Setelah menjuarai Toronto Masters, Daniil Medvedev melanjutkan suksesnya ke Cincinnati Masters. Dia maju ke semifinal untuk melawan rekan senegara, Andrey Rublev. Hal ini menunjukkan kesiapannya tampil di AS Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MASON, JUMAT — Daniil Medvedev tidak menampakkan kelelahan meski bermain selama sepekan penuh untuk menjuarai ATP Masters 1000 Toronto, pekan lalu. Petenis Rusia itu justru tampil dominan untuk mendapatkan tiket semifinal Cincinnati Masters.
Dalam tiga pertandingan yang dimenangi untuk menuju semifinal, Medvedev selalu menang straight sets dan hanya kehilangan 12 gim. Laga perempat final melawan Pablo Carreno Busta, yang dijalaninya di Lindner Family Tennis Center, Mason, Ohio, Jumat (20/8/2021) sore waktu setempat atau Sabtu dinihari waktu Indonesia, dimenangi dengan skor 6-1, 6-1. Pertandingan tersebut hanya berjalan 54 menit.
Pada dua babak sebelumnya, tunggal putra peringkat kedua dunia itu menang 6-3, 6-3 atas Grigor Dimitrov dan 6-2, 6-2 atas MacKenzie McDonald.
Kemenangan atas Busta menjadi pembalasan dari kekalahan yang dialami Medvedev ketika mereka bertemu pada perempat final Olimpiade Tokyo 2020. Ketika itu, Medvedev kalah 2-6, 6-7 (5/7). Busta akhirnya meraih medali perunggu.
”Ini sebabnya, kami mencintai tenis karena banyak detail yang berpengaruh pada pertandingan, seperti perbedaan kondisi dan bola. Saya bermain jauh lebih baik pada hari ini dibandingkan dengan di Tokyo,” ujar Medvedev dalam laman resmi ATP.
Salah satu keunggulan petenis Rusia itu dalam pertemuan kali ini adalah groundstrokes yang keras dan sangat datar. Servis kerasnya juga memberi dampak besar. Medvedev membuat sembilan as, sedangkan Busta hanya dengan satu as. As itu termasuk 92 persen (24 dari 26) poin dari servis pertamanya yang masuk.
Jika konsistensi penampilannya sejak Toronto Masters tetap terjaga, Medvedev berpeluang mengalahkan Andrey Rublev, rekan senegaranya, di semifinal. Rublev menang atas Benoit Paire, 6-2, 3-6, 6-3, pada perempat final.
Selain perjalanan dalam dua pekan terakhir, Medvedev juga memiliki keunggulan dalam statistik pertemuan dengan Rublev. Dia selalu menang dalam empat pertemuan, termasuk yang terakhir pada perempat final Australia Terbuka.
“Pertandingan melawan Andrey akan sangat intens. Dia bermain sangat baik sejak awal tahun ini. Permainannya selalu bertambah baik dan itu menjadi kesempatan untuk melihat apa yang bisa saya kembangkan. Tentu saja, saya ingin lebih baik dari dia,” ujar Medvedev, yang telah menjuarai tiga turnamen pada tahun ini ditambah gelar juara beregu ketika mengantarkan Rusia menjadi juara Piala ATP.
Medvedev memiliki pengalaman baik pada persaingan lapangan keras saat musim panas di Amerika Utara pada 2019. Ketika itu, dia mencapai final Toronto Masters (kalah dari Nadal), juara di Cincinnati Masters, dan melaju ke final AS Terbuka (kalah dari Nadal). Perjalanan tersebut, ditambah pengalaman tampil di final Australia Terbuka 2021, bisa menjadi bekal yang baik bagi petenis berusia 25 tahun tersebut untuk bersaing di AS Terbuka, 30 Agustus-12 September.
Ini sebabnya, kami mencintai tenis karena banyak detail yang berpengaruh pada pertandingan, seperti perbedaan kondisi dan bola. Saya bermain jauh lebih baik pada hari ini dibandingkan dengan di Tokyo.
Perebutan tiket final lainnya pada tunggal putra akan terjadi antara Stefanos Tsitsipas dan Alexander Zverev. Untuk mendapatkan tempatnya di semifinal, Tsitsipas harus bermain tiga set melawan Felix Auger-Aliassime, seperti ketika dia mengalahkan Lorenzo Sonego pada babak ketiga. Tsitsipas menang 6-2, 5-7, 6-1 atas Auger-Aliassime. Adapun Zverev mengalahkan Casper Ruud, 6-1, 6-3.
Persaingan juara Grand Slam
Pada nomor tunggal putri di tempat yang sama, dalam turnamen berlevel WTA 1000, Ashleigh Barty memenangi persaingan di antara dua juara Grand Slam terakhir. Barty, juara Wimbledon 2021 dan Perancis Terbuka 2019, mengalahkan Barbora Krejcikova, juara Perancis Terbuka 2021 dengan skor 6-2, 6-4. Ini menjadi kemenangan kedua beruntun Barty atas Krejcikova setelah babak ketiga Wimbledon.
Rasanya saya bermain bagus, terutama dalam pukulan-pukulan awal setelah servis. Hampir pada semua momen saat saya memegang servis, saya bisa mengontrol permainan. Setelah itu, saya hanya berusaha sabar untuk mempertahankan apa yang saya lakukan,” ujar Barty.
Setelah mengalahkan juara Perancis Terbuka, Barty akan berhadapan dengan juara Grand Slam lainnya, Angelique Kerber, pada semifinal. Kerber menang atas Petra Kvitova, 6-4, 3-3, yang tak menyelesaikan pertandingan karena masalah pada perutnya.
Kerber, juara Australia dan AS Terbuka 2016, serta Wimbledon 2018, menjadi lawan sepadan bagi Barty. Dari lima pertemuan, Kerber menang dalam dua laga. Barty pun mengakui ketangguhan petenis Jerman peringkat ke-22 dunia itu.
”Meski saat berada dalam momen bukan hari terbaiknya, Angie selalu menemukan cara untuk berjuang dan memberi peluang pada dirinya sendiri. Angie adalah salah satu kompetitor terbaik, dia tahu cara berkompetisi dalam ajang besar,” ujar Barty. (AFP)