Chelsea akan memperebutkan gelar Liga Super Eropa dengan Villarreal, Kamis dini hari WIB. Juru taktik kedua tim ingin meraih trofi perdana di ajang itu.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BELFAST, SELASA — Thomas Tuchel telah membantu Chelsea menduduki singgasana penguasa Eropa berkat trofi Liga Champions musim 2020-2021. Akan tetapi, gelar itu belum memuaskan Tuchel dan ”Si Biru” yang masih memiliki dahaga besar untuk meraih lebih banyak gelar juara. Laga melawan Villarreal pada ajang Piala Super Eropa, Kamis (12/8/2021) pukul 02.00, menjadi momentum Chelsea untuk menegaskan dominasi di Benua Eropa.
Setelah melakukan perayaan juara Liga Champions sebelum menghadapi Tottenham Hotspur di Stadion Stamford Bridge, Kamis (5/8/2021), Tuchel menegaskan kepada anak asuhannya untuk melupakan seluruh capaian yang dihasilkan pada musim lalu. Manajer asal Jerman itu menegaskan, Si Biru telah kembali ke titik nol untuk memulai semuanya kembali dari awal buat mengejar prestasi di musim 2021-2022.
Sebagai langkah awal untuk meraih capaian lebih baik di tahun keduanya menangani Chelsea, Tuchel amat menginginkan trofi Piala Super Eropa. Kemenangan dan mengangkat trofi di pertandingan yang akan berlangsung di Windsor Park, Belfast, Irlandia Utara, itu, kata Tuchel, akan menjadi permulaan sempurna untuk mengarungi musim yang sulit.
Memulai musim dengan final Eropa adalah sebuah cara yang terbaik. Kami akan lakukan segala hal untuk membawa pulang trofi untuk fans. (Thomas Tuchel)
”Memulai musim dengan final Eropa adalah sebuah cara yang terbaik. Kami akan lakukan segala hal untuk membawa pulang trofi untuk fans,” ujar Tuchel dilansir laman resmi UEFA.
Untuk menghadapi Piala Super Eropa, Tuchel bisa diperkuat seluruh pemain terbaiknya, termasuk 11 pemain utama yang diturunkan di laga final Liga Champions kontra Manchester City, akhir Mei. Dua jenderal lini tengah Si Biru, Jorginho dan N’Golo Kante, telah berlatih penuh dalam sepekan terakhir.
Bek veteran Thiago Silva juga mulai berlatih sejak akhir pekan lalu. Untuk merayakan musim baru, Jorginho dan Silva pergi ke salon bersama untuk memotong rambut dan mengubah warna rambut mereka menjadi pirang, akhir pekan lalu.
Satu-satunya kekurangan Tuchel ialah belum bergabungnya penyerang baru Romelu Lukaku, yang baru akan diresmikan kedatangannya pada pekan ini. Alhasil, Tuchel tetap mengandalkan trisula Kai Havertz, Timo Werner, dan Hakim Ziyech untuk menembus pertahanan Villarreal, sang juara Liga Europa.
”Kami harus menghormati Villarreal dan Unai Emery. Mereka adalah tim yang luar biasa. Saya pikir mereka akan menghadapi pertandingan nanti tanpa beban, tetapi juga berambisi merebut trofi,” ucap Tuchel, yang mengejar trofi Piala Super Eropa perdananya.
Pat Nevin, legenda Chelsea, menilai, Piala Super Eropa adalah laga penting yang harus dimenangi Chelsea. Ia menjelaskan, Tuchel telah membentuk Chelsea menjadi tim yang sangat ambisius untuk mengejar gelar juara sehingga setiap laga perebutan trofi tidak bisa dilepaskan begitu saja.
”Memenangi trofi harus menjadi kebiasaan. Apalagi Piala Super Eropa adalah cara terbaik untuk memulai musim baru karena kualitas lawan yang dihadapi sangat sulit dan laga itu bukan sekadar pertandingan uji coba. Selain itu, raihan medali lain di Piala Super Eropa akan menebalkan kepercayaan diri”, tulis Nevin dalam kolommya di laman resmi klub.
Adapun Si Biru baru satu kali mengangkat trofi Piala Super Eropa edisi 1998 saat mengalahkan Real Madrid, juara Liga Champions, di Stadion Louis II, Monako. Dalam tiga kesempatan Piala Super Eropa setelahnya, yaitu pada edisi 2012, 2013, dan 2019, Si Biru selalu gagal membawa pulang piala dan medali kemenangan.
Percobaan ketiga
Sementara itu, Emery akan menjalani laga Piala Super Eropa ketiga. Pada dua kesempatan sebelumnya, Emery gagal membawa Sevilla menang pada edisi 2015 dan 2016. Kala itu, skuad asuhan Emery tumbang masing-masing dari Barcelona dan Real Madrid.
”Kekalahan di dua laga sebelumnya membuat saya amat ingin memenangi Piala Super Eropa. Ajang ini adalah momentum terbaik kami untuk mengukur apakah kami bisa bersaing dengan sebuah tim terbaik, seperti Chelsea, sang juara Eropa, dan menurut saya, tim terbaik di dunia saat ini,” ujar Emery.
Meski begitu, Emery tidak memiliki rekor yang baik ketika menghadapi Chelsea. Pelatih berkebangsaan Spanyol itu telah lima kali memimpin timnya menghadapi Si Biru ketika menangani Valencia dan Arsenal. Dalam pertemuan itu, Emery hanya satu kali menumbangkan Chelsea di pekan ke-23 Liga Inggris musim 2018-2019. Di empat duel lainnya, Emery merasakan tiga kekalahan dan satu kali menahan imbang bersama Valencia di fase grup Liga Champions edisi 2011-2012.
Bukan hanya Emery, Villarreal juga akan berusaha meraih gelar Piala Super Eropa untuk pertama kalinya. Setelah 98 tahun berdiri, ”Kapal Selam Kuning”, julukan klub, baru mendapatkan trofi mayor seusai menumbangkan Manchester United dengan skor 11-10 dalam drama adu penalti di final Liga Europa musim lalu.
Untuk menambah daftar piala di lemari trofi yang berada di Stadion El Madrigal, Villarreal harus mampu mengatasi dua hal. Pertama, minimnya pengalaman bertanding dalam duel perebutan juara. Kedua, mengatasi kutukan juara Liga Europa yang selalu kalah ”kelas” dari peraih Liga Champions.
Dalam 10 edisi Piala Super Eropa terakhir, hanya tiga kali kampiun Liga Europa mampu memenangi laga. Catatan itu dihasilkan oleh satu tim, yaitu Atletico Madrid, yang meraih Liga Super Eropa edisi 2010, 2012, dan 2018.
Kiper Villarreal, Geronimo Rulli, menuturkan, setelah memenangi Liga Europa, ia bersama rekan setimnya telah menatap dan mempersiapkan diri untuk tampil di Liga Super Eropa dan Liga Champions Eropa di musim ini. Hanya saja, ia mengakui melawan Chelsea akan menjadi tantangan berat bagi timnya.
”Ada prestise tersendiri apabila bisa mengalahkan juara bertahan Liga Champions. Untuk mencapai itu, kami harus tampil 300 persen dari kemampuan terbaik kami,” kata Rulli dilansir Marca. (AFP)