Jelang Laga Pertama, Vaksinasi Masih Di Bawah Target
Jelang laga pertama PON Papua, vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat sekitar arena masih di bawah target 70 persen. Pihak terkait melakukan percepatan agar target itu tercapai setidaknya sebelum pembukaan pada 2 Oktober.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA/ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS – Jelang laga pertama Pekan Olahraga Nasional ke-XX di Papua yang mempertandingkan laga sofbol di Kota Jayapura, Rabu (22/9/2021), cakupan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat di sekitar arena masih di bawah target 70 persen. Padahal, empat kluster penyelenggara PON, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke adalah kawasan penyebaran Covid-19 tertinggi di Papua.
Berdasarkan data terakhir Dinas Kesehatan Provinsi Papua per 17 September 2021, cakupan vaksinasi Covid-19 di Kota Jayapura untuk dosis pertama 57,9 persen dan dosis dua 35,3 persen. Di Kabupaten Jayapura, untuk dosis pertama 52,5 persen dan dosis dua 33,2 persen.
Cakupan vaksinasi di Merauke untuk dosis pertama 61,7 persen dan dosis dua 37,9 persen, sedangkan di Mimika untuk dosis pertama 55,7 persen dan dosis kedua 36,8 persen. Target vaksinasi Covid-19 di Kota Jayapura sebanyak 231.863 orang, Kabupaten Jayapura 87.226 orang, Merauke 124.856 orang, dan Mimika 172.185 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Papua, Aaron Rumainum di Jayapura, Minggu (19/9), mengatakan, cakupan vaksinasi Covid-19 di empat kluster penyelenggara PON sejatinya meningkat setiap hari. Hingga kini, Dinkes Papua terus berupaya maksimal untuk melaksanakan vaksinasi secara masif di empat daerah tersebut.
Sebab, target cakupan vaksinasi kepada masyarakat sekitar arena harus mencapai 70 persen sebelum PON. ”Untuk mencapai herd immunity atau kekebalan di tingkat masyarakat, ditargetkan setiap hari sebanyak 5.202 suntikan vaksin di Kota Jayapura, 3.962 suntikan di Mimika, 2.575 suntikan di Merauke, dan 2.121 suntikan di Kabupaten Jayapura,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati menuturkan, bersama sejumlah pihak, termasuk TNI/Polri, pihaknya sedang mengupayakan percepatan vaksinasi Covid-19 di tempat pelaksanan PON Papua. Mereka telah mengalokasikan kebutuhan vaksin agar mencapai target 70 persen tersebut.
”Selain pelaksanaan vaksinasi, langkah antisipasi untuk melindungi masyarakat maupun peserta PON sudah dilakukan, seperti pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit, upaya kesehatan lingkungan, serta penerapan protokol kesehatan agar berjalan efektif,” terang Widyawati.
Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Ade Lukman menyampaikan, pihaknya berharap vaksinasi kepada masyarakat di sekitar arena bisa tercapai 70 persen sebelum pembukaan PON pada 2 Oktober. Mereka optimis target itu bisa tercapai apalagi upaya vaksinasi melibatkan banyak komponen, dari Pemprov Papua, TNI/Polri, sampai pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan.
”Vaksinasi ini tak cuma penting selama PON melainkan untuk seterusnya agar Indonesia bisa segera memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Lagi pula, semua pihak yang terlibat berharap PON bisa menjadi kebangkitan Indonesia melawan pandemi Covid-19,” katanya.
Vaksinasi ini tak cuma penting selama PON melainkan untuk seterusnya agar Indonesia bisa segera memutus mata rantai penyebaran Covid-19. (Ade Lukman)
Penerapan protokol kesehatan
Juru Bicara Panitia Besar PON Papua, Azis Matdoan mengutarakan, pihaknya menyiapkan solusi apabila cakupan vaksinasi belum mencapai 70 persen. Itu antara lain hanya warga yang memiliki sertifikat vaksin yang diizinkan memasuki arena pertandingan PON. ”Jika ingin menonton PON, warga harus menunjukkan bukti telah divaksin (sertifikat),” ungkapnya.
Secara terperinci, Ade menjelaskan, pihaknya bersama Pemprov Papua ataupun Panitia Besar PON menyiapkan protokol kesehatan ketat untuk melindungi peserta dan masyarakat selama PON. Protokol kesehatan itu mengadopsi yang diterapkan pada Olimpiade Tokyo 2020.
Paling tidak, semua kontingen peserta PON wajib sudah divaksinasi dua dosis dan ini telah tercapai. Lalu, mereka diminta melakukan karantina beberapa hari sebelum bertolak ke Papua. Sebelum dan sesampai di Papua, mereka melakukan tes Covid-19. Kemudian, mereka langsung diminta untuk ke tempat penginapan.
Selama di Papua, aktivitas semua kontingen peserta dibatasi dari tempat penginapan ke arena latihan atau pertandingan. Jadwal latihan pun diatur agar tidak menimbulkan penumpukan di arena. Khusus untuk olahraga yang kontak penuh seluruh tubuh (full body contact), atlet bersangkutan mesti menjalani tes usap antigen sebelum bertanding.
Dua hari usai jadwal pertandingan karena gugur atau sudah pengalungan medali, atlet dan pelatih atau tim peserta diminta segera kembali ke daerah masing-masing. ”Kami juga menyiapkan rumah sakit rujukan atau tempat karantina bagi anggota kontingen yang ternyata positif Covid-19 selama PON,” tutur Ade.
Bagi masyarakat, lanjut Ade, mereka boleh menonton laga PON asal terbukti telah dua kali divaksin. ”Di samping itu, kami membatasi kehadiran penonton di arena, yakni 10 persen dari total kapasitas di tempat indoor dan 20 persen dari total kapasitas di tempat outdoor,” ujarnya.