Lima wakil Indonesia di enam nomor semifinal bulu tangkis membawa hasrat tinggi untuk merebut kembali emas Paralimpiade. Mereka menunjukkan potensi terbaik di separuh jalan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
Sudah 41 tahun berlalu sejak Indonesia terakhir kali meraih medali emas Paralimpiade. Penantian empat dekade itu berpeluang diakhiri di Paralimpiade Tokyo 2020, Sabtu (3/9/2021). Dengan meloloskan lima wakil di enam nomor semifinal, tim bulu tangkis ”Merah Putih” berhasrat tinggi memulangkan emas tersebut.
Tim Indonesia memperlihatkan semangat itu sejak babak grup. Lewat penampilan konsisten dan penuh determinasi, mereka melaju mulus sekaligus merebut enam tiket semifinal.
Para semifinalis adalah Suryo Nugroho dan Dheva Anrimusthi (tunggal putra SU5), Fredy Setiawan (tunggal putra SL4), serta Leani Ratri Oktila, yang akan tampil di tiga nomor sekaligus, yakni tunggal putri SL4, ganda campuran SL3-SU5 (bersama Hary Susanto), dan ganda putri SL3-SU5 (bersama Khalimatus Sadiyah).
Semifinal semua nomor ini akan berlangsung Sabtu pagi. Beberapa nomor, seperti tunggal putra SU5 dan SL4, serta ganda putri SL3-SU5 juga akan memainkan laga final dan perebutan perunggu pada malam harinya.
Tunggal putra Indonesia Dheva Anrimuathi usai mengalahkan pemain Malaysia Mohammad Faris Ahmad pada nomor beregu putra kategori SL3-SU5 cabang bulu tangkis Asian Para Games 2018 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/10/2018). Harapan besar meraih emas tertuju kepada Leani (30). Dia melaju ke tiga nomor semifinal sebagai juara grup, dan belum terkalahkan dari enam laga di Tokyo, semua dimenangi dengan dua gim.
Namun, Leani sudah dinanti tantangan besar. Dia akan kembali bermain empat kali dalam sehari, salah satunya jika lolos ke final ganda putri. Namun, unggulan pertama seluruh nomor ini mengaku tidak gentar. Dia akan mempertaruhkan segalanya demi emas di Paralimpiade pertama yang mempertandingkan bulu tangkis ini.
”Saya akan coba fokus ke semua nomor. Cuma, satu demi satu dulu saja. Ini pertama kalinya bisa ikut Paralimpiade. Saya pasti ingin meraih emas,” ucap juara dunia tunggal putri dan ganda campuran 2019 itu.
Paralimpiade kan ajang yang sangat besar. Atlet juga pasti tekanannya sangat besar. Dengan tekanan itu, atlet bisa lebih cepat lelah daripada biasanya. Kita lihat saja, tergantung kondisinya saat pertandingan.
Pemulihan kondisi akan menjadi kunci keberhasilan Leani. Sehari sebelum semifinal, dia masih berada di Stadion Yoyogi sampai pukul 21.00 waktu setempat untuk menyelesaikan laga terakhir grup A melawan wakil Perancis, Faustine Noel (21-12, 21-6). Atlet Indonesia lain sudah pulang ke wisma atlet sejak sore hari.
Dengan waktu istirahat minim, Leani akan bertarung mulai pukul 09.00 waktu setempat dalam semifinal ganda putri versus Noel/Lenaig Morin. ”Tidak ada persiapan khusus. Hanya berusaha cepat istirahat dan jaga kondisi. Pemulihan secepat mungkin dengan fisioterapis tim yang selalu siap sedia,” tambahnya.
”Ratu” bulu tangkis Paralimpiade ini akan menjalani tiga semifinal hanya dalam rentang sekitar 6 jam. Berturut-turut, Leani melanjutkan laga tunggal putri lawan Ma Hui Hui (China, pukul 12.45) dan ganda campuran versus Pramod Bhagat/Palak Kohli (India, pukul 15.15). Lalu, jika menang, final ganda putri akan langsung berlangsung pukul 19.15.
Sapta Kunta Purnama, pelatih tim bulu tangkis Indonesia, menilai, kans terbesar Leani berada di nomor ganda putri, bersama Khalimatus.
”Kansnya lebih besar dilihat dari lawan-lawannya. Dia tidak harus mengambil ketiganya, karena nanti justru malah lepas semuanya,” ucapnya.
”Paralimpiade kan ajang yang sangat besar. Atlet juga pasti tekanannya sangat besar. Dengan tekanan itu, atlet bisa lebih cepat lelah daripada biasanya. Kita lihat saja, tergantung kondisinya saat pertandingan,” tambah Sapta.
Emas pertama
Harapan emas juga datang dari tunggal putra SU5 (disabilitas tubuh atas), Suryo dan Dheva. Mereka yang bertemu pada laga pembuka Grup A, akan bertemu lagi dalam duel semifinal. Laga ini akan memastikan satu wakil Indonesia di final.
Suryo sempat terkejut setelah meraih tiket semifinal, seusai mengalahkan wakil Perancis Meril Loquette, 21-14, 21-8, pada Jumat sore. Dia tidak menyangka akan bertemu Dheva yang berstatus unggulan pertama di semifinal.
Sepengetahuannya, pertemuan di semifinal tidak akan diundi lagi karena hanya ada dua grup. Sebagai peringkat kedua Grup A, dia berpikir otomatis bertemu juara Grup B, Cheah Liek Hou. Namun, panitia ternyata mengundi lagi siapa yang bertemu di 4 besar.
Suryo yang awalnya mengharapkan final sesama Indonesia agak kecewa. Namun, semangatnya tetap bergelora untuk meraih prestasi di ajang tertinggi yang sudah dimimpikan sejak berkarier pada 2010. Dia siap melawan takdir, meskipun tidak pernah menang atas Dheva di kompetisi resmi, termasuk saat laga pembuka.
”Ya intinya main seperti biasa saja, tidak ada strategi khusus. Saya ingin mencapai target pribadi, meraih medali. Jadi saya akan bertarung sebaik mungkin untuk bisa menang,” kata Suryo.
Meski tidak ideal, tim Indonesia setidaknya sudah bisa memastikan minimal medali perak dari tunggal putra. Salah satu dari Suryo dan Dheva sudah pasti lolos ke final, untuk menantang pemenang antara Cheah atau Jen Yu Fang (Taiwan).
Fredy juga punya kans meraih emas. Pemenang ketiga Kejuaraan Dunia Basel 2019 ini akan ditantang wakil India, Suhas Hathiraj. Di atas kertas, Fredy yang menyapu bersih kemenangan dalam babak grup bisa melaju mulus ke final.
Menurut Fredy, kunci kemenangan dalam laga nanti adalah beradaptasi dengan lapangan. Angin di Stadion Yoyogi selalu berbeda setiap hari. ”Seperti hari ini beda dengan kemarin, anginnya cukup kencang. Saya harus lebih jeli,” ungkapnya.
Tim bulu tangkis Indonesia ditargetkan meraih satu emas dan satu perak di Tokyo. Adapun Indonesia terakhir kali meraih emas pada Paralimpiade Arnhem 1980. Ketika itu, tim ”Merah Putih” membawa pulang dua emas sekaligus dari sumbangan Yan Soebiyanto (lawn bowl) dan RS Arlen (angkat besi).