Kelelahan karena mengikuti dua turnamen berintensitas tinggi membuat para pemain Indonesia tidak tampil maksimal dan, bahkan, mengundurkan diri dari Denmark Terbuka.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
ODENSE, SABTU — Atlet bulu tangkis mulai terdampak dengan jadwal padat turnamen yang berintensitas tinggi. Kelelahan dan cedera membuat mereka tak bisa tampil maksimal, bahkan mengundurkan diri dari turnamen.
Dua tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, batal bermain dalam turnamen Perancis Terbuka BWF World Tour Super 750 di Paris, 26-31 Oktober. Mereka mengalami cedera pinggang yang membuat keduanya mengundurkan diri saat bertanding di Denmark Terbuka, pekan ini.
Jonatan mundur saat berhadapan dengan pemain nomor satu dunia, Kento Momota (Jepang), pada perempat final. Tunggal putra peringkat ketujuh dunia itu tak melanjutkan pertandingan saat tertinggal 13-21, 0-15. Sementara Anthony mundur sejak babak pertama ketika berhadapan dengan pemain Perancis, Thomas Rouxel.
Seperti dikatakan pelatih tunggal putra Irwansyah, melalui Ketua Bidang Humas dan Media PP PBSI Broto Happy, Sabtu (23/10/2021), sakit pada pinggang Anthony terasa saat melawan Viktor Axelsen, ketika Indonesia berhadapan dengan Denmark pada semifinal Piala Thomas. Adapun Jonatan cedera ketika Indonesia melawan China pada final. Dia bertanding pada partai ketiga melawan Li Shi Feng dan menentukan kemenangan Indonesia, 3-0.
”Mereka memaksakan diri tampil di final. Motivasinya sangat besar untuk mengalahkan rasa sakit,” kata Irwansyah.
Meski tak semua pemain mengalami cedera, kelelahan dialami mereka yang tampil lebih dulu dalam Piala Sudirman di Finlandia (26 September-3 Oktober) dan Piala Thomas-Uber 2020 di Denmark (9-17 Oktober). Menjadi ajang beregu yang paling bergengsi dan digelar dua tahun sekali, intensitas persaingan dalam dua kejuaraan tersebut begitu tinggi. Fisik dan mental pun terkuras.
Mereka memaksakan diri tampil di final. Motivasinya sangat besar untuk mengalahkan rasa sakit.
Setelah itu, mereka dihadapkan pada Denmark Terbuka, pekan ini, lalu Perancis Terbuka di Paris. Sebagian pemain, seperti skuad ganda putra, Gregoria Mariska Tunjung, dan Siti Fadia Silva Ramadhanti, akan melanjutkan perjalanan pada turnamen kelima beruntun, yaitu Hylo Terbuka di Jerman, 2-7 November.
”Semua pemain yang ikut Piala Thomas tenaganya berkurang dan fokus menurun. Mereka pun tidak bermain maksimal di Denmark Terbuka,” ujar pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi yang kehilangan enam ganda putra sebelum Denmark Terbuka memasuki semifinal, Sabtu. Mereka adalah gabungan pemain yang tampil dalam Piala Sudirman, Piala Thomas, serta pasangan-pasangan muda yang menyusul dari Jakarta.
Hasil terbaik tim ganda putra Indonesia pada Denmark Terbuka adalah perempat final yang didapat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan pasangan muda Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Fajar/Rian menjadi salah satu andalan dalam Piala Thomas.
”Jadwal yang padat ini memang menjadi masalah bagi semua pemain. Jadi, kami harus pintar-pintar menjaga kondisi badan,” kata Fajar setelah tersingkir pada perempat final, Jumat.
Meski demikian, skuad ganda putra akan tetap melanjutkan perjalanan ke Perancis dan Hylo Terbuka. ”Salah satu alasannya, turnamen yang akan diikuti termasuk turnamen wajib diikuti pemain top dunia. Namun, keputusannya saya serahkan kepada setiap pemain karena mereka yang tahu kondisi masing-masing. Kalau bermain, harus menjaga diri agar jangan sampai cedera,” kata Herry.
Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu, juga, akhirnya tak kuasa menahan lelah. Mereka tersingkir pada perempat final setelah dikalahkan Huang Dongping/Zheng Yu, 21-14, 10-21, 13-21.
”Saatnya kami beristirahat. Kami selalu ingin memberi yang terbaik di lapangan, apa pun kondisi dan situasi yang dihadapi. Namun, kami juga manusia, tadi kehilangan fokus sehingga strategi yang ingin dijalankan pada gim kedua dan ketiga tidak berjalan. Kami kelelahan,” tutur Greysia.
Itu menjadi kekalahan pertama Greysia/Apriyani dari 14 pertandingan sejak mendapat medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Agustus. Tak tampil di Perancis Terbuka, ganda peringkat keenam dunia itu akan mengalihkan fokus pada tiga turnamen di Bali yang akan berlangsung 16 November-5 Desember. Turnamen itu adalah Indonesia Masters, Indonesia Terbuka, dan final BWF.
Menjelang akhir tahun, pebulu tangkis dihadapkan pada ajang besar, yaitu Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember.
Praveen/Melati kalah
Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti gagal mengulang prestasi ketika menjuarai Denmark Terbuka 2019. Pasangan peringkat keempat dunia itu kalah dari Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), 16-21, 21-17, 20-22.
Seperti dalam lima dari delapan pertemuan sebelumnya, yang menghasilkan statistik pertemuan 4-4, laga kali ini berjalan ketat hingga tiga gim. Kekalahan pada gim penentuan terjadi karena dua kesalahan beruntun saat momen servis pada skor 20-20, yaitu kesalahan pada servis Praveen dan kesalahan pengamatan Melati saat akan menerima servis lawan. Melati membiarkan kok dari servis lawan dibiarkan, padahal jatuh di area permainan yang tepat.
”Kalahnya memang kurang hoki. Secara umum, Praveen/Melati selalu terbawa pola main lawan dengan pukulan-pukulan panjang. Seharusnya, mereka lebih berani bermain dengan pukulan-pukulan kecil di depan net karena Melati lebih unggul di depan net daripada Sapsiree,” komentar pelatih ganda campuran Nova Widhianto.
Wakil Indonesia lainnya, Tommy Sugiarto, bertanding melawan Momota pada Minggu dini hari waktu Indonesia. Tommy dan Praveen/Melati menjadi wakil Indonesia tersisa di Denmark Terbuka.