Alexander Zverev dan Stefanos Tsitsipas berpeluang memperebutkan salah satu tiket final Perancis Terbuka dari paruh bawah undian. Tersingkirnya Dominic Thiem memperbesar peluang Zverev dan Tsitsipas.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, RABU — Peluang sekaligus tekanan ada pada Alexander Zverev dan Stefanos Tsitsipas untuk memperebutkan salah satu tiket final Perancis Terbuka dari paruh bawah undian. Mereka menatap peluang itu dengan fokus pada langkah demi langkah.
Babak ketiga yang dicapai Zverev setidaknya membuat petenis Jerman unggulan keenam itu lebih baik dibandingkan pesaing terberat pada paruh bawah, Dominic Thiem, yang tersingkir pada babak pertama. Zverev mengalahkan Roman Safiullin (Rusia), 7-6 (4), 6-3, 7-6 (1), di Lapangan Suzanne Lenglen, Roland Garros, Paris, Rabu (2/6/2021).
Thiem, finalis Perancis Terbuka 2018 dan 2019, menjadi petenis paling berpengalaman di lapangan tanah liat yang berada pada paruh bawah undian. Namun, untuk pertama kalinya, dia tersingkir pada babak pertama di Roland Garros setelah dikalahkan Pablo Andujar, 6-4, 7-5, 3-6, 4-6, 4-6.
Tersingkirnya Thiem memperbesar peluang petenis lain menjadi finalis Perancis Terbuka untuk pertama kalinya, terutama dua alumnus ”Next Gen”, Zverev dan Tsitsipas. Apalagi, undian memisahkan mereka dari ”Big Three” yang mendominasi Grand Slam sejak 2004, yaitu Novak Djokovic, Rafael Nadal, dan Roger Federer. Para senior itu berada pada paruh atas undian dan telah melangkah ke babak kedua, masing-masing dengan kemenangan straight-sets.
Zverev memiliki bekal persentase kemenangan di lapangan tanah liat yang lebih baik dibandingkan di lapangan keras dan rumput. Dari penampilan pada Grand Slam, ATP Tour, dan Piala Davis, persentase kemenangan di lapangan berkarakter lambat tersebut adalah 70 persen, sedangkan di lapangan keras 66 persen dan di lapangan rumput 63 persen.
Juara Final ATP 2018 itu juga memiliki modal tiga gelar juara ATP Masters 1000 di lapangan tanah liat, yaitu dari Roma Masters 2017 serta Madrid Masters 2018 dan 2021. Zverev pun yakin bisa melangkah lebih jauh pada Perancis Terbuka kali ini karena berhasil melewati babak pertama dalam lima set, setelah tertinggal dua set lebih dulu, lalu memenangi babak kedua. Hasil terbaiknya sejak debut di Roland Garros pada 2015 adalah perempat final 2018 dan 2019.
Dari sisi fisik, saya yakin bisa melangkah lebih jauh pada turnamen kali ini. Memang faktor tersebut tidak selalu dibutuhkan, tetapi saat harus menjalani laga panjang, saya yakin bisa melewatinya.
Setelah melewati babak pertama dalam laga lima set dan babak kedua yang juga ketat, meski berlangsung tiga set, Zverev memiliki keyakinan, terutama dari sisi fisik. ”Dari sisi fisik, saya yakin bisa melangkah lebih jauh pada turnamen kali ini. Memang faktor tersebut tidak selalu dibutuhkan, tetapi saat harus menjalani laga panjang, saya yakin bisa melewatinya,” tutur petenis berusia 24 tahun tersebut.
Petenis dengan nama panggilan Sascha tersebut juga termotivasi oleh pencapaian final AS Terbuka 2020 sebelum akhirnya dikalahkan Thiem meski memenangi dua set awal lebih dulu. ”Di AS Terbuka, saya tinggal beberapa poin lagi untuk menang. Saya tak ingin berhenti sampai di sana dan berharap bisa melangkah lebih jauh di Roland Garros. Namun, lawan-lawan yang akan dihadapi tak akan mudah. Saya harus fokus pada setiap pertandingan,” tutur Zverev saat diwawancara mantan petenis Perancis, Marion Bartoli.
Tsitsipas, yang berada satu pul dengan Zverev, bertanding melawan Pedro Martinez (Spanyol) dalam babak kedua pada Rabu tengah malam waktu Indonesia. Dia menjadi yang paling difavoritkan menembus final dari paruh bawah berkat penampilannya pada masa pemanasan Perancis Terbuka. Petenis Yunani itu menjuarai Monte Carlo Masters dan ATP 250 Lyon serta mencapai final ATP 500 Barcelona.
Sehari setelah Naomi Osaka menyatakan mundur dari Perancis Terbuka, Dewan Grand Slam Australia Terbuka, Perancis Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka menawarkan bantuan untuk menangani masalah kesehatan mentalnya.
”Kami memuji Naomi Osaka karena dia telah berbagi perasaannya, tekanan dan kecemasan yang dirasakannya. Kami berempati pada tekanan yang dihadapi para petenis. Kami pun menawarkan bantuan dan pendampingan, dengan cara apa pun yang memungkinkan, untuk Naomi selama dia beristirahat dari turnamen. Dia adalah atlet luar biasa dan kami menantikan kehadirannya secepat mungkin,” demikian pernyataan Dewan Grand Slam.
Osaka mengundurkan diri karena tak bersedia melakukan konferensi pers sepanjang turnamen. Ketidakhadirannya untuk menjawab pertanyaan wartawan setelah memenangi babak pertama membuahkan sanksi denda 15.000 dollar AS (Rp 214 juta) dan ancaman diskualifikasi pada semua Grand Slam jika mengulang sikapnya.
Empat kali juara Grand Slam itu akhirnya memutuskan mundur dari turnamen dan bercerita tentang alasannya tak ingin menghadiri konferensi pers dalam media sosial. Osaka mengatakan mengalami depresi dan kecemasan saat berhadapan dengan publik dan media sejak menjuarai AS Terbuka 2018.
Dewan Grand Slam mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan atlet, badan tenis internasional lain, dan media untuk kepentingan semua pihak.