Penyebab ritsleting dan kancing kostum balap Fabio Quartararo terbuka saat balapan MotoGP di Catalunya masih menjadi teka-teki. Produsen kostum balap Alpinestars pun terus mendalami kasus tak lazim ini.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BARCELONA, SELASA — Fabio Quartararo menjadi sorotan pada akhir balapan MotoGP seri Catalunya melebihi pemenang balapan Miguel Oliveira. Pebalap tim pabrikan Yamaha itu mengakhiri balapan dalam kondisi melanggar aturan keselamatan karena ritsleting kostum balapnya terbuka dan tanpa pelindung dada. Dia seharusnya didiskualifikasi, tetapi secara mengejutkan tetap diizinkan menyelesaikan balapan. Mengapa ritsleting dan kancing kostum balap Quartararo terbuka masih menjadi misteri.
Alpinestars yang memproduksi baju balap Quartararo juga belum menemukan penyebab ritsleting dan kancing bisa terbuka sendiri.
Alpinestars yang memproduksi baju balap Quartararo juga belum menemukan penyebab ritsleting dan kancing bisa terbuka sendiri. Setelah melakukan penyelidikan awal di paddock Alpinestars yang berada di sirkuit Barcelona-Catalunya, mereka menyatakan semua ritsleting dan kancing sepenuhnya berfungsi normal. Penyelidikan pun akan dilanjutkan dengan serangkain tes lanjutan untuk mengetahui penyebab pasti kasus yang tak lazim ini.
Kostum balap MotoGP terbuat dari kulit dengan ritsleting di bagian depan. Kepala ritsleting dikancing dengan lidah perekat pada bagian leher kostum. Dalam kondisi normal, ritsleting tidak akan terbuka sendiri jika dalam posisi terkunci. Pada bagian dalam kostum ada pelindung dada yang diselipkan. Pelindung itu tidak menggunakan kancing karena sudah ditahan oleh kostum. Saat ritsleting kostum terbuka, pelindung dada akan mengganggu pebalap karena menjuntai.
Dalam kasus Quartararo, sejumlah teori muncul. Salah satu yang terkuat adalah ritsleting dan kancing tidak terpasang dengan sempurna sebelum balapan. Kondisi ini bisa menyebabkan kostum terbuka karena entakkan yang berulang selama balapan.
Teori lainnya meyakini penyebabnya adalah pelindung dada yang menekan ritsleting dan kancing kostum. Saat pelindung dada tidak dalam posisi yang semestinya—kemungkinan karena ritsleting mulai terbuka—Quartararo mulai tidak nyaman dan bereaksi membuka ritsleting dan membuang pelindung dada.
Akan tetapi, teori kedua itu masih memerlukan penjelasan lanjutan dari Quartararo terkait dengan bagaimana dia melepas pelindung dada dan mengapa itu perlu dilakukan. Penjelasan itu sangat penting karena melepas pelindung dada akan membuat kostum tidak menyatu dengan tubuh dan bisa menyebabkan ritsleting tidak terkunci. Apalagi, Quartararo melepas pelindung dada saat keluar dari Tikungan 3, yang pasti sulit menarik ritsleting ke posisi terkunci dengan sempurna.
Meskipun Quartararo bisa mengunci ritsleting dengan sempurna, balapan tanpa pelindung dada tetap melanggar aturan keselamatan MotoGP. Dalam aturan perlengkapan keselamatan Federasi Balap Motor Internasional disebutkan, ”perlengkapan harus dikenakan, dikancing dengan benar, sepanjang waktu selama aktivitas di trek”.
Sejauh ini, Quartararo hanya menyatakan ritsleting konstumnya terbuka saat dia di Tikungan 1 Montmelo pada putaran ke-21 dari 24 lap. ”Saya mendapati kostum kulit terbuka sepenuhnya pada tikungan pertama dan saya berusaha mengembalikan (ritsleting) ke posisi normal lagi. Saya tidak bisa melakukan itu. Ketika (ritsleting) turun sepenuhnya, Anda perlu menarik (kedua sisi kostum untuk bisa menarik ritsleting ke atas), seperti ritlseting pada celana jin,” ujar Quartararo seusai balapan, Minggu (7/6/2021).
Pebalap asal Perancis itu finis di posisi ketiga di belakang Johann Zarco dan Miguel Oliveira yang memenangi balapan. Namun, Quartararo kemudian turun ke posisi keempat karena hukuman 3 detik akibat melalui jalur pintas di Tikungan 2 saat berebut posisi kedua dengan Zarco. Quartararo kemudian turun ke posisi keenam setelah mendapat sanksi tambahan 3 detik karena melanggar aturan keselamatan karena kostum terbuka dan tanpa pelindung dada.
Sanksi 3 detik itu dinilai tidak tepat karena Quartararo seharusnya didiskualifikasi atau mendapat bendera hitam. Awalnya, Quartararo tidak merasa layak menerima bendera hitam. Namun, jeda sehari setelah balapan membuat dia berpikir lebih jernih. Seusai tes tengah musih balap di Montmelo, Senin (7/6/2021), dia mengakui layak mendapat bendera hitam.
”Ya, pertama-tama, ya, saya pikir melihat ke belakang pada apa yang terjadi, sekarang ceritanya telah selesai, saya bisa gembira karena ini sulit untuk diakui, tetapi bagi saya ini bendera hitam,” ujar Quartararo dikutip Motorsport.
”Maksud saya, benar saya menempatkan diri saya dalam bahaya dan juga dengan apa yang terjadi pekan lalu (insiden Jason Dupasquier), saya pikir itu (bendera hitam) sesuatu yang tepat. Namun, saya beruntung. Hukuman yang saya tidak sepakat adalah jalan pintas (di Tikungan 2) karena saya tidak merasa itu adil. Saya kehilangan 0,7 detik, tetapi jika saya kehilangan satu detik penalti tidak ada, dan bagaimana saya tahu saat di atas motor saya kehilangan 0,7, bukan 1 detik?” kata Quartararo.
”Jadi, itu sedikit konyol. Namun, saya mengakui penalti kedua. Saya marah, itu pasti, tetapi lebih baik seperti ini dari pada poin nol,” ucap pemuncak klasemen sementara dengan 115 poin, unggul 14 poin atas peringkat kedua, Johann Zarco.
Kejadian pada kostum balap Quartararo itu kemudian diselidiki oleh Alpinestars, tetapi mereka belum menemukan penyebab ritsleting dan kancing kostum bisa terbuka.
”Setelah balapan MotoGP pada Minggu di Sirkuit Barcelona-Catalunya, tim Pengembangan Balapan Alpinestars memulai penyelidikan atas integritas kostum balap Fabio Quartararo. Berdasarkan analisis awal pascabalapan dalam truk Pengembangan Balap Alpinestars di paddock MotoGP, tim mendapati kostum berfungsi normal dengan semua ritsleting dan pengencang berfungsi sepenuhnya,” tulis pernyataan resmi Alpinestars dikutip Crash, Selasa (8/6/2021).
Dalam pernyataan tersebut, Alpinestars menegaskan, semua komponen kostum, termasuk Sistem Airbag Tech-Air®, tidak rusak dan berfungsi sepenuhnya berdasarkan pemeriksaan pertama.
Kostum akan diperiksa lagi di laboratorium Alpinestars di markas Alpinestars. Pengujian dan analisis akan dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut apa yang terjadi selama balapan. Selain itu, sistem Airbag Tech-Air® tidak mengembang selama balapan, dan berfungsi seperti yang diharapkan karena tidak terjadi tabrakan.