Juventus merasakan kemenangan pertama di Liga Italia setelah paceklik tiga poin selama empat laga. Kemenangan ini memberikan angin segar untuk “Si Nyonya Besar”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LA SPEZIA, KAMIS — Juventus akhirnya mencicipi kemenangan perdana pada pekan kelima Liga Italia. Oase dari rentetan hasil buruk itu diraih berkat kemenangan dramatis atas Spezia dengan skor 3-2, pada Kamis (23/9/2021) WIB. Meskipun masih terlihat rapuh, ”Si Nyonya Besar” bisa sedikit tersenyum karena hasil tersebut akan mengembalikan kepercayaan diri mereka.
Juve juga untuk pertama kalinya meraih kemenangan di liga sejak ditinggal Cristiano Ronaldo. Penyerang Federico Chiesa dan bek Matthijs de Ligt menjadi pahlawan Juve lewat sepasang gol pada setengah jam terakhir laga. Tim tamu pun membalikkan kedudukan setelah tertinggal 1-2 di Stadion Alberto Picco.
”Ini adalah laga yang sulit. Kami bermain cukup baik di paruh pertama, tetapi mereka menciptakan gol penyeimbang yang indah. Lalu, mereka mencetak gol lagi di awal babak kedua. Namun, kami mampu memperlihatkan karakter untuk kemenangan yang penting ini,” kata De Ligt yang kembali ke skuad inti setelah dicadangkan pada dua laga terakhir.
Skuad asuhan pelatih Massimiliano Allegri pun berhasil keluar sementara dari zona degradasi. Mereka sementara naik menuju peringkat ke-12 dengan total 5 poin. Adapun empat laga sebelumnya berakhir dengan masing-masing dua kali imbang dan kalah.
Si Nyonya Besar, lewat formasi 4-4-2, mengepung pertahanan Spezia sejak awal laga. Mereka menggempur lawan lewat total 25 kali tendangan dan 60 persen penguasaan bola. Penempatan Chiesa sebagai penyerang sayap memberikan dimensi baru untuk mendukung duo striker Paulo Dybala dan Moise Kean.
Namun, serangan bertubi-tubi Juve cenderung monoton. Mereka kesulitan menemukan celah Spezia yang tampil bertahan total. Justru tim tamu yang lebih berbahaya lewat serangan balik cepat. Dua penyerang Spezia, Janis Antiste (tengah) dan Emmanuel Gyasi (sayap kiri), sukses memanfaatkan celah tersebut untuk mencetak masing-masing satu gol.
Beruntung, ”dewi fortuna” berada di pihak Chiesa dan rekan-rekan. Selain gol pembuka dari tendangan jarak jauh Kean, Juve seakan mendapat gol yang jatuh dari langit. Dua gol penyeimbang sama-sama berawal dari kemelut di depan gawang, bukan dari skema permainan apik.
Gol Chiesa berawal dari kesalahan bek Spezia saat menyapu bola. Bola itu tepat jatuh di kaki Chiesa yang tinggal menceploskan bola. Sementara itu, gol penentu De Ligt berasal dari bola mati. Bek asal Belanda itu refleks menendang bola liar di dalam kotak penalti yang datang ke arahnya.
Raihan tiga poin, kata De Ligt, adalah yang terpenting untuk timnya saat ini. Mereka membutuhkan hasil positif ini agar bisa mengembalikan kepercayaan diri yang sempat tenggelam. Permainan tim akan membaik sendirinya seiring kembalinya mentalitas pemenang mereka.
”Di Juventus, kami wajib memenangi seluruh pertandingan. Mulai sekarang, kami harus memulai jalan baru menuju juara lewat tiga poin ini. Laga demi laga, dan kita lihat bagaimana jadinya nanti,” ujar De Ligt yang berduet dengan Leonardo Bonucci di lini belakang.
Di Juventus, kami wajib memenangi seluruh pertandingan. Mulai sekarang, kami harus memulai jalan baru menuju juara lewat tiga poin ini. (Matthijs de Ligt)
Di sisi lain, Allegri mulai bisa tersenyum lagi melihat performa bagus Chiesa. Bintang muda Italia tersebut bangkit setelah sempat tampil kurang meyakinkan karena baru pulih cedera dari jeda internasional. Dia mengambil tanggung jawab besar yang dibebankan sang pelatih, sepeninggal Ronaldo.
Chiesa tampil spartan di dua sisi lapangan. Selain menyumbang gol dari empat kali percobaan tembakan, dia juga menciptakan delapan peluang untuk rekan-rekannya. Penampilan gigih khas Chiesa diperlihatkan lewat 11 kali memenangi duel dengan pemain tuan rumah.
”Saya tidak menunggu jawaban darinya (di lapangan) atau dari siapa pun. Dia telah kembali penuh dari cedera. Namun, tadi dia meminta diganti karena (otot) fleksornya kencang lagi. Malam ini, semuanya mengambil alih permainan dengan cukup baik,” ucap Allergi yang selalu percaya Chiesa akan kembali ke performa terbaiknya.
Walaupun Juve menang, Allergi sama sekali belum puas. Dia melihat masih ada permasalahan besar dalam skuadnya. Salah satunya adalah efisiensi di sepertiga akhir lapangan lawan. Hal itu yang menghambat mereka untuk mencetak gol lebih banyak.
”Banyak hal yang harus dikembangkan. Terutama dalam hal mengambil keputusan saat umpan final, juga kapan harus menembak. Beberapa pemain yang punya kualitas bagus juga harus berkembang, (Weston) McKennie contohnya. Dia seharusnya bisa mencetak empat gol dan membuat perbedaan,” kata pelatih yang kembali lagi ke Juve setelah berpisah selama dua musim tersebut.
Allegri juga menilai anak asuhnya masih harus berjuang lebih keras lagi, khususnya saat bertahan. De Ligt dan kawan-kawan terlalu mudah ditembus lawan dalam laga itu. ”Kami harus keluar dari zona nyaman, sepak bola adalah tentang penderitaan dan rasa lelah,” ujarnya.
Pelatih Spezia Thiago Motta puas dengan perlawanan timnya meskipun kalah. Menurut sang mantan gelandang bertahan top Inter Milan itu, anak asuhnya hanya kurang beruntung.
”Kami nyaris unggul 3-1. Yang kurang hanya gol dalam posisi unggul tersebut. Jika saja kami menyelesaikan peluang itu dan membuat skor 3-1, hasilnya akan berubah total. Kami sudah tampil hebat melawan Juve yang sangat membutuhkan poin,” ucap Motta kepada DAZN. (AP/REUTERS)