Leani/Khalimatus Ditantang Musuh Bebuyutan di Final
Leani/Khalimatus dan Dheva berpotensi menghadirkan emas pertama untuk Indonesia. Mereka sama-sama akan menghadapi lawan berat di final.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Final ideal akan tersaji di final ganda putri SL3-SU5 Paralimpiade Tokyo 2020 pada Sabtu (4/9/2021) pukul 17.15 WIB. Ganda putri Indonesia, Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah, sebagai unggulan teratas, ditantang pasangan China, Cheng He Fang/Ma Hui Hui, yang merupakan unggulan kedua. Mereka saling mengalahkan dalam beberapa tahun terakhir.
Leani/Khalimatus, yang sama-sama berada dalam klasifikasi SL4 (disabilitas tubuh bawah lebih ringan), sukses melaju ke partai puncak seusai tampil dominan di semifinal, Sabtu (4/9/2021) pagi WIB. Mereka menumbangkan wakil Perancis, Faustine Noel/Lenaig Morin, 21-9, 21-15, hanya dalam 24 menit.
Pasangan andalan ”Merah Putih” ini tidak butuh reli-reli panjang untuk mematikan permainan. Rata-rata pukulan di setiap poin dalam laga ini hanya lima kali. Pukulan matang Leani/Khalimatus selalu merepotkan ganda Perancis.
”Kami sudah mempersiapkan dan tahu apa yang akan kami hadapi. Jadi, ini laga yang cukup nyaman untuk kami. Mereka mendapat poin lebih banyak di gim kedua, tetapi kami selalu dalam kontrol,” kata Leani, seperti dikutip situs resmi BWF.
Saat bersamaan, Cheng/Ma juga menunjukkan dominasinya lewat kemenangan atas pasangan tuan rumah Ayako Suzuki/Noriko Ito, 21-6, 21-12. Ganda unggulan kedua ini mempertajam rekor belum terkalahkan sejak babak grup.
Alhasil, Leani/Khalimatus dan Cheng/Ma pun akan bertemu di partai puncak pada sore ini. Mereka menjanjikan pertarungan sengit mengingat Leani dan Cheng merupakan ”ratu” di kelas SL4. Mereka adalah rival abadi di nomor tunggal maupun ganda.
Kami sudah mempersiapkan dan tahu apa yang akan kami hadapi. Jadi, ini laga yang cukup nyaman untuk kami. Mereka mendapat poin lebih banyak di gim kedua, tetapi kami selalu dalam kontrol.
”Untuk di final, kami tidak mau terlalu banyak berpikir. Kami hanya ingin mengambil satu langkah demi satu langkah. Kami tidak ingin menyulitkan diri sendiri,” ucap Ratri yang akan bermain 4 pertandingan hari ini, yakni 3 nomor semifinal dan 1 final ganda putri.
Kedua pasangan ini sudah tahu kelemahan dan kelebihan masing-masing. Leani/Khalimatus pernah mengalahkan ganda China itu di final Asian Para Games Jakarta 2018, 21-15, 21-12. Setahun berikutnya, giliran mereka yang harus mengakui keunggulan Cheng/Ma di Kejuaraan Dunia Basel 2019, 17-21, 12-21.
Namun, seperti disampaikan pelatih tim bulu tangkis Indonesia, Sapta Kunta Purnama, sebenarnya Leani/Khalimatus lebih unggul saat ini. ”Melihat permainan, kans Leani/Khalimatus mungkin lebih besar. Mungkin 55-45 untuk pasangan kita,” ucapnya saat dihubungi dari Jakarta.
Sementara itu, pertarungan ”saudara” di semifinal tunggal putra SU5 (disabilitas tubuh bagian atas) antarsesama wakil Indonesia, Dheva Anrimusthi dan Suryo Nugroho, berakhir sesuai prediksi di atas kertas. Dheva, yang merupakan unggulan pertama, kembali mengulangi kemenangan di babak grup, 21-13, 21-15.
Di final petang nanti, Dheva akan bertemu unggulan kedua asal Malaysia, Cheah Liek Hou. Dheva selalu menjadi sandungan untuk Cheah dalam beberapa tahun terakhir. Dia mengalahkan sang rival dua kali beruntun pada semifinal Asian Para Games Jakarta dan Kejuaraan Dunia Basel.
Di sisi lain, Dheva juga lebih untung dalam hal kondisi fisik. Dia hanya bermain dua gim melawan Suryo, sementara Cheah harus susah payah menang di semifinal atas wakil Taiwan, Jen Yu Fang, 21-15, 10-21, 21-16, dalam pertarungan ketat selama 51 menit.
Jika salah satu dari wakil Indonesia menang, medali emas itu akan menjadi yang pertama untuk ”Merah Putih” sejak Paralimpiade 1980. Prestasi itu juga akan mengawali kisah indah Indonesia di cabang bulu tangkis yang baru dipertandingkan pertama kali di Tokyo 2020.