Fabio Quartararo mengakui dirinya salah membalap dengan kancing kostum terbuka dan membuang pelindung dada di Montmelo. Pebalap tim pabrikan Yamaha itu pun merasa layak menerima bendera hitam alias didiskualifikasi.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
BARCELONA, SENIN – Jeda sehari setelah balapan MotoGP seri Catalunya yang menguras tenaga dan mental, membuat Fabio Quartararo bisa berpikir lebih jernih. Dia pun mengakui layak didiskualifikasi dari balapan karena membalap dalam kondisi berbahaya, yaitu tanpa pelindung dada serta kancing kostum balapnya terbuka. Namun, pebalap tim Monster Energy Yamaha merasa hukuman tambahan waktu tiga detik karena memotong jalur Tikungan 2 tidak tepat.
Quartararo finis di Sirkuit Barcelona-Catalunya pada posisi ketiga di belakang Johann Zarco dan Miguel Oliveira yang finis terdepan. Namun, dia kemudian diturunkan ke posisi empat karena mendapat sanksi tiga detik akibat memotong jalur Tikungan 2. Posisi Quartararo diturunkan ke urutan keenam, karena mendapat sanksi kedua, juga tambahan waktu tiga detik, karena membalap dengan kancing kostum terbuka dan tanpa pelindung dada.
Awalnya, Quartararo tidak merasa layak menerima bendera hitam. Tetapi jeda sehari setelah balapan membuat dia berpikir lebih jernih. Seusai tes tengah musih balap di Montmelo, Senin (7/6/2021), pebalap asal Perancis itu mengakui dirinya layak mendapat bendera merah.
“Ya, pertama-tama, saya melihat ke belakang pada apa yang terjadi, sekarang ceritanya telah selesai, saya bisa gembira karena ini sulit untuk diakui, tetapi bagi saya ini bendera hitam,” ujar Quartararo dikutip Motorsport. “Benar saya menempatkan diri saya dalam bahaya, juga dengan apa yang terjadi pekan lalu (insiden Jason Dupasquier) saya pikir itu (bendera hitam) sesuatu yang tepat,” lanjut pebalap berusia 22 tahun itu.
“Tetapi saya beruntung. Hukuman yang saya tidak sepakat adalah jalan pintas (di Tikungan 2) karena saya tidak merasa itu adil. Saya kehilangan 0,7 detik, tetapi jika saya kehilangan satu detik penalti tidak ada, dan bagaimana saya tahu saat di atas motor saya kehilangan 0,7 bukan satu detik?” ungkap Quartararo.
“Jadi, itu sedikit konyol. Tetapi saya mengakui penalti kedua. Saya marah, itu pasti, tetapi lebih baik seperti ini dari pada poin nol,” ungkap pemuncak klasemen sementara dengan 115 poin, unggul 14 poin dari peringkat kedua Johann Zarco.
Keselamatan pebalap
Kejadian yang dialami oleh Quartararo di Montmelo itu sempat menimbulkan polemik, terkait apakah dia layak diberi bendera hitam atau tidak. Sejumlah pihak menilai sanksi tiga detik terlalu ringan, karena Quartararo membalap dalam kondisi berbahaya. Mantan pebalap Ducati dan Honda, Casey Stoner, menilai Quartararo seharusnya menerima bendera hitam alias didiskualifikasi.
saya melihat ke belakang pada apa yang terjadi, sekarang ceritanya telah selesai, saya bisa gembira karena ini sulit untuk diakui, tetapi bagi saya ini bendera hitam.
Pebalap tim Suzuki Ecstar Joan Mir juga berpendapat Quartararo layak didiskualifikasi karena membahayakan pebalap lain. Sedangkan Zarco menilai, bendera hitam layak diberikan pada “el Diablo” demi keselamatannya sendiri.
Dalam aturan perlengkapan keselamatan Federasi Balap Motor Internasional disebutkan, “perlengkapan harus dikenakan, dikancing dengan benar, sepanjang waktu selama aktivitas di trek”.
Sedangkan pebalap Repsol Honda Marc Marquez menilai, bendera hitam untuk Quartararo tidak adil. Tetapi dia mengakui, bahwa membalap dalam kondisi seperti itu sangat berbahaya.
“Kami membahas itu dengan tim. Saya pikir itu akan melibatkan Komisi Keselamatan, dan tidak adil jika memberi dia bendera hitam,” ungkap Marquez. “Tetapi itu sesuatu yang berbahaya, ini seperti ketika anda memiliki sesuatu yang menggantung di sepeda motor, anda harus berhenti, anda harus mengamankan itu, dan jika tidak bisa anda harus keluar (balapan),” ungkap Marquez.
“Itu pemikiran saya tentang apa yang seharusnya mereka lakukan. Entah anda melepaskan, kehilangan tiga atau empat detik dan mengencangkan kostum, atau anda harus berhenti,” ujar Marquez, yang gagal finis di Montmelo karena terjatuh di Tikungan 10.