Jakarta berpeluang menyapu bersih medali emas di nomor bulutangkis beregu. Regu putra akan menghadapi Jawa Barat, lalu tim putri akan berduel dengan Jawa Timur pada laga final, Sabtu (9/10/2021) ini.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS – DKI Jakarta mengejar kesempurnaan di babak final bulutangkis beregu pada Pekan Olahraga Nasional Papua 2021, Sabtu (9/10/2021) pukul 09.00 WIT, di Gedung Olahraga Waringin, Abepura, Kota Jayapura. Untuk pertama kali sejak PON Sumatera Selatan 2004, regu putra dan putri Jakarta sama-sama menembus partai perebutan medali emas.
Pada nomor beregu putra, Jakarta belum kehilangan angka dari tiga pertandingan yang telah dijalani. Melawan Jatim di babak semifinal, Jumat (8/10/2021), Christian Adinata dan kawan-kawan tanpa kesulitan meraih tiket ke final berkat kemenangan, 3-0.
Christian menjadi penyumbang poin pertama bagi tim Ibu Kota setelah mengalahkan tunggal Jatim, Gatjra Piliang Fiqilillahi, 21-15, 21-12. Hingga babak semifinal, pebulutangkis berusia 20 tahun itu belum sekalipun kehilangan gim.
Kemudian, ganda Jakarta, Amri Syahnawi/Yeremia Erich Rambitan menjalani pertarungan sengit dengan Calvin Christanto/M Reza Pahlevi Isfahani. Amri/Yeremia memenangkan gim pertama, 21-17, tetapi mereka tumbang di gim kedua, 19-21. Pada gim penentuan, keduanya mampu menjaga penampilan terbaik dengan mengandalkan permainan agresif di depan net untuk mengemas keunggulan, 21-14.
Tiket Jakarta ke final ditentukan oleh kemenangan tunggal kedua, Karono, yang mengalahkan Nur Yahya Ady Velani, 21-14, 21-8. Kemenangan mudah Karono itu “dibantu” pula oleh kondisi cedera yang dialami Yahya sejak berhadapan dengan tunggal Banten, M Farhan Ananto, Kamis (7/10/2021) kemarin. Masalah cedera di betis sempat dirasakan Yahya di gim kedua, sehingga ia sempat mendapat perawatan medis di masa interval gim.
Pada laga final, Jakarta akan menghadapi juara bertahan, Jabar. Unggulan pertama beregu putra itu perlu memainkan laga kelima untuk mengalahkan Jawa Tengah demi memastikan langkah ke partai puncak. Jabar unggul, 3-2, berkat kemenangan ganda kedua, Andika Ramadiansyah/M Fachrikar Mansur, 21-11, 23-21, atas Alberto Alvin Yulianto/Bagas Kristianto Nugroho.
Kami akan berjuang keras untuk merebut emas di nomor beregu. (Yeremia Erich Rambitan)
“Kami akan berjuang keras untuk merebut emas di nomor beregu. Kekuatan Jabar dengan kami seimbang, sehingga kami harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dan memulihkan diri dengan cepat agar bisa meraih kemenangan di partai final,” ujar Yeremia seusai laga.
Amri menambahkan, timnya tidak akan gentar meskipun Jabar menjadi unggulan pertama di beregu putra. Apalagi, lanjutnya, mereka juga sudah tidak asing untuk menghadapi ganda utama Jabar, Pramudya Kusumawardana/M Shohibul Fikri, yang terbiasa berlatih bersama di pemusatan latihan nasional (pelatnas).
Adapun Jakarta terakhir kali meraih medali emas beregu putra pada pergelaran PON Palembang 2004. Ketika itu, Jakarta diperkuat oleh Simon Santoso, Rony Agustinus, Markis Kido, dan Hendra Setiawan.
Ambisi besar juga dimiliki oleh tim Jabar. Tunggal pertama Jabar, Alvi Wijaya Chairullah, berambisi membantu Jabar mempertahankan medali emas beregu putra yang diraih pada PON Jabar 2016.
Susah payah
Sementara itu, regu putri Jakarta dengan susah payah berhasil mengatasi perlawanan sengit tim tuan rumah, Papua, 2-1, di babak semifinal. Tunggal pertama Jakarta, Ruselli Hartawan, merebut poin pertama untuk tim Ibu Kota setelah mengalahkan tunggal utama Papua, Asty Dwi Widyaningrum, 25-23, 21-18.
Namun, keunggulan itu sempat disamakan oleh tunggal kedua Papua, Gabriela Meilani Moningka, yang mengalahkan duta Jakarta, Aurum Oktavia Winata, 21-14, 21-18. Kemenangan Gabriela disambut gemuruh oleh pendukung Papua yang hadir langsung di GOR Waringin.
Namun, Ruselli sekali lagi membalas kepercayaan besar Jakarta kepada dirinya. Ia memastikan kemenangan Jakarta ketika bermain di pertandingan ketiga pada nomor ganda. Ia berpasangan dengan Nahla Aufa Dhia Ulhaq untuk menumbangkan ganda Papua, Brigita Marcelia Rumambi/Gabriela Meilani Moningka, dalam dua gim yang berdurasi selama 47 menit dengan kedudukan, 21-16, 23-21.
Berkat kemenangan itu, Jakarta memastikan satu tempat di babak final beregu putri. Di laga perebutan medali emas, Jakarta telah ditunggu Jawa Timur yang hanya membutuhkan waktu 79 menit untuk mengemas kemenangan, 2-0, atas Bali.
Asisten Pelatih Jakarta, Adriyanti Firdasari, mengatakan, harapan utamanya untuk meraih emas berada di dua pemain tunggal, yaitu Ruselli dan Aurum. Sebenarnya, Jakarta masih memiliki pemain tunggal, Stephanie Widjaja. Hanya saja, kata Firdasari, Stephanie masih belum pulih dari cedera yang diderita di pertandingan pertama melawan Bengkulu.
Menurut Firdasari, kekuatan seluruh tim di PON 2021 berimbang. Hal itu, lanjutnya, terbukti dari kemampuan Bali dan Papua menembus babak semifinal.
“Pemenang di setiap pertandingan adalah pemain yang lebih siap secara mental. Oleh karena itu, saya berharap dua tunggal kami, Ruselli dan Aurum, bisa tampil lepas agar bisa bermain dengan kemampuan terbaiknya,” ucap Firdasari yang mempersembahkan dua medali emas beregu putri bagi Jakarta di PON 2004 dan 2008.
Harapan Firdasari itu cukup berasalan. Sebab, Jakarta baru satu kali meraih kemenangan di nomor ganda pada babak semifinal kontra Papua. Pada dua pertandingan sebelumnya melawan Bengkulu dan Banten, Jakarta selalu kehilangan angka di partai ganda.
Hal itu tidak lepas dari keterbatasan pemain ganda. Jakarta hanya memiliki Nahla sebagai pemain yang berspesialisasi di nomor ganda. Pada pertandingan melawan Bengkulu, Firdasari menurunkan Aurum untuk mendampingi Nahla. Lalu, dalam pertandingan menghadapi Banten dan Papua, giliran Ruselli yang tampil bersama Nahla.
“Kami masih bongkar pasang di nomor ganda. Setelah pertandingan melawan Banten, kami melihat Ruselli yang bisa tampil lebih baik dan strategi itu kemungkinan akan dipakai juga di pertandingan final,” kata Firdasari. (SAN)