Tiga turnamen beruntu di Eropa dihadapi Jonatan dengan menjaga motivasi tetap menyala. Rasa percaya dirinya meningkat setelah tampil baik pada Piala Thomas, sepekan sebelumnya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
ODENSE, KAMIS – Pada pekan ketiga turnamen bulu tangkis yang dijalaninya di Eropa, tunggal putra Indonesia Jonatan Christie berusaha menjaga motivasi. Penampilan pada kejuaraan beregu Piala Thomas menambah suntikan semangat yang dibutuhkannya menjalani persaingan panjang, termasuk saat berhadapan dengan Kento Momota.
Pertemuan melawan tunggal putra nomor satu dunia asal Jepang itu terjadi pada perempat final turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka di Odense, Denmark, Jumat (22/10/2021). Jonatan lolos ke perempat final setelah mengalahkan pemain Jepang lainnya, Kanta Tsuneyama, 21-11, 21-9, pada babak kedua, Kamis. Sementara itu, Momota menang atas Kidambi Srikanth, 23-21, 21-9.
Jonatan butuh menjaga motivasi dan kondisinya agar bisa tampil prima melawan Momota yang empat kali mengalahkannya dari lima pertemuan. Satu-satunya kemenangan pemain Indonesia peringkat ketujuh dunia itu didapat dalam babak kedua Malaysia Terbuka 2019.
Salah satu momen yang dijadikan Jonatan memelihara motivasinya adalah penampilan dalam Piala Thomas yang menghasilkan gelar juara bagi Indonesia. Dalam perjalanan menuju juara, Indonesia mengalahkan Denmark, 3-1, pada semifinal dan China, 3-0, dalam laga puncak. Saat melawan China, Jonatan tampil pada partai ketiga setelah kemenangan Anthony Sinisuka Ginting dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
“Pengaruh Piala Thomas lumayan terasa buat saya, bukan karena juara, tetapi karena saya bisa bermain cukup baik. Itu menambah kepercayaan diri dalam pertandingan di sini,” ujar Jonatan.
Pemain berusia 24 tahun itu memulai tur di Eropa dengan buruk. Dia kalah dalam satu-satunya penampilan di kejuaraan beregu campuran, Piala Sudirman. Di Piala Thomas, setelah menang atas pemain Aljazair, dia kalah dari pemain muda Thailand, Kunlavut Vitidsarn, 10-21, 14-21.
Setelah itu, penampilannya membaik. Dimulai dari kemenangan atas Wang Tzu Wei (Taiwan), Jonatan bisa mengatasi laga tiga gim di perempat final hingga final Piala Thomas.
Memasuki Denmark Terbuka, Jonatan berupaya menjaga kondisi fisiknya untuk selalu prima. “Saya melakukannya dengan menjaga makanan, tidak boleh makan sembarangan dan minum vitamin. Tidur juga harus cukup. Sejauh ini, kondisi saya cukup baik,” kata Jonatan.
“Menjaga fokus juga sangat penting. Itu harus dijaga sebaik mungkin. Saya juga berusaha untuk selalu membakar motivasi sendiri,” ujarnya.
Jonatan menjadi andalan tunggal putra Indonesia di Denmark Terbuka setelah dua rekannya, Anthony Sinisuka Ginting dan Shesar Hiren Rushtavito, tersingkir pada babak pertama. Shesar kalah dari Lee Cheuk Yiu, 20-22, 15-21. Adapun Anthony mengundurkan diri saat tertinggal 1-4 dari Thomas Rouxel karena mengalami cedera pinggang. Pelatih fisik pelatnas bulu tangkis Indonesia Iwan Hermawan mengatakan, Anthony merasa sakit di pinggang saat ada gerakan rotasi.
Pengaruh Piala Thomas lumayan terasa buat saya, bukan karena juara, tetapi karena saya bisa bermain cukup baik. Itu menambah kepercayaan diri dalam pertandingan di sini.
“Sebenarnya sudah terasa agak sakit waktu final Piala Thomas. Jeda dua hari sebelum Denmark Terbuka saya gunakan untuk istirahat, tetapi rupanya tidak cukup untuk memulihkan diri. Jadi, saya memutuskan mundur,” tutur Anthony.
Adapun Rouxel yang lolos ke babak kedua memaksa pemain senior Indonesia Tommy Sugiarto untuk bermain tiga gim sebelum menyerah 18-21, 21-16, 19-21.
Ganda putra muda
Dari sektor ganda putra, Indonesia kehilangan dua pasangan senior yang selama ini selalu menjadi andalan dalam setiap turnamen, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Tanpa mereka, nomor ini mengandalkan salah satu pasangan penerus, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.
Fikri/Bagas mengalahkan senior mereka, Kevin/Marcus, pada babak kedua, 17-21, 21-17, 23-21. Adapun Hendra/Ahsan disingkirkan pasangan Jerman Mark Lamsfuss/Marvin Seidel pada babak pertama.
“Bisa mengalahkan Kevin/Marcus rasanya senang dan tidak terduga. Dalam latihan pun, kami belum pernah menang,” ujar Bagas.
Adapun Fikri mengatakan, kunci kemenangan mereka adalah bermain tanpa beban, percaya diri, dan berusaha tidak banyak melakukan kesalahan. Itu pula yang harus mereka lakukan saat berhadapan dengan wakil tuan rumah, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, pada perempat final.
Kekalahan pada babak kedua, juga, dialami wakil Indonesia lainnya, yaitu Gregoria Mariska Tunjung, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah.