Para pemain ganda putra bertumbangan sebelum memasuki semifinal Denmark Terbuka. Kemampuan beradaptasi dengan kok yang melaju cepat menjadi penentu.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
ODENSE, JUMAT — Kejutan demi kejutan terjadi pada persaingan ganda putra turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka BWF World Tour Super 1000. Memasuki semifinal, hanya tersisa satu pasangan unggulan yang masih memiliki peluang juara.
Kejutan memang terjadi sejak babak pertama pada turnamen yang digelar di Odense, Denmark, 19-24 Oktober, ini. Dimulai dengan kekalahan unggulan kedua dari Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, pada babak pembuka, empat unggulan lain tersingkir pada babak kedua.
Salah satu di antara mereka yang terhenti pada babak kedua adalah unggulan teratas, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, yang kalah dari rekan latihan mereka di pelatnas, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.
Fikri/Bagas akhirnya kalah dari unggulan kedelapan, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), 21-19, 11-21, 17-21, Jumat (22/10/2021). Pasangan tuan rumah itu menjadi satu-satunya unggulan ganda putra yang tersisa dalam semifinal pada Sabtu (23/10/2021).
Ikut tersingkir pula pada babak kedua adalah unggulan ketiga yang juga peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan), Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia/5), dan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India/7). Sementara unggulan keenam, Choi Solgyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan), mengundurkan diri sebelum turnamen dimulai.
Rangkaian kekalahan itu menyisakan dua unggulan pada perempat final yang berlangsung Jumat (22/10/2021), yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan wakil tuan rumah, Astrup/Rasmussen. Jumlah itu kembali berkurang dengan tersingkirnya Fajar/Rian karena kalah dua gim langsung dari Goh Sze Fei/Nur Izzuddin (Malaysia), 18-21, 17-21.
Pada pertandingan yang hanya berlangsung 34 menit itu, Fajar/Rian sering kali kesulitan dalam mengatasi pukulan-pukulan awal, mulai dari servis hingga pukulan ketiga. Fajar beberapa kali gagal menyeberangkan kok dari servis, sementara servis Rian membuat lawan bisa mengembalikannya melalui pukulan serangan dengan mudah.
Saat jeda pada angka 11 di setiap gim dan pergantian sisi lapangan antara gim pertama dan kedua, Pelatih Malaysia Flandy Limpele berulang kali mengingatkan agar Goh/Izuddin bisa menyerang sejak awal perebutan setiap poin. Taktik ini membuat Fajar/Rian kesulitan dalam mengembangkan permainan.
”Pukulan pembukaan Fajar/Rian kurang bagus. Selain itu, kok dari servis Goh sering kali meluncur tipis di atas net. Ini membuat Fajar/Rian sulit untuk menekan lawan. Mereka pun banyak membuang poin dari kondisi itu,” ujar Aryono Miranat, pelatih ganda yang mendampingi Fajar/Rian di sisi lapangan.
Faktor lain yang membedakan antara satu pasangan dan pasangan lain adalah adaptasi dengan kok yang memiliki laju cukup tinggi di Denmark Terbuka.
Saya masih kesulitan menyesuaikan diri dengan kok yang dipakai di sini sehingga kami sulit untuk fokus di lapangan.
Karakter tersebut merupakan kebalikan dari kok yang digunakan pada kejuaraan Piala Thomas di Aarhus, Denmark, pekan lalu. Ada pasangan yang bisa beradaptasi dengan cepat dengan perubahan tersebut, ada pula yang kesulitan menyesuaikan diri.
”Saya masih kesulitan menyesuaikan diri dengan kok yang dipakai di sini sehingga kami sulit untuk fokus di lapangan,” ujar Wang, setelah dikalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi pada babak kedua, Kamis.
Berbeda dengan ganda putra, semifinal ganda campuran akan menjadi persaingan empat unggulan teratas yang merupakan pasangan-pasangan peringkat lima besar dunia. Semifinal paruh atas undian mempertemukan peraih emas Tokyo 2020, Wang Yilyu/Huang Dongping (China/unggulan 1) dengan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang/4). Adapun pada paruh bawah, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand/2) akan menantang wakil Indonesia yang menjadi unggulan ketiga, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Ganda Indonesia yang menjuarai Denmark Terbuka 2019 itu mengalahkan pasangan China, Feng Yan Zhe/Du Yue, 21-16, 18-21, 21-17. Laga melawan Puavaranukroh/Taerattanachai akan menjadi persaingan ketat, seperti yang terjadi dalam delapan pertemuan sebelumnya yang menghasilkan statistik pertemuan 4-4. Setelah menang dalam final All England 2020, Praveen/Melati kalah dalam dua pertemuan terakhir pada turnamen di ”gelembung” Thailand, Januari.
Wakil Indonesia lainnya yang tampil pada perempat final adalah Jonatan Christie, Tommy Sugiarto, dan ganda putri peraih emas Tokyo 2020, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.