Ketersediaan pasokan oksigen bagi pasien menjadi krusial di tengah lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah daerah. Pasokan oksigen di rumah sakit mesti dijamin.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir membuat stok oksigen di sejumlah rumah sakit di DI Yogyakarta menipis. Akibatnya, beberapa rumah sakit terpaksa membatalkan pelaksanaan operasi demi memprioritaskan pasien yang kritis.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY Joko Murdiyanto menyatakan, stok oksigen menipis karena banyak pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Sementara pasokan oksigen belum ditambah secara signifikan.
”Kondisinya tidak seperti biasanya, antara supply (penawaran) dan demand (permintaan) tidak seimbang,” ujar Joko, Selasa (22/6/2021) sore.
Selama beberapa hari terakhir, DIY mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan. Bahkan, sejak Rabu (16/6), jumlah kasus selalu melebihi 500 kasus dalam sehari. Padahal, sebelumnya tidak pernah melebihi 500 kasus per hari.
Pada Selasa, sejumlah rumah sakit terpaksa membatalkan operasi karena stok oksigen menipis. ”Dalam kondisi Covid-19 ini, kan, rumah sakit tetap melakukan operasi reguler, misalnya operasi patah tulang, operasi hernia, dan operasi batu ginjal. Namun, karena kita menggunakan skala prioritas, oksigen itu kita berikan untuk pasien-pasien yang gawat darurat dan mengancam jiwa,” tutur Joko yang juga menjadi penasihat Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Cabang DIY.
Menyikapi kondisi stok oksigen yang menipis, para pengelola rumah sakit di DIY berupaya mencari di daerah terdekat, seperti Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Memang ketersediaan oksigen di rumah sakit tidak seperti biasanya karena angka kasusnya meningkat dan BOR (keterisian tempat tidur) rumah sakit sudah di atas 70 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan, ketersediaan oksigen di rumah sakit di DIY berkurang karena adanya peningkatan kasus selama beberapa waktu terakhir. Pemakaian oksigen di rumah sakit meningkat tiga kali lipat.
”Memang ketersediaan oksigen di rumah sakit tidak seperti biasanya karena angka kasusnya meningkat dan BOR (keterisian tempat tidur) rumah sakit sudah di atas 70 persen,” katanya.
Seluruh distributor oksigen di DIY kemarin dikumpulkan oleh Dinkes DIY. Mereka diminta memenuhi kebutuhan oksigen. Jika pasokan oksigen dari distributor di DIY masih kurang, dinkes akan mencari tambahan pasokan dari luar.
Problem menipisnya stok oksigen juga terjadi di sejumlah rumah sakit di Jateng. Kondisi itu sempat ramai diperbincangkan di media sosial. Pemerintah Provinsi Jateng menggelar rapat dengan para distributor dan pemasok guna memastikan percepatan pasokan oksigen.
”Problemnya, sekarang pemakaian meningkat drastis. Armada mereka (distributor oksigen) untuk memasok (terbatas) karena yang tadinya tiga hari sekali sekarang sehari sekali, bahkan pagi dan sore. Maka, saya meminta carikan kendaraan rental dan mereka menyanggupi,” kata Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo.
Menurut dia, pembicaraan tentang menipisnya oksigen di rumah sakit merupakan hal baik, sebagai peringatan dan untuk meningkatkan kewaspadaan. Namun, di sisi lain, itu bisa membuat kepanikan.
”Nanti, rumah sakit-rumah sakit memborong banyak dan yang lain tidak kebagian. Intinya, setiap ada yang menipis, segera kami atasi,” katanya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19, Senin (21/6), mengatakan adanya laporan dari sejumlah RS yang khawatir akan ketersediaan oksigen. Ia pun langsung meminta distributor oksigen untuk ikut dalam rapat dan membahas solusi penambahan pasokan.
Problemnya, sekarang pemakaian meningkat drastis. Armada mereka (distributor oksigen) untuk memasok (terbatas) karena yang tadinya tiga hari sekali sekarang sehari sekali, bahkan pagi dan sore. Maka, saya meminta carikan kendaraan rental dan mereka menyanggupi.
Ia menambahkan, permasalahan itu ditangani dengan penambahan pasokan dari Jawa Timur dan Jawa Barat. Dibahas pula sarana transportasi pengangkutnya. Pelaporan ketersediaan oksigen juga diperbaiki dan dilakukan secara terpadu sehingga kekurangan dapat segera teratasi.
PON Papua
Empat daerah yang menjadi tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XX masih berstatus zona merah Covid-19. Empat daerah itu meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke. Pengendalian penularan kasus Covid-19 di empat daerah itu akan menentukan pelaksanaan PON Papua yang dijadwalkan berlangsung pada 2-15 Oktober mendatang.
Sekretaris Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua Kenius Kogoya berharap Satgas Covid-19 di empat daerah tersebut bisa menekan jumlah kasus baru. Tujuannya agar jumlah kasus dapat menurun drastis jelang pelaksanaan PON.
”Satgas Covid harus meningkatkan pemeriksaan Covid, khususnya di pintu masuk ke kluster penyelenggara PON di Papua,” kata Kenius.
Empat daerah itu termasuk 14 kabupaten di Papua yang masih berstatus zona merah Covid-19. Tercatat jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Kota Jayapura 9.256 orang, Mimika 6.383 orang, Kabupaten Jayapura 1.311 orang, dan Merauke 968 orang.
Satgas Covid harus meningkatkan pemeriksaan Covid, khususnya di pintu masuk ke kluster penyelenggara PON di Papua.
Juru Bicara Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Papua Silwanus Sumule mengatakan, masih terdapat daerah berstatus zona merah karena pelaksanaan protokol kesehatan oleh masyarakat belum optimal. Kasus harian pada bulan ini meningkat hingga 41 persen.
Jumlah kumulatif kasus di Papua mencapai 22.914, dengan rincian 21.751 orang sembuh, 706 orang dirawat dan 457 orang meninggal. (HRS/DIT/FLO)