Marc Marquez gagal meraih kemenangan di Le Mans karena lepas kendali hingga melakukan kesalahan yang berujung kecelakaan saat memimpin balapan. Namun, hal itu menunjukkan mental juara Marquez kembali menyala.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
LE MANS, SENIN — Balapan MotoGP seri Perancis yang berlangsung dalam kondisi trek basah nyaris menjadi berkah bagi Marc Marquez. Namun, pebalap Repsol Honda itu hanya mampu memimpin balapan selama tiga putaran sebelum terjatuh di tikungan ke-14. Marquez masih bisa melanjutkan balapan, merangkak dari posisi ke-18 hingga ke-11, kemudian kembali terjatuh dan gagal menyelesaikan balapan. Kegagalan ini mengecewakan, sekaligus menegaskan mental juara Marquez kembali menyala dan hanya masalah waktu dia akan kembali dominan.
Marquez, yang belum pulih 100 persen dari cedera humerus kanan, menyadari posisinya bukan di baris terdepan. Kondisi fisiknya belum bisa menahan beban balapan yang berlangsung selama 40-45 menit dengan menempuh total jarak 100-130 kilometer.
Namun, saat balapan tidak terlalu menguras fisik, seperti saat hujan, dia akan mengambil risiko untuk meraih podium. Pebalap berusia 28 tahun itu sudah menegaskan dirinya akan mengambil kesempatan meraih podium pertamanya setelah Valencia 2019, sebelum balapan di Le Mans bergulir, Minggu (16/5/2021).
Trek basah pun menjadi berkah bagi Marquez yang memimpin balapan mulai lap kelima setelah para pebalap berganti motor dalam balapan flag-to-flag pertama setelah Brno 2017 itu. Saat hujan mengguyur mulai putaran ketiga, Marquez sudah menunjukkan kekuatannya di trek basah dengan menempati posisi ketiga di belakang Jack Miller dan Fabio Quartararo.
Pergantian motor yang cepat membuat Marquez bisa keluar lintasan terdepan dan memimpin balapan dengan meyakinkan. Quartararo yang membuang waktu karena salah parkir motor di depan garasi rekan setimnya di Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, kehilangan posisi terdepan dan berada di belakang Marquez.
Marquez melesat dan terlihat sangat nyaman memacu RC213V meninggalkan Quartararo hingga selisih 1,5 detik. Namun, podium yang sedang dikejar Marquez tiba-tiba melayang karena motornya tergelincir. Dia masih bisa melanjutkan balapan di urutan ke-18, dan perlahan memperbaiki posisinya hingga terjatuh kembali saat berada di posisi ke-11. Ban belakangnya tergelincir di tikungan enam dan tidak bisa melanjutkan balapan.
Balapan di Le Mans pun berakhir mengecewakan bagi Marquez. Namun, Manajer Tim Repsol Honda Alberti Puig menilai, ini juga menunjukkan titik terang pemulihan Marquez serta karakternya yang tak berubah sedikit pun.
”Kesimpulan dari balapan itu adalah ketika Anda terlahir sebagai juara, Anda akan selalu menjadi juara. Hari ini, Marc melihat kesempatan untuk menang di Le Mans dan meskipun dengan kondisi fisiknya, dia berusaha,” ungkap Puig dikutip Crash, Senin (17/5/2021).
”Dia sempat memimpin balapan, kecelakaan, dan kembali melanjutkan balapan, dan menjadi pebalap tercepat lagi di lintasan. Sayang sekali, dia terjatuh lagi, tetapi semangat dan kemauan yang ada dalam dirinya luar biasa,” ujar Puig.
Menurut Puig, apa yang benar-benar menjelaskan diri seseorang adalah semangatnya. ”Setelah berbulan-bulan (memulihkan cedera), dia tidak pernah menyerah. Kita bisa mengetahui di Le Mans, dia memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan meskipun pada akhirnya itu di luar jangkauan,” kata mantan pebalap GP500 itu.
”Tentu kami tidak senang dengan hasil akhir itu, tetapi kami senang melihat Marc menunjukkan pada kami dirinya yang sesungguhnya, itu tidak hilang setelah berbulan-bulan yang berat (memulihkan cedera),” kata Puig, yang baru pertama kali berada di tepi lintasan musim ini.
