Piala Eropa 2020 merupakan kesempatan terakhir ”generasi emas” Belgia untuk mengukir sejarah sekaligus menyamai prestasi para tetangganya di Eropa barat. Ambisi besar meraih trofi itu dimulai dengan memukul Rusia, 3-0.
Oleh
Anton Sanjoyo
·4 menit baca
Belgia mulai meletakkan batu pertama pada fondasi bangunan impian mereka, istana gelar juara. Kemenangan telak, 3-0, atas Rusia di St Petersburg, Rusia, Minggu (13/6/2021) dini hari WIB, membuka lebar peluang pasukan Roberto Martinez untuk lolos ke babak gugur Piala Eropa 2020. Ajang ini merupakan kesempatan terakhir ”generasi emas” Belgia untuk mengukir sejarah sekaligus menyamai prestasi para tetangga dekatnya di Eropa barat.
Gagal bukan lagi pilihan bagi pasukan ”Setan Merah”, julukan timnas Belgia, yang sebagian besar anggota skuadnya sudah berada di senja kala kariernya. Mengingat Piala Dunia Qatar 2022 masih 17 bulan ke depan dan peluang juara yang semakin tipis karena ikutnya para raksasa Amerika Latin, Piala Eropa 2020 sungguh merupakan kesempatan terakhir bagi Romelu Lukaku dan rekan-rekan untuk dikenang selamanya sebagai generasi sepak bola terbaik yang pernah dimiliki Belgia.
Tak ada tim Piala Eropa 2020 yang lebih menderita dibandingkan dengan Belgia akibat penundaan turnamen selama satu tahun. Pandemi Covid-19 telah membuat kesempatan terakhir generasi emas Belgia untuk meraih piala semakin menipis seiring dengan bertambahnya usia para pemainnya.
Kontras dengan tim Inggris yang justru diuntungkan dengan penundaan, berkat banyaknya pemain muda dalam skuad Gareth Southgate, pasukan Setan Merah berkejaran dengan waktu sebelum sejumlah besar pemain generasi emasnya memudar untuk kemudian menghilang. Generasi yang mekar sejak 2014 itu kini telah memasuki fase menurun dan kebanyakan dari mereka telah mendekati usia 30-an tahun atau lebih.
Digadang-gadang akan menapaki kejayaan sejak Piala Dunia 2014 di Brasil, tim yang kini diasuh Roberto Martinez tersebut tak mampu meraih prestasi puncak dalam tiga turnamen sejak itu. Prestasi terbaik mereka adalah ketika Eden Hazard dan rekan-rekan menembus babak semifinal Piala Dunia Rusia 2018 sebelum menyerah pada Perancis yang akhirnya tampil sebagai kampiun.
Kini, Martinez membawa misi besar untuk memastikan generasi emas Belgia akhirnya mampu mencapai mimpinya, merebut piala. Namun, situasi tidak lagi serupa seperti di Rusia. Sejumlah pemain telah mundur dari tim nasional, di antaranya Vincent Kompany, Mousa Dembele, dan Marouane Fellaini. Sementara pasukan senior yang tersisa, yaitu Dries Mertens, Jan Vertongen, dan Thomas Vermaelen, sudah menginjak usia 33 tahun.
Dijepit prestasi tetangga
Pada kancah sepak bola Eropa, Belgia sungguh terjepit oleh prestasi tetangga-tetangga dekatnya. Di perbatasan selatan, Perancis gagah perkasa dengan gelar-gelar Piala Dunia dan Eropa. Apalagi Jerman yang empat kali juara dunia. Sementara tetangga halaman belakang dan rival turun-temurun, Belanda, pernah menjadi juara Eropa pada 1988 dan tiga kali finalis Piala Dunia.
Maka, paling tidak menyamai prestasi Belanda adalah target paling rasional saat ini bagi Belgia yang sebagai bangsa telah lama terpecah akibat perbedaan sosial budaya masyarakatnya.
Di Piala Eropa 2020, Perancis dan Jerman memang sangat diunggulkan, tetapi fakta masa lalu seringkali mengatakan sebaliknya. Perancis terjungkal oleh pasukan ala kadarnya, Portugal, di final Piala Eropa Perancis 2016, sementara Jerman porak-poranda di Piala Dunia Rusia 2018.
Penantang juara lainnya, Italia, juga membuka pesta Eropa dengan kemenangan 3-0 atas Turki. Namun, pasukan muda pelatih Roberto Mancini tersebut secara pengalaman masih kalah dibandingkan dengan skuad Martinez.
Hanya saja, untuk mencapai ambisi juara, Martinez sungguh membutuhkan penampilan gemilang para bintangnya. Sayang, situasinya tak ideal. Eden Hazard (31 tahun) dirundung cedera dan tidak terlalu fit, demikian pula dengan playmaker Kevin de Bruyne (29) yang absen di laga pertama akibat cedera di wajah saat memperkuat Manchester City di final Liga Champions Eropa.
Beruntung, Lukaku (28) terus menunjukkan kinerja positif. Lukaku tampil gemilang di Piala Dunia Rusia 2018 dan menjadi andalan Inter Milan saat merebut scudetto (gelar juara Liga Italia Serie A) musim 2020-2021. Dua golnya ke gawang Rusia membuktikan komitmennya sebagai salah satu striker terbaik di Eropa saat ini.
Pada kancah sepak bola Eropa, Belgia sungguh terjepit oleh prestasi tetangga-tetangga dekatnya, seperti Perancis, Jerman, dan Belanda.
Berada di Grup B bersama Rusia, Denmark, dan Finlandia, Belgia memang favorit menjadi pemuncak grup. Saingan terberat mereka sebenarnya Denmark, sang juara Eropa 1992. Namun, tim ”dinamit” ini kalah dalam laga pertama, 0-1, melawan Finlandia di Kopenhagen, Sabtu (12/6/2021).
Jika mampu memuncaki klasemen Grup B, Belgia akan sangat diuntungkan pada fase gugur karena akan bertemu tim posisi ketiga di Grup A, D, E, atau F. Asal tidak bertemu posisi ketiga Grup F yang berisikan tim-tim kuat (Perancis, Jerman, Portugal, Hongaria), peluang Belgia melaju ke perempat final benar-benar lebar.