Dihadiri 8.000 Penonton, Manchester City Raih Trofi Kedelapan
Manchester City menegaskan dominasinya di Piala Liga Inggris dalam empat musim terakhir setelah mengalahkan Tottenham Hotspur, Minggu malam. Bagi manajer Pep Guardiola, trofi itu merupakan koleksi ke-30 sebagai pelatih.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, MINGGU — Manchester City menjadi tim kedua yang mampu meraih empat gelar Piala Liga Inggris secara beruntun setelah Liverpool pada periode 1981-1984. Prestasi itu dicapai ”Si Merah” seusai menumbangkan Tottenham Hotspur 1-0 pada laga final, Minggu (25/4/2021) malam, di Stadion Wembley yang menyambut kehadiran kembali 8.000 penonton di tribune.
Piala Liga memang kalah pamor daripada juara kompetisi Liga Inggris dan Piala FA, tetapi hal itu tidak menyurutkan ambisi Manajer Manchester City Pep Guardiola untuk membantu anak asuhannya menjadi yang terbaik di kompetisi yang berusia 61 tahun itu. Sejak mencicipi gelar Piala Liga pertama bersama City pada musim 2017-2018, Guardiola tidak pernah melepaskan trofi itu dalam empat musim beruntun. Trofi yang kini dinamai Piala Carabao itu pun menjadi gelar ke-30 yang diraih Guardiola selama menjadi manajer tim.
Pada edisi 2020-2021 ini, City harus menunggu hingga menit ke-82 untuk mengunci kemenangan melalui sundulan beknya, Aymeric Laporte, yang unggul duel udara atas gelandang Spurs, Moussa Sissoko. Gol bek asal Perancis itu menjadi legitimasi atas dominasi City pada laga final itu.
Selama 90 menit laga di Wembley itu, City mencatatkan 21 tendangan, sedangkan Spurs hanya 2 kali mengancam gawang ”The Citizens” yang dikawal kiper kedua, Zack Steffen. Selain itu, City mencatatkan 62 persen penguasaan bola dengan delapan tendangan sepak pojok. Sementara Spurs hanya mengontrol 38 persen penguasaan bola serta tiga kali mendapat sepak pojok selama 90 menit.
Menurut Riyad Mahrez, yang dinobatkan sebagai pemain terbaik di pertandingan final itu, duel melawan Spurs berjalan ketat. Oleh karena itu, timnya berusaha keras untuk mendominasi laga dan melakukan variasi operan sambil tidak menyerah untuk menciptakan gol kemenangan.
”Saya pikir kami pantas menang. Kami mendapatkan lagi trofi ini dan sangat senang dengan capaian itu. Secara umum, kehadiran fans memberi perbedaan. Meskipun hanya 8.000 orang, atmosfer yang diciptakan sangat luar biasa,” ujar pemain berkebangsaan Aljazair itu seperti dilansir The Guardian.
Ingin menambah gelar
Sang pencetak gol Laporte berambisi untuk menambah gelar di musim ini. Setelah meraih trofi Piala Liga, City masih memiliki keempatan untuk mendapatkan trofi pada ajang Liga Inggris dan Liga Champions Eropa. ”Kami harus menjaga ritme permainan seperti saat ini jika ingin mendapat trofi lainnya,” ucap Laporte.
[embed]https://youtu.be/ThCeH5PlL4M[/embed]
Secara terpisah, Guardiola puas dengan penampilan timnya. Satu-satunya cela yang menjadi kekurangan City, tambah pria asal Catalan itu, ialah efektivitas dalam memanfaatkan sejumlah peluang di kotak penalti Spurs.
”Saya sangat senang kami menang dalam gelar pertama di musim ini. Tidak hanya karena juara, saya senang karena di 33 pertandingan terakhir, kami mencatatkan 30 kemenangan,” kata Guardiola.
Kekalahan ini menyakitkan. Kami telah berusaha keras, tetapi hal itu tidak cukup. (Ryan Mason)
Dengan satu gelar tambahan, City telah menduduki singgasana sebagai raja Piala Liga bersama Liverpool. Kedua tim itu merupakan pemilik gelar Piala Liga terbanyak dengan koleksi masing-masing delapan trofi.
Tangisan Son
Setelah laga berakhir, mayoritas pemain Spurs merasakan kekecewaan. Penyerang sayap Son Heung-min menjadi pemain yang paling emosional seusai merasakan kekalahan keduanya di partai final selama membela Spurs. Sebelumnya, Son menjadi bagian dari skuad Spurs yang dikalahkan Liverpool di laga pemungkas Liga Champions edisi 2018-2019.
Alhasil, Son terlihat menangis di garis tengah lapangan. Rekan setimnya, Gareth Bale, menjadi sosok pertama yang menyadari momen itu dan menepuk pundak Son untuk menghibur pemain bernomor punggung tujuh itu. Tidak hanya Bale, dua pemain City, Ilkay Gundogan dan Phil Foden, juga turut menghibur Son. Kedua pemain itu bahkan memeluk Son yang terlihat menitikkan air mata.
”Kekalahan ini menyakitkan. Kami telah berusaha keras, tetapi hal itu tidak cukup,” kata Manajer Interim Spurs Ryan Mason seusai laga itu.
Manajer termuda
Mason menjadi manajer termuda yang memimpin tim di final Piala Liga pada usia 29 tahun dan 316 hari. Rekor manajer termuda sebelumnya dipegang Gianluca Vialli, yang memimpin Chelsea pada laga final edisi 1998 saat berusia 33 tahun dan 263 hari.
Dengan kekalahan itu, Spurs belum mampu mengakhiri puasa trofi sejak musim 2007-2008 saat memenangi trofi Piala Liga keempat. Secara total, Spurs telah sembilan kali melaju ke babak final Piala Liga Inggris dengan meraih empat kemenangan dan lima kali menjadi runner-up.
Adapun Guardiola senang bisa meraih gelar juara di hadapan 2.000 pendukung City yang hadir langsung di Wembley. Dari 8.000 orang yang menyaksikan laga final itu di tribune penonton, panitia mengalokasikan 2.000 tiket untuk fans setiap klub.
Adapun 4.000 tiket lainnya diperuntukkan bagi pendukung umum dan para tamu undangan. Secara total, pendukung yang hadir itu berjumlah kurang dari 10 persen total kapasitas Wembley, yaitu sekitar 90.000 kursi.
”Memang, stadion tidak penuh, tetapi pertandingan terasa lebih baik dengan kehadiran fans. Apalagi, kami memiliki kesempatan untuk merayakan trofi ini bersama mereka (pendukung),” ucap Guardiola.
Kehadiran penonton di tribune Wembley disambut baik oleh seluruh pihak. Kehadiran 8.000 penonton di Piala Liga adalah sebuah proyek awal sebelum kehadiran 21.000 penonton untuk final Piala FA, 15 Mei. Kemudian, Federasi Sepak Bola Inggris (FA) juga telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Inggris untuk menjual sekitar 45.000 tiket untuk laga di Piala Eropa 2020 yang akan berlangsung pada musim panas ini.
Dengan satu gelar tambahan, City telah menduduki singgasana sebagai raja Piala Inggris bersama Liverpool. Kedua tim itu merupakan pemilik gelar Piala Inggris terbanyak dengan koleksi masing-masing delapan trofi.
”Senang melihat fans kembali ke stadion. Inilah sepak bola yang sesungguhnya. Anda menyaksikan selebrasi gol dan mengangkat trofi. Hal itu bermakna besar bagi pesepak bola dan pendukung,” kata mantan pemain Chelsea Chris Sutton, kepada BBC Radio 5 Live.
Sementara itu, bek sayap Chelsea, Ben Chilwell, juga menyambut baik kehadiran penonton. ”Fans membuat segalanya lebih baik,” tulis Chilwell dalam takarir di akun Twitter pribadinya, @BenChilwell. Chilwell akan membela Chelsea dalam laga final Piala FA Inggris melawan Leicester City. (AFP)