Puig mengatakan, Marquez ingin menang dan cepat atau lambat itu akan terjadi. ”Dia belum siap dalam hal kondisi fisik saat ini, tetapi Honda HRC mengetahui itu dan menunggu hingga dia siap. Mungkin Marc memerlukan waktu lebih, dan kami di sini menanti,” ungkap Puig.
Honda saat ini mengalami paceklik panjang kemenangan, bahkan terpanjang sejak 1982, dengan 19 balapan tanpa podium tertinggi. Tanpa Marquez pada musim 2020, Honda tidak mampu memenangi satu pun dari 14 balapan. Pencapaian terbaik pebalap mereka adalah meraih dua kali posisi kedua melalui Alex Marquez di MotoGP seri Perancis dan MotoGP seri Aragon. Musim ini, optimisme Honda untuk bisa memenangi balapan semakin besar, terutama setelah apa yang ditunjukkan oleh Marquez di Le Mans. Mereka juga terus memperbaiki RC213V, terutama kestabilan kemudi.
”Saat ini, kami menghadapi beberapa masalah, seperti yang saya sampaikan di Jerez, dan kami tidak menyembunyikan itu. Kami harus meningkatkan RC213V, harus,” ungkap Puig.
Menurut Puig, situasi yang dihadapi Marquez unik karena dia masih cedera dan tidak 100 persen bugar. Fokus Marquez adalah kembali ke kekuatan penuh setahap demi setahap. Namun, di sisi lain, tim Honda harus meningkatkan motor dan hal itu yang diusahakan oleh para insinyur Honda.
”Dua balapan berikutnya (di Mugello dan Barcelona) adalah dua trek yang sangat menantang, khususnya Mugello, dan kami perlu menemukan mesin yang sangat seimbang. Kita lihat saja, apakah kami bisa menyiapkan sejumlah solusi, tiba, dan melakukan yang terbaik,” pungkas Puig.
Balapan di Mugello pada 30 Mei akan menjadi tahap lanjutan Marquez memulihkan dirinya. Trek di Italia ini terkenal sulit karena memiliki enam tikungan ke kiri dan sembilan ke kanan dikombinasikan dengan bentuk lengkungan, perubahan elevasi, pengereman keras, serta trek lurus panjang di mana motor MotoGP bisa melesat di atas 350 kilometer per jam. Mugello akan menjadi ujian yang cukup berat bagi Marquez, khususnya kondisi fisik dan kendali diri saat berada di depan.
Marquez mengakui, dia melakukan kesalahan di Le Mans, tetapi jeda antarbalapan akan dia manfaatkan untuk mengendapkan diri dan menjadi lebih baik di Mugello. ”Sudah pasti hari ini kami tidak mengambil kesempatan yang diberikan oleh cuaca kepada kami dan saya kecewa dengan itu,” kata Marquez, seusai balapan di Le Mans.
”Saya tahu, jika saya bersabar dalam tiga hingga empat putaran, itu akan menjadi balapan yang bagus bagi saya. Namun, apa pun itu, saya mengalami kecelakaan yang tidak saya sangka. Saya tidak terlalu memacu, tetapi terjadi seperti itu,” kata peraih enam kali juara MotoGP itu.
Menurut Marquez, dirinya cukup sulit mendapatkan temperatur ban belakang, khususnya pada titik masuk tikungan, menurunkan gas dan mengerem. Marquez kehilangan ban belakang yang tidak dia duga. Kecelakaan pertama itu biasa terjadi dan banyak pebalap terjatuh saat lomba.
”Hal bagusnya adalah saya bisa kembali ke atas motor dan saya pebalap tercepat di lintasan, tetapi saya marah terhadap diri saya sendiri karena kecelakaan kedua yang tidak perlu terjadi. Itu kesalahan saya dan saya tidak bisa mengendalikan diri. Saya tidak berkonsentrasi penuh, saya membalap dengan cepat, mungkin terlalu cepat. Saya tidak tahu, para pebalap di