Sebagai striker terhebat di tanah Inggris, Harry Kane butuh gelar juara tim untuk mengabadikan kehebatannya. Alasan itulah yang membuat Kane ingin hengkang dari Spurs pada musim depan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, SELASA - Harry Kane selalu berkata, mimpi terbesarnya adalah meraih trofi. Ironis, setelah melakukan segalanya untuk Tottenham Hospur selama 11 musim terakhir, trofi tak kunjung datang. Di titik ini, kesabaran Kane sudah mencapai klimaks.
Memasuki akhir usia 27 tahun, Kane memutuskan untuk mencari suaka baru musim depan. Menurut ESPN, Senin (17/5/2021), penyerang Inggris ini sudah berbicara langsung dengan pemilik Spurs, Daniel Levy. Dia ingin pindah ke tim Liga Inggris lain yang punya kapabilitas untuk meraih gelar juara.
Keputusan ini dibuat karena Kane kembali gagal meraih trofi pada musim ke-11 bersama Spurs. Prestasi ”Si Lili Putih” hanya mentok sebagai finalis Piala Liga. Lebih buruk lagi, mereka yang berada di peringkat ke-6 liga domestik hampir pasti tidak tampil lagi di Liga Champions musim depan.
Padahal, striker berambut pirang ini sudah memberikan segalanya di lapangan. Lihat saja kontribusi sang pemain hingga pekan ke-36 Liga Inggris. Dia merajai daftar pencetak gol terbanyak (22 kali) dan pembuat asis (13 kali) sekaligus.
Keterlibatannya dalam gol di liga, 35 kali, merupakan salah satu yang terbanyak di Eropa. Dia hanya berada di bawah Robert Lewandowski (Bayern Muenchen, 47 kali) dan Lionel Messi (Barcelona, 39 kali). Sebagai catatan, pencapaian Kane diraih saat bermain di liga yang disebut-sebut sebagai paling kompetitif sedunia.
Namun, semua jerih payah Kane belum cukup mengangkat klub yang sudah puasa gelar sejak 2008 itu. Hal ini cukup untuk menyimpulkan, laju karier Kane yang sedang berada dalam usia emas itu terhambat karena ambisi pas-pasan klub. Dia tidak punya tandem yang bisa membantunya juara.
Trofi individu sesuatu yang hebat, tetapi saya ingin hadiah lebih besar yaitu trofi tim. Sayangnya, kami belum mampu melakukan itu.
”Bukan rahasia lagi bahwa Kane ingin bersaing untuk gelar bergengsi, baik untuk tim dan individu. Ini adalah musim yang membuatnya frustasi. Karena dia kemungkinan besar tidak akan tampil di Liga Champions dua musim beruntun,” kata reporter Sky Sports Paul Gilmour.
Kane, lanjut Gilmour, sebenarnya nyaris pindah pada musim panas lalu. Ada satu klub besar yang ingin memboyongnya. Tetapi, Spurs berhasil merayunya bertahan, dengan iming-iming kans juara bersama manajer segudang pengalaman Jose Mourinho.
Janji manis itu berakhir pahit. Mourinho justru dipecat beberapa hari sebelum final Piala Liga. Padahal, pelatih kontroversial ini yang membawa Kane dan rekan-rekan ke titik tersebut. Di bawah Mourinho, Kane memang bersinar dari sisi individu, tetapi itu tidak sejalan dengan performa tim.
Setelah semua yang dilalui, tidak ada lagi alasan untuknya bertahan musim depan. Kane memang berutang budi terhadap klub masa kecilnya tersebut, tetapi sekarang dia butuh gelar juara sebagai pencatat kehebatannya.
Kane sempat memberi kode dalam wawancara setelah kekalahan di final Piala Liga dari Manchester City. Dia berkata, tujuan utamanya sekarang adalah meraih trofi juara, bukan individu.
”Trofi individu sesuatu yang hebat, tetapi saya ingin hadiah lebih besar yaitu trofi tim. Sayangnya, kami belum mampu melakukan itu,” kata pencetak gol terbanyak, 220 gol, dalam sejarah Spurs tersebut, pada akhir April 2021.
Striker jangkung setinggi 1,88 meter ini pun akan mengabaikan kontraknya yang masih tersisa tiga tahun lagi, sampai 2024. Pemain dari akademi Spurs ini membuka diri kepada klub raksasa seperti Chelsea serta duo Manchester, United dan City.
Tepat
Mantan penyerang Spurs Jermain Defoe menilai keputusan Kane untuk pindah sangat tepat. Sebab, klub yang bermarkas di London Utara itu tidak punya skuad juara saat ini. Mereka juga tidak punya dana sebesar Chelsea atau duo Manchester untuk membentuk tim juara instan.
”Jika Kane bertahan, dia bisa menjadi legenda klub. Mungkin, dia bisa memenangkan beberapa trofi. Tetapi jika dia benar-benar ingin mendulang banyak gelar, dia harus pergi dan mencarinya di tempat lain,” ucap Defoe seperti dikutip talkSPORT.
Menurut Sky Sports, Kane berharap persoalan masa depannya bisa selesai secepat mungkin, sebelum dia bergabung bersama timnas Inggris ke Piala Eropa. Dia tidak ingin isu transfer mengganggu fokusnya untuk mengantar Inggris berjaya di Piala Eropa.
Namun, juru bicara Spurs menepis gosip kepindahan sang pemain. ”Kami punya tujuan untuk bisa finis sekuat mungkin di liga musim ini. Hanya itu yang menjadi fokus semua orang di tim saat ini,” jelasnya.
Meski belum terkonfirmasi, Levy kabarnya akan menerima tawaran dari klub lain jika ada tawaran minimal 120 juta poundsterling atau sekitar Rp 2,4 triliun. Spurs bukanlah tim yang bisa menolak tawaran besar dari tim lain. Hal itu terbukti salah satunya dengan penjualan Gareth Bale ke Real Madrid pada 2013 dengan mahar sebesar 77 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,5 triliun. (AP/REUTERS)