Suhu panas yang terlalu tinggi membuat beberapa petenis mengalami "heatstroke" pada Olimpiade Tokyo 2020. Daniil Medvedev menang dengan susah payah dan Paula Badosa mundur karena "heatstroke".
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
TOKYO, RABU - Petenis yang tampil di Ariake Tennis Park tak hanya harus berhadapan dengan lawan dalam persaingan yang begitu terbuka di Olimpiade Tokyo 2020. Mereka juga harus menaklukkan cuaca panas yang mengakibatkan heatstroke.
Tunggal putra peringkat kedua dunia, Daniil Medvedev, meminta medical time out ketika unggul 5-2, pada set pertama, atas Fabio Fognini (Italia) pada babak ketiga, Rabu (28/7/2021). Petenis yang mewakili Komite Olimpiade Rusia (ROC) itu sulit bernafas.
Pada set kedua, Medvedev bahkan kesulitan untuk melihat. “Saya merasa semuanya gelap. Saya tidak tahu harus melakukan apa agar kondisi membaik. Untuk bernafas semakin sulit dan rasanya saya ingin menjatuhkan diri ke lapangan,” tuturnya.
Saya merasa semuanya gelap. Untuk bernafas semakin sulit dan rasanya saya ingin menjatuhkan diri ke lapangan.
Ketika wasit Carlos Ramos bertanya kondisinya, saat Medvedev akan servis pada skor 3-4 set kedua, finalis Australia Terbuka itu menjawab, “Saya baik-baik saja. Saya bisa menyelesaikan pertandingan ini, tetapi rasanya saya bisa mati. Jika saya mati, apakah ITF (Federasi Tenis Internasional) akan bertanggung jawab?”
Berusaha keras untuk bertahan, Medvedev akhirnya menang, 6-2, 3-6, 6-2, dan akan berhadapan dengan Pablo Carreno Busta (Spanyol) pada perempat final. Sebelumnya, Busta melibas Dominik Koepfer dari Jerman.
Panasnya cuaca membuat Medvedev mengusulkan untuk memundurkan jam awal pertandingan, sejak pekan lalu. Pertandingan tenis, setiap harinya, dimulai pukul 11.00 waktu setempat atau pukul 09.00 WIB. Ide tersebut didukung petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, yang juga melaju ke perempat final setelah mengalahkan Alejandro Davidovich Fokina (Spanyol), 6-3, 6-1.
Akan tetapi, usul itu tak diterima. Ini karena ITF telah memiliki kebijakan ketika terjadi cuaca ekstrim, yaitu memperbolehkan istirahat 10 menit antara set kedua dan ketiga jika petenis yang berhadapan setuju. Saat melawan Fognini, Medvedev menggunakan kesempatan itu untuk mandi air dingin.
Ketika Medvedev dapat bertahan, tunggal putri Spanyol, Paula Badosa, tak bisa menyelesaikan perempat final melawan Marketa Vondrousova (Ceko). Badosa mengundurkan diri setelah kalah 3-6 pada set pertama.
Seperti Medvedev, Badosa pun terkena heatstroke, yaitu kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis, hingga 40 derajat Celsius atau lebih. Termasuk ke dalam gejala heatstroke, di antaranya pusing, sakit kepala, mual, dan jantung berdebar lebih kencang.
Badosa menerima perawatan medis cukup lama karena beberapa kondisi itu, tetapi dia tidak bisa melanjutkan pertandingan. Petenis peringkat ke-29 dunia itu pun dibawa keluar lapangan menggunakan kursi roda.
Akibat kondisi itu, Badosa pun harus membatalkan keikutsertaannya pada ganda campuran, bersama Busta. “Rasanya malu harus mengakhiri penampilan seperti ini. Situasinya sangat sulit untuk dihadapi sejak hari pertama, tetapi hari ini tubuh saya tidak bisa lagi menyesuaikan diri. Saya mengalami heatstroke dan tidak dapat melanjutkan pertandingan,” tuturnya.
Dari perempat final tunggal putri lainnya, Elina Svitolina (Ukraina) menjadi petenis peringkat 10 besar tersisa yang bertahan. Petenis peringkat keenam dunia itu menang atas Camila Giorgi (Italia), 6-4, 6-4, dan akan berhadapan dengan Marketa Vondrousova pada semifinal.
Semifinal lain mempertemukan Belinda Bencic (Swiss) dan Elena Rybakina (Kazakhstan). Bencic mengalahkan Anastasia Pavlyuchenkova (ROC), 6-0, 3-6, 6-3, sementara Rybakina menyingkirkan petenis peringkat kesembilan dunia, Garbine Muguruza (Spanyol), 7-5, 6-1.
Pada tunggal putra, Djokovic mempertahankan peluang untuk meraih hasil tertinggi di Olimpiade guna menciptakan Golden Slam. Petenis Serbia itu belum mengalami kesulitan lolos ke perempat final untuk berhadapan dengan Kei Nishikori (Jepang). Pada babak ketiga, Djokovic menang atas Alejandro Davidovich Fokina (Spanyol), 6-3, 6-1.
Setelah menjuarai tiga Grand Slam pada tahun ini, yaitu Australia Terbuka, Perancis Terbuka, dan Wimbledon, Djokovic tinggal membutuhkan juara AS Terbuka dan medali emas Olimpiade untuk menciptakan Golden Slam. Menyandingkan empat gelar Grand Slam dan juara Olimpiade dalam satu tahun penyelenggaraan itu hanya bisa dilakukan Steffi Graf (Jerman) pada 1988.
Kemenangan, juga, didapat Alexander Zverev (Jerman). Sedangkan, Stefanos Tsitsipas (Yunani) tersingkir pada babak ketiga. Finalis Perancis Terbuka itu kalah dari Ugo Humbert (Perancis) 6-2, 6-7 (4), 2-6. (Reuters)