Pemuncak klasemen MotoGP, Fabio Quartararo, seolah kalah pamor dari para pesaingnya pada latihan bebas seri Catalunya di Montmelo. Namun, “El Diablo” bak air tenang yang menghanyutkan karena "pace"-nya sangat kompetitif.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
BARCELONA, JUMAT — Fabio Quartararo mengawali akhir pekan bl;ap MotoGP di Barcelona dengan fokus mengasah pace balapan. Dia bahkan tidak benar-benar melakukan time attack di akhir sesi latihan pertama. Pebalap tim pabrikan Yamaha itu baru memburu catatan waktu satu putaran pada akhir sesi latihan kedua dengan ban depan-belakang berkompon lembut. Hasil dua sesi latihan bebas itu menegaskan potensi Quartararo mengulang kemenangan musim lalu di Montmelo.
Quartararo langsung mengasah pace balapan sejak sesi latihan bebas pertama, Jumat (4/6/2021). Dia menjalani seluruh putaran dengan ban depan-belakang berkompon lunak-medium. Dalam kesempatan kedua pada sesi latihan bebas pertama (FP1), dia melakukan enam putaran beruntun dengan pace konsisten 1 menit 40 detik besar. Catatan itu menjadi yang terbaik meskipun dalam catatan waktu tercepat dia berada di peringkat keenam.
Jika dibandingkan dengan pebalap tercepat FP1, Aleix Espargaro (Aprilia), pace Quartararo unggul sekitar 0,3 detik. Demikian juga pebalap kedua hingga kelima yang berturut-turut ditempati Franco Morbidelli (Petronas SRT Yamaha), Pol Espargaro (Repsol Honda), Maverick Vinales (Yamaha), dan Johann Zarco (Pramac Racing).
Kekuatan Quartararo di Montmelo semakin jelas saat sesi latihan kedua bergulir. Dia kembali mengasah pace balapan dengan mayoritas putaran menggunakan ban berkompon medium. Dengan temperatur lintasan yang lebih hangat dibandingkan sesi pagi, Quartararo mencetak pace konsisten pada 1 menit 40 detik kecil.
Dia mengungguli pace pebalap tercepat sesi siang, Zarco, yang berada pada 40 detik tengah. Catatan waktu Zarco setara dengan Morbidelli yang menempati posisi kedua pada sesi latihan bebas kedua (FP2).
Quartararo jelas diunggulkan memenangi seri Catalunya ini, terutama jika dia bisa meraih posisi start di baris depan. Persaingan meraih pole position menjadi tantangan tersendiri karena para pebalap Ducati dan KTM menunjukkan keunggulan pada catatan waktu satu putaran.
Posisi start terdepan akan ditentukan oleh keberanian pebalap mengambil risiko dengan memacu motor pada limit di setiap sektor. Risiko itu selalu diambil Quartararo dalam empat seri terakhir di mana dia selalu start terdepan. Tantangan juga akan datang dari Morbidelli yang musim lalu meraih pole position di Barcelona, tetapi finis keempat saat balapan.
Seri Barcelona sangat berkesan bagi Quartararo karena musim lalu dia meraih kemenangan di sana setelah lima seri beruntun gagal finis di podium. Momen itu sulit bagi pebalap asal Perancis itu karena dalam dua seri awal di Jerez dia finis terdepan. Oleh karena itu, dia merasa kemenangan di Barcelona adalah momen terbaik dalam hidupnya.
Kini, dia kembali ke Montmelo dengan mentalitas berbeda. Dia berada di puncak klasemen pebalap dan dengan paket motor yang kompetitif. Sementara pada musim lalu, peluang juaranya terenggut oleh kendala pada mesin YZR-M1 yang dipacunya.
”Ya, saya pikir kami memiliki paket yang lengkap. Saya berpikir begitu, oke, kecepatan puncak bukan yang terbaik. Akan tetapi, kami telah menang di dua trek yang sebenarnya (lebih sesuai) untuk Ducati,” ungkap Quartararo kepada Motorsport.
Quartararo memang menjadi pembeda di antara para pemacu M1 lainnya, yaitu Vinales, Morbidelli, dan Valentino Rossi. Dia satu-satunya pebalap Yamaha yang bisa memaksimalkan potensi M1 sekaligus mengatasi masalah klasik Yamaha, yaitu keausan ban belakang yang sangat cepat.
Posisi start terdepan akan ditentukan oleh keberanian pebalap mengambil risiko dengan memacu motor pada limit di setiap sektor. Risiko itu selalu diambil Quartararo dalam empat seri terakhir.
Adaptasi ”El Diablo” serta kejelian para mekanik Quartararo menyetel motor bahkan membuat dia bisa mengungguli para pebalap Ducati yang jauh lebih cepat di trek lurus. Faktor Quartararo itulah yang membuat Yamaha bisa finis terdepan di Qatar dan Mugello, sirkuit yang lebih sesuai dengan karakter Ducati Desmosedici.
Quartararo pun optimistis bisa kompetitif di Barcelona, sama seperti musim lalu, yaitu ketika finis terdepan dan tidak terkejar oleh dua pebalap Suzuki, Joan Mir serta Alex Rins. Akhir pekan ini, Suzuki tidak diperkuat oleh Rins yang menjalani operasi tulang pengumpil lengan kanan yang retak akibat kecelakaan saat latihan dengan sepeda di trek. Posisinya tidak akan digantikan oleh pebalap lain, sehingga Mir akan menjadi satu-satunya harapan Suzuki.