Ditahan AC Milan, Juventus Belum Keluar dari Krisis
Juventus dan AC Milan bermain seri 1-1 di Liga Italia. Hasil ini membuat Juventus belum bisa keluar dari krisis dan tertahan di dasar klasemen. Ini pertama kali dalam 60 tahun mereka tidak menang di empat laga awal liga.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
TURIN, MINGGU — Raksasa sepak bola Italia, Juventus, belum bisa keluar dari krisis. Dalam laga pekan keempat Serie A Liga Italia di Stadion Allianz, Turin, Italia, Senin (20/9/2021), ”Si Nyonya Besar” harus puas bermain imbang 1-1 dengan tim tamu, AC Milan. Hasil ini membuat mereka masih tertahan di papan bawah klasemen sementara.
”Meskipun babak pertama memuaskan saat kami menciptakan banyak peluang dan membiarkan Milan hanya memiliki satu peluang, kami melepas kemenangan itu di babak kedua. Kami bahkan mempertaruhkan kekalahan di akhir laga. Jelas, kami perlu membuat lebih banyak perbaikan,” ujar Pelatih Juventus Massimiliano Allegri kepada DAZN seperti dilansir Football-Italia.
Juventus bermain cukup baik di babak pertama. Mereka menguasai permainan dan membuat tiga peluang emas, dua dari striker Alvaro Morata dan satu dari rekannya di lini depan, Paulo Dybala. Salah satu peluang Morata berbuah gol di menit ke-4.
Gol itu berawal dari serangan balik yang dimotori Dybala sebelum bola dibawa Morata hampir setengah lapangan hingga kotak penalti Milan, dan diakhiri tembakan pelan yang sedikit di atas jangkauan penjaga gawang lawan. Sementara AC Milan hampir tidak membuat satu pun peluang emas.
Memasuki babak kedua, Juventus tampak tidak berpuas diri dengan keunggulan satu gol. Mereka tetap bermain menyerang.
Hal itu terlihat dari strategi pergantian pemain yang fokus menyegarkan lini serang, yakni striker Moise Kean masuk menggantikan Morata di menit ke-66, penyerang sayap Federico Chiesa menggantikan gelandang sayap Juan Cuadrado di menit ke-72, dan gelandang serang Dejan Kulusevski menggantikan Dybala di menit ke-79.
Strategi itu menjadi pisau bermata dua. Awalnya, serangan mereka menjadi tetap stabil dengan sedikitnya dua peluang emas dari bek kanan Danilo dan pemain pengganti, Kean. Namun, memasuki pertengahan babak kedua, Milan bisa menguasai permainan memanfaatkan kelelahan fisik lini belakang tuan rumah.
Terbukti, Setan Merah dari Milan bisa menyamakan kedudukan melalui gol tandukan striker Ante Rebic di menit ke-76, memanfaatkan umpan sepak pojok dari gelandang muda Sandro Tonali. Tak lama, Rebic kembali mendapatkan peluang emas, tetapi bola masih sedikit melebar ke kiri gawang Juventus.
Meskipun babak pertama memuaskan saat kami menciptakan banyak peluang dan membiarkan Milan hanya memiliki satu peluang, kami melepas kemenangan itu di babak kedua. Kami bahkan mempertaruhkan kekalahan di akhir laga.
Tiga menit sebelum waktu normal babak kedua berakhir, bek kanan Pierre Kalulu yang masuk menggantikan Simon Kjaer yang cedera sejak menit ke-36 justru hampir membuat timnya unggul. Namun, sepakan dari dalam kotak penalti oleh pemain berusia 21 tahun itu masih bisa ditepis kiper Juventus Wojciech Szczesny.
Hasil itu membuat Juventus tertahan di peringkat ke-18 dengan dua poin dari empat laga. Untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, mereka gagal menang pada empat laga pertama Serie A. Sebelum imbang dengan AC Milan, mereka kalah 1-2 dari Napoli, kalah 0-1 dari Empoli, dan imbang 2-2 dengan Udinese.
Mengakui kesalahan
Allegri mengakui, hasil seri itu menjadi tanggung jawab dirinya sepenuhnya. Dia membuat keputusan keliru ketika tetap bermain terbuka di babak kedua, antara lain memanfaatkan pergantian pemain untuk menyegarkan lini depan, bukannya memperkuat lini belakang.
”Saya mengakui bahwa saya membuat kesalahan pada pergantian pemain. Saya seharusnya menempatkan lebih banyak pemain bertahan untuk menjaga keunggulan 1-0. Namun, saya tidak melakukannya. Saya bertanggung jawab untuk ini,” katanya.
Terlepas dari itu, Allegri menyoroti pula kinerja pemainnya yang kurang bertekad untuk meraih kemenangan. Pemainnya juga cenderung cepat berpuas diri dengan keunggulan 1-0 sehingga kehilangan konsentrasi dan determinasi.
”Apa yang perlu kami pelajari dengan cepat, yakni ada permainan saat Anda harus tangguh dan Anda harus bertekad. Ini adalah bagian dari proses pertumbuhan umum untuk beberapa pemain,” ujar pelatih berusia 54 tahun itu.
Sependapat dengan pelatihnya, Danilo menilai Juventus memiliki masalah pada mentalitas. ”Dalam pandangan saya, ini lebih merupakan masalah mentalitas. Pada suatu momen, kami tidak dapat menekan atau bergerak secara bertahan sebagai satu kesatuan. Kami tidak menggerakkan bola dengan cukup cepat. Itu sesuatu yang perlu kami tingkatkan,” tutur pemain asal Brasil tersebut.
Padahal, Juventus punya peluang besar untuk merebut tiga poin atas AC Milan, yang datang tanpa enam pemain yang dilanda cedera. Termasuk bek Davide Calabria, striker Oliver Giroud dan Zlatan Ibrahimovic. Di tengah laga ini, Kjaer turut menyusul ke meja perawatan.
Akan tetapi, dengan tekad yang lebih kuat, AC Milan justru mampu mencuri satu poin.
”Kami datang ke sini untuk memenangi pertandingan. Juventus tampil lebih baik di 20 menit pertama laga, lebih bertekad dan fokus. Namun, kami terus bermain dan melakukan jauh lebih baik menjelang akhir laga dengan peluang untuk menang. Secara keseluruhan, ini kinerja yang positif,” ujar Pelatih AC Milan Stefano Pioli.
Bulan madu berakhir
Bulan madu AS Roma dan pelatih barunya, Jose Mourinho, berakhir. Setelah selalu menang di enam laga resmi awal musim ini, yakni tiga di Serie A, dua di kualifikasi Liga Konferensi UEFA, dan satu laga grup Liga Konferensi UEFA, tim berjuluk ”Serigala Ibu Kota” itu justru tumbang 2-3 dari Hellas Verona, yang selalu kalah dalam tiga laga awal di Serie A.
Roma unggul lebih dahulu lewat gol indah gelandang sekaligus kapten tim Lorenzo Pellegrini di menit ke-36. Namun, di babak kedua, Verona seperti mendapatkan bahan bakar tambahan sehingga melejit dan mencetak dua gol balasan cepat, yakni melalui gelandang Antonin Barak di menit ke-49 dan gelandang Gianluca Caprari di menit ke-54.
AS Roma sempat menyamakan kedudukan oleh gol bunuh diri gelandang Verona Ivan Ilic di menit ke-58. Akan tetapi, Verona kembali membalas dengan cepat dengan gol spektakuler pemain sayap sekaligus kaptennya, Davide Faraoni, di menit ke-63.
Menurut Mourinho, pemainnya terlalu banyak kalah dalam duel individu dengan pemain Verona yang bermain sangat ngotot sesuai instruksi pelatih barunya, Igor Tudor, yang selalu berteriak keras dari pinggir lapangan.
Lalu, beberapa pemainnya tidak menjalankan instruksi dengan baik, seperti gelandang Nicolo Zaniolo yang tidak turun untuk melindungi bek sayap kanan Rick Karsdorp, tetapi terus maju ke depan. Kemudian, timnya terlalu memaksa bermain dengan bola panjang.
Secara keseluruhan, pelatih berjuluk ”The Special One” itu mengingatkan bahwa momen seperti ini cepat atau lambat pasti dialami oleh timnya. Karena itu, para pemain wajib sadar dan tidak terbuai dengan kemenangan beruntun yang didapat.
”Kami harus menghadapi saat-saat sulit dengan lebih baik, karena kami tidak selalu bisa memegang kendali permainan,” ujarnya.
Hasil itu membuat AS Roma tertahan di urutan ketiga dengan sembilan poin dari empat laga. Posisi mereka berpotensi tergusur apabila Napoli di tempat keempat menang atas Udinese dalam laga pada Selasa (21/9/2021) dini hari. Adapun Verona naik ke peringkat ke-14 dengan tiga poin dari empat laga.