Melawan Belgia dan Roberto Martinez memberikan semangat ekstra bagi Roberto Mancini. Pelatih Italia itu ingin membalaskan dendam atas Martinez atas kekalahan di final Piala FA 2013.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MUENCHEN, KAMIS – Final Piala FA 2012-2013, 11 Mei 2013, adalah salah satu kenangan terburuk dalam 20 tahun karier Roberto Mancini sebagai pelatih. Mancini yang melatih Manchester City ketika itu tumbang 0-1 oleh tim papan bawah, Wigan Athletic, yang ditangani Roberto Martinez. Tiga hari setelah kekalahan itu Mancini dipecat dan meninggalkan Stadion Etihad.
Delapan tahun berselang, garis tangan membawa Mancini dan Martinez bertemu kembali dalam perempat final Piala Eropa di Stadion Allianz Arena, Muenchen, Sabtu (3/7/2021) pukul 02.00 WIB. Tetapi, pertemuan kesembilan kedua juru taktik itu akan hadir dengan nuansa berbeda.
Mancini melatih tim “renaisans” Italia yang telah bangkit usai tidak lolos di Piala Dunia 2018. Jelang bertemu Martinez, “Bobby Manc”, panggilan sayang pendukung Manchester City untuk Mancini, telah mencetak rekor fantastis karena membawa "Gli Azzurri" tidak terkalahkan dalam 31 pertandingan terakhir.
Sementara itu, Martinez tidak akan menantang Mancini dengan status kuda hitam, seperti ketika masih menangani Wigan. Pasalnya, Martinez akan memimpin generasi emas skuad Belgia yang berada di urutan pertama ranking FIFA sejak September 2018. Tak hanya itu, Belgia serupa dengan Italia menembus babak perempat final dengan rekor sempurna. Kedua tim mengemas empat kemenangan dari empat laga yang telah dijalani di Piala Eropa 2020.
Kekalahan di final Piala FA 2012-2013 merupakan satu-satunya kekalahan yang diderita Mancini dari Martinez. Rekor duel Mancini dengan Martinez adalah tujuh kemenangan untuk juru taktik asal Italia, sedangkan Martinez baru satu kali mengalahkan Mancini.
Mancini menuturkan, Italia telah menunjukkan kekuatan mental ketika mengalahkan Austria di babak 16 besar. Alhasil, Mancini menganggap situasi mental skuad Italia amat jauh lebih baik dibandingkan kondisi Mancester City jelang final Piala FA delapan tahun silam. City di akhir musim 2012-2013 adalah tim yang tengah terluka karena gagal mempertahankan trofi liga.
“Kami telah membuktikan mampu melalui pertandingan sulit melawan Austria. Menurut saya, laga melawan Austria lebih sulit daripada duel di perempat final nanti,” kata Mancini.
Kepercayaan diri Mancini itu cukup beralasan. Selain telah mencatatkan rekor tak terkalahkan terpanjang dalam sejarah “Gli Azzurri”, Mancini akan diuntungkan dengan pulihnya mayoritas pemain utama yang sempat mengalami cedera di fase grup. Bek veteran sekaligus kapten, Giorgio Chiellini, sudah bisa tampil sejak menit awal. Kemudian, Alessandro Florenzi, bek sayap kanan, juga dipastikan mampu bermain selama 90 menit setelah mengalami masalah di betisnya pada laga pembuka Piala Eropa kontra Turki, 10 Juni lalu.
Apabila mampu menumbangkan Belgia, maka Italia akan semakin menjadi tim yang ditakuti. Mancini adalah sosok istimewa dalam permainan menawan Italia di Piala Eropa ini.
"Apabila mampu menumbangkan Belgia, maka Italia akan semakin menjadi tim yang ditakuti. Mancini adalah sosok istimewa dalam permainan menawan Italia di Piala Eropa ini," kata Fabio Cannavaro, kapten Italia di Piala Dunia 2006, kepada La Gazzetta dello Sport.
Ciro Immobile, penyerang “Gli Azzurri”, menyatakan, timnya sangat menghormati Belgia, terutama dengan predikat sebagai pemuncak ranking FIFA. Belgia, lanjutnya, juga memiliki pemain-pemain berkelas dunia yang telah memiliki pengalaman menjalani turnamen mayor bersama dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami harus berhati-hati dan mencoba bermain seperti yang biasa kami lakukan. Mereka mungkin sedikit lebih berpengalaman di level internasional, tetapi kami memiliki antusiasme tinggi sebagai sebuah tim,” ucap Immobile yang telah menyumbangkan dua gol di Piala Eropa 2020.
Sementara itu, Martinez kemungkinan tidak akan mengubah pola permainan seperti melawan Portugal di babak 16 besar. Dalam laga melawan Portugal, Martinez mengedepankan permainan pragmatis yang menerapkan zona pertahanan rendah.
Belgia mengandaskan mimpi Portugal untuk mempertahankan trofi Piala Eropa meskipun hanya menciptakan enam peluang. Catatan itu kalah jauh dibandingkan 23 peluang yang dihasilkan Portugal.
“Italia akan menyerang dari menit pertama. Permainan melawan Portugal patut kami pertahankan di pertandingan selanjutnya. Meskipun kami tidak terbiasa dengan permainan fisik dan intensitas tinggi untuk bertahan, kami memiliki cukup waktu untuk beristirahat dan mempersiapkan diri,” kata Martinez dilansir laman UEFA.
Hal serupa juga disampaikan gelandang sayap Belgia, Thorgan Hazard. Italia, menurut Thorgan, akan menjadi lawan tertangguh yang dihadapi timnya di Piala Eropa 2020.
“Mereka (Italia) memiliki rekor kemenangan dan tak terkalahkan, jadi akan menjadi tantangan yang seru bagi kami untuk mengakhiri rekor itu. Dibandingkan Portugal, gaya permainan terbuka Italia mungkin bisa menjadi keuntungan bagi kami,” ucap Thorgan yang mencetak gol kemenangan Belgia atas Portugal.
Efek pemain pengganti
Jelang melawan Italia, Belgia akan mengalami kerugian karena belum pulihnya dua pemain utama, Kevin De Bruyne dan Eden Hazard. Menurut Martinez, kedua bintangnya itu butuh istirahat minimal satu pekan untuk fit dimainkan sejak menit awal usai menderita cedera di babak 16 besar.
Atas dasar itu, De Bruyne dan Eden kemungkinan besar baru bisa tampil sebagai pemain pengganti di Muenchen. Keduanya telah membuktikan mampu menghadirkan perbedaan sebagai pemain pengganti ketika masuk di babak kedua di pertandingan kedua grup B kontra Denmark. Kala itu, Belgia tertinggal satu gol, tetapi De Bruyne mencetak satu gol dan asis serta Eden menghasilkan satu asis yang membantu “Setan Merah” berbalik ungggul 2-1.
“Masih terlalu dini untuk menentukan peran mereka (De Bruyne dan Eden) di pertandingan nanti, sebab kami masih terus menunggu perkembangan mereka hingga detik-detik jelang laga. Meski begitu, kehadiran mereka penting bagi kami,” ucap Martinez, pelatih berkebangsaan Spanyol itu.
Adapun Italia juga memiliki kedalaman skuad yang baik. Ketika bermain imbang tanpa gol selama 90 menit melawan Austria, dua pemain pengganti, yaitu Federico Chiesa dan Matteo Pessina, mencetak gol yang mengantarkan Italia tampil ke perempat final.
Mancini mengungkapkan, para pemainnya memiliki peran yang sama untuk membantu tim mengejar kemenangan demi mewujudkan mimpi menjadi juara Piala Eropa. Ia pun mengharapkan setiap pemain yang diturunkan, baik sebagai pemain inti atau cadangan, dapat memberikan dampak bagi permainan “Gli Azzurri”.
“Kami membutuhkan para pemain yang datang dari bangku cadangan memiliki mentalitas yang tepat, sehingga mereka bisa mengubah permainan ketika masuk ke dalam lapangan,” kata Mancini.
Selain ingin membalaskan dendam kepada Martinez, Mancini mengejar kemenangan untuk menjaga rekor tak terkalahkan Italia atas Belgia di ajang Piala Eropa. Dalam tiga duel kedua negara di turnamen antarnegara Eropa itu, Italia meraih dua kemenangan dan sekali hasil imbang. Italia mengalahkan Belgia 2-0 di edisi 2016 dan unggul 2-0 pada Piala Eropa 2000. Kemudian, kedua tim mendapatkan hasil imbang tanpa gol di Piala Eropa 1980. (AFP)