Menghadapi AS Terbuka 2021, Novak Djokovic punya kans emas meraih "Calendar Grand Slam" yang gagal diwujudkannya pada 2011 dan 2015 lalu. Sapu bersih Grand Slam di tunggal putra itu terakhir kali diukir pada 1969 silam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Novak Djokovic, petenis putra nomor satu dunia, berpeluang menyapu bersih trofi Grand Slam tahun ini ketika tampil di Amerika Serikat Terbuka pada 30 Agustus - 12 September mendatang. Tanpa Rafael Nadal dan Roger Federer, Djokovic menjadi petenis paling berpengalaman di turnamen yang digelar di Flushing Meadows, New York, AS, itu.
Seperti Federer dan Nadal, Djokovic (34) telah mengoleksi 20 trofi Grand Slam. Adapun 127 petenis lainnya yang berada dalam undian babak utama AS terbuka hanya memiliki empat gelar, yaitu Andy Murray (tiga trofi) dan Marin Cilic (satu).
Tambahan tiga gelar pada tahun ini didapat Djokovic dari Australia Terbuka, Perancis Terbuka, dan Wimbledon. Petenis Serbia itu pun tinggal membutuhkan satu gelar lain, yaitu di AS Terbuka, untuk menorehkan prestasi juara ”Calendar Grand Slam”. Ini adalah istilah ketika petenis menjuarai empat Grand Slam sekaligus dalam satu tahun kalender penyelenggaraan.
Adapun petenis yang mampu menjuarai semua Grand Slam, tetapi tidak pada tahun yang sama seperti Federer dan Nadal, menjadi bagian peraih ”Non-Calendar Grand Slam”. Djokovic pernah berpeluang meraih Calendar Grand Slam pada 2011 dan 2015.
Namun, dia selalu gagal di lapangan tanah liat Roland Garros. Sepanjang sejarah, hanya ada lima petenis yang mengukir Calendar Grand Slam, yaitu Don Budge (pada 1938), Maureen Connolly Brinker (1953), Rod Laver (1962 dan 1969), Margaret Court (1970), dan Steffi Graf (1988).
Kini, tanpa dua rival tangguhnya, terutama Nadal, Djokovic memiliki kesempatan besar meraih gelar keempat AS Terbuka, setelah 2011, 2015, dan 2018. Namun, setelah gelar terakhir pada tiga tahun lalu, dia selalu terjegal pada babak keempat.
Perlu menjaga sikap
Selain barisan petenis berusia 20 tahunan di peringkat 10 besar dunia, seperti Daniil Medvedev, hadangan untuk Djokovic akan datang dari dirinya sendiri. Dia perlu menjaga sikap ketika penampilannya tidak sesuai ekspektasi.
Pada AS Terbuka tahun lalu, di tengah absennya Nadal dan Federer, Djokovic membuang kans besar menjadi juara karena didiskualifikasi pada babak keempat. Hal itu terjadi setelah bola yang dipukulnya ke belakang lapangan mengenai leher hakim garis. Karena tindakannya itu dinilai membahayakan orang lain, Djokovic pun tidak mendapat poin dan hadiah uang yang seharusya didapat petenis yang lolos ke babak keempat.
Dalam laga perebutan medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020, Djokovic juga melampiaskan emosi dengan melemparkan raket ke lapangan dan kursi penonton. Lagi-lagi, hal itu terjadi ketika ia menghadapi lawan yang sama seperti saat didiskualifikasi di AS Terbuka 2020, yaitu Pablo Carreno Busta.
Untungnya, Olimpiade itu diselenggarakan tanpa penonton karena pandemi Covid-19. Tindakan Djokovic di Tokyo itu pun tidak sampai mencederai orang lain seperti terjadi di New York, tahun lalu. ”Petenis dari negara-negara Balkan biasanya memiliki karakter seperti itu, sangat emosional,” kata pelatih Djokovic asal Kroasia, Goran Ivanisevic, dikutip The New York Times.
Sikap serupa berpotensi kembali terjadi mengingat besarnya ambisi Djokovic menyapu bersih Grand Slam 2021. Djokovic sering digagalkan ambisinya yang terlalu besar untuk membuat rekor, seperti yang terjadi di Tokyo 2020.
AS Terbuka kali ini akan menjadi persaingan Djokovic dengan para peserta lain. Saya memfavoritkan Novak meskipun menciptakan Calendar Grand Slam sangat sulit. Itulah sebabnya tak ada yang bisa melakukannya selama lebih dari 50 tahun di tunggal putra.
Keinginannya menciptakan ”Golden Slam”, yaitu menyatukan medali emas Olimpiade dan empat gelar Grand Slam dalam setahun, justru berakibat pada kegagalan meraih medali di Tokyo. Rasa percaya diri yang berlebihan ketika itu membuatnya berusaha meraih emas di ganda campuran, bersama Nina Stojanovic, alih-alih fokus pada nomor tunggal putra. Padahal, tim pelatih telah melarangnya.
Selain faktor dari dalam diri sendiri, tantangan lain berasal dari seberang net. Selain Medvedev, ada dua petenis muda lainnya yang bakal menghadirkan tantangan terbesar untuk Djokovic, yaitu Stefanos Tsitsipas dan Alexander Zverev. Medvedev datang ke AS dengan modal menjuarai salah satu turnamen pemanasan AS Terbuka, ATP Masters 1000 Toronto.
Adapun Zverev akan percaya diri setelah meraih medali emas Tokyo 2020 dan gelar juara Cincinnati Masters. Petenis Jerman ini berada di paruh undian atas bersama Djokovic dan berpeluang menjadi lawannya di semifinal. Tsitsipas, yang akan melawan Andy Murray di babak pertama, adalah petenis yang tidak punya takut saat menghadapi nama-nama besar.
Medvedev dan Tsitsipas juga akan membawa bekal pengalaman tampil dalam final Grand Slam pada tahun ini. Medvedev menembus final Australia Terbuka, sementara Tsitsipas di Perancis Terbuka. Medvedev juga pernah bersaing dalam final AS Terbuka 2019 sebelum dikalahkan Nadal. Zverev juga pernah lolos ke final AS Terbuka pada 2020, namun kalah dari Dominic Thiem yang tahun ini absen karena cedera pergelangan tangan.
”Bagi saya, AS Terbuka kali ini akan menjadi persaingan Djokovic dengan para peserta lain. Saya memfavoritkan Novak meskipun menciptakan Calendar Grand Slam sangat sulit. Itulah sebabnya tak ada yang bisa melakukannya selama lebih dari 50 tahun di tunggal putra,” ujar John McEnroe, mantan petenis nomor satu dunia. (reuters/iya)