Kurang dari Satu Jam, Dua Pemanah Indonesia Tersingkir
Dua pemanah Indonesia kembali harus gugur di babak 64 besar nomor ”recurve” individu. Diananda Choirunisa dan Alviyanto Bagas Prastyadi tersingkir meski sempat memberikan perlawanan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Dalam jangka waktu kurang dari satu jam, dua pemanah Indonesia tersingkir pada babak 64 besar recurve individu putra dan putri, Kamis (29/7/2021), di Yumenoshima Archery Park, Tokyo. Diananda Choirunisa dan Alviyanto Bagas Prastyadi takluk kepada lawan masing-masing. Kendati kalah, Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia mendapat banyak bahan masukan dan evaluasi untuk memperbaiki performa pemanah ke depan.
Alviyanto mendapat giliran pertama bertanding. Menghadapi pemanah senior Australia, Taylor Worth, Alviyanto yang berusia lebih muda tampil cukup baik dengan mengemas 9 poin pada kesempatan pertama set pertama. Angin kencang masih menjadi momok bagi pemanah Indonesia.
Pada kesempatan kedua di set pertama, Alviyanto meraih 8 poin. Worth yang berkesempatan menyusul perolehan poin Alviyanto gagal setelah juga hanya mampu mendapatkan 8 poin. Pada kesempatan ketiga set pertama, Alviyanto lagi-lagi hanya mampu mencatatkan 8 poin. Kesempatan ini tak disia-siakan Worth yang mendapatkan 9 poin untuk mengunci kemenangan. Worth pun merebut set pertama dengan skor 26-25.
Memasuki set kedua, Alviyanto memperbaiki penampilannya dengan meraih 9 poin berturut-turut di kesempatan pertama dan kedua. Namun, upaya itu tidak cukup karena Worth juga tampil baik dengan menorehkan perolehan 10 poin di kesempatan pertama dan 9 poin di kesempatan kedua. Di kesempatan ketiga, performa Alviyanto menurun dengan hanya menambah 8 poin. Worth yang tampil tenang meraih 10 poin sekaligus memenangi set kedua dengan skor 29-26.
Pada set penentuan atau set ketiga, Alviyanto mampu tampil tenang kendati sudah kalah di dua set sebelumnya. Alviyanto di luar dugaan mampu tampil cukup lepas di set ketiga ini meski Worth hanya perlu satu kemenangan lagi untuk melangkah ke babak 32 besar.
Alviyanto mencatatkan perolehan 9 poin secara beruntun di kesempatan pertama dan kedua. Pemanah asal Klaten, Jawa Tengah, tersebut bahkan mampu meraih 10 poin di kesempatan terakhirnya. Hanya saja, laga tetap menjadi milik Worth yang berhasil mencatatkan 10 poin di kesempatan pertama dan berturut-turut 9 poin di kesempatan kedua dan ketiga. Skor akhir menjadi 6-0 untuk kemenangan Worth. Langkah Alviyanto di Olimpiade pertamanya ini harus terhenti di babak 64 besar.
Kendati tersingkir, Alviyanto mengaku senang dapat menimba banyak ilmu dan pengalaman dalam Olimpiade pertamanya ini. Ia mengatakan harus belajar dan berlatih lebih keras lagi, terutama memanah di tempat yang bercuaca ekstrem seperti angin kencang.
Menurut dia, bertanding menghadapi pemanah-pemanah berpengalaman dari seluruh dunia memberikan perasaan dan sensasi yang berbeda dibandingkan melawan pemanah-pemanah dari Indonesia.
Karena rasanya berbeda ketika bertanding melawan mereka. Dibandingkan atlet kita, fisik mereka lebih tinggi.
”Karena rasanya berbeda ketika bertanding melawan mereka. Dibandingkan atlet kita, fisik mereka lebih tinggi,” kata Alviyanto sesusai laga.
Hal serupa juga dialami pemanah recurve putri Diananda yang takluk kepada pemanah Denmark, Maja Jager, dengan skor total 2-6. Jager memenangi set pertama dengan skor 23-22. Adapun Diananda mampu bangkit di set kedua dengan meraih 26 poin, unggul dari Jager yang mengumpulkan 24 poin.
Momentum kebangkitan itu tidak mampu dipertahankan Diananda di set ketiga dan keempat. Pemanah peraih medali perak nomor recurve individu putri di Asian Games 2018 itu harus mengakui keunggulan Jager dengan skor 22-26 di set ketiga dan 25-26 di set keempat.
Pelatih tim panahan Indonesia Permadi Sandra Wibowo menyampaikan, pengalaman bertanding di Olimpiade Tokyo memberikan banyak masukan untuk bahan evaluasi Pengurus Pusat Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (PP Perpani) dalam mengembangkan prestasi panahan di masa mendatang.
”Dengan kurangnya kompetisi yang kita ikuti, inilah hasilnya. Jadi, kami berharap pembinaan lebih baik ke depan dan lebih banyak kompetisi yang diikuti semakin baik,” ujarnya.