Manchester City berambisi menyapu bersih empat trofi atau ”quadruple”. Duel versus Leicester City, Sabtu, menjadi pembuka rentetan laga krusial pada dua bulan terakhir musim 2020-2021.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LEICESTER, JUMAT — Bulan April menjadi masa krusial bagi Manchester City untuk memenuhi ambisinya menyapu bersih gelar di empat ajang pada musim 2020-2021. City akan menjalani tujuh laga penentu, dimulai saat bertamu ke markas Leicester City di Stadion King Power pada lanjutan Liga Inggris, Sabtu (3/4/2021) pukul 23.30 WIB.
Kemenangan pada laga versus Leicester itu akan mendekatkan City dengan gelar juara Liga Inggris kelima mereka dalam 10 musim terakhir. Leicester adalah salah satu dari dua tim papan atas yang masih berpeluang mencuri trofi juara liga itu dari ”The Citizens”.
Jika mampu memenangi tiga laga Liga Inggris sepanjang April, sementara Manchester United dan Leicester City tertahan pada dua laga, tidak tertutup kemungkinan City bisa menyegel gelar juara sebelum berganti bulan. City, pemuncak klasemen, kini unggul 14 poin atas MU (tim peringkat kedua) dan 15 angka atas Leicester (peringkat ketiga).
City punya modal rekor menawan untuk membawa pulang tiga poin dari King Power. Dari 23 laga sepanjang 2021, City baru sekali gagal menang, yaitu ketika ditumbangkan MU, 0-2, pada Maret lalu. Di sisi lain, City ingin membalas kekalahan memalukan dari Leicester, 2-5, dalam duel sebelumnya di Stadion Etihad, 27 September 2020.
Menyiapkan diri
Untuk menuntaskan misi itu, Manajer Manchester City Pep Guardiola mengingatkan para pemainnya agar jangan memikirkan berapa banyak trofi yang bisa diraih pada akhir musim ini. Sebaliknya, mereka diminta menyiapkan diri sebaik mungkin dan fokus menghadapi setiap laga tersisa.
”Jika pemain saya memikirkan peluang mendapatkan empat trofi, itu hal bagus. Namun, apabila ingin mendapatkan trofi pada akhir musim nanti, mereka harus menjaga konsistensi pada laga demi laga. Itu dimulai besok (versus Leicester),” kata Guardiola dilansir Manchester Evening News, Jumat (2/4).
Menyapu bersih empat trofi semusim adalah hal sulit yang belum pernah terjadi sebelumnya di Inggris. City pernah mendapatkan kesempatan itu pada musim 2018-2019. Ketika memulai bulan April 2019, City masih bersaing di empat ajang.
Akan tetapi, mimpi meraih quadruple padam pada 17 April 2019 setelah City kalah selisih gol tandang dari Spurs pada babak perempat final Liga Champions Eropa. Pada akhir musim itu, City meraih tiga trofi domestik sekaligus, yaitu Liga Inggris, Piala Liga Inggris, dan Piala FA.
Selain City, dalam dua dekade terakhir, Manchester United pada musim 2008-2009 pernah berkesempatan meraih quadruple. Namun, tim asuhan Sir Alex Ferguson kala itu kandas di semifinal Piala FA dan kalah dari Barcelona asuhan Guardiola pada babak final Liga Champions.
Kesempatan kedua
”The Citizens” kini mendapatkan kesempatan kedua. Namun, tantangan mereka tidak kalah besar. Mereka harus menjalani tujuh laga penting, antara lain versus Borussia Dortmund pada perempat final Liga Champions, meladeni Chelsea pada semifinal Piala FA, dan menghadapi Tottenham Hotspur pada final Piala Liga Inggris.
Menurut kiper City, Zack Steffen, ”atmosfer” ruang ganti timnya sangat baik. Semua pemain City memiliki optimisme tinggi untuk mencetak sejarah baru pada akhir musim ini.
”Kami sangat senang dengan capaian hingga saat ini, tetapi sadar diri harus menjaga penampilan itu demi mewujudkan quadruple. Kami akan memasuki masa tersulit musim ini dan akan menghadapi lawan yang tidak mudah,” ucap Steffen dikutip NBC Sports.
Chris Evan, jurnalis BBC, menilai, musim ini adalah momen tepat Guardiola untuk membuktikan dirinya adalah pelatih terhebat. Kali terakhir ia menyapu bersih trofi dalam semusim adalah pada 11 musim lalu, yaitu di Barcelona FC.
Maka itu, Evan menilai, City perlu secepat mungkin memastikan gelar juara liga agar bisa beralih fokus mengejar tiga trofi lainnya, termasuk Liga Champions.”Secara realistis, tiada yang membayangkan City tidak meraih gelar apa pun pada musim ini. Pertanyaan tersisa adalah berapa banyak trofi yang bisa mereka koleksi pada akhir musim. Maka, seharusnya mereka belajar dari pengalaman berharga pada April 2019,” ungkap Evan.
City adalah pemimpin klasemen sehingga laga nanti akan menjadi ujian berat bagi kami. Meskipun begitu, kami telah membuktikan diri bisa mengalahkan tim-tim besar.
Sementara itu, Leicester enggan mengulangi momen buruk pada musim lalu ketika terlempar dari posisi empat besar menjelang tutup musim. Akibatnya, ”Si Rubah” gagal tampil di Liga Champions musim ini.
Pembuktian Leicester
Penyerang sayap Leicester, Ayoze Perez, menegaskan, timnya siap memperjuangkan posisi empat besar hingga akhir musim ini. Menurut dia, Leicester harus mampu membuktikan diri sebagai salah satu tim papan atas Liga Inggris dengan meraih hasil maksimal di sembilan laga tersisa, musim ini.
”City adalah pemimpin klasemen sehingga laga nanti akan menjadi ujian berat bagi kami. Meskipun begitu, kami telah membuktikan diri bisa mengalahkan tim-tim besar,” ujar Perez dilansir laman resmi Leicester City.
Jelang menghadapi City, Leicester mendapat kabar baik pulihnya gelandang serang James Maddison dari cedera. Maddison menepi dari lapangan hijau sejak 21 Februari lalu.
Selain itu, moral skuad Leicester juga tengah baik setelah penyerang Kelechi Iheanacho dinobatkan pemain terbaik Liga Inggris pada bulan Maret. Pemain hasil didikan akademi City itu mencetak lima gol dalam tiga laga Liga Inggris sepanjang bulan lalu.
”Beberapa pemain telah kembali berlatih dengan tim yang membantu kami untuk mempersiapkan diri jelang pertandingan pada akhir pekan ini. Saya berharap bisa memainkan tim terbaik di sisa musim ini,” ucap Manajer Leicster City Brendan Rodgers.