasi sendiri telah dimulai sejak Agustus 2021 dan masih berjalan. Menurut Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer, pada 12 Agustus juga telah dilakukan virtual assessment yang merupakan rangkaian dari kegiatan homologasi (sertifikasi dalam dunia balap). Kegiatan itu diikuti oleh perwakilan dari Dorna Sport, Ikatan Motor Indonesia (IMI), dan MGPA.
Menurut Abdulbar, pernilaian secara virtual itu merupakan yang pertama di dunia. Pihak Dorna Sport selaku penyelenggara MotoGP mengapresiasi pembangunan Sirkuit Mandalika (Kompas, 15/8/2021).
”Dengan semua fasilitas pendukung yang tengah kami persiapkan, WSBK Indonesia 2021 pada November mendatang siap digelar. Sekali lagi, kami mengajak masyarakat untuk menyaksikan secara langsung dan menjadi bagian dari sejarah besar balap motor Tanah Air,” kata Ricky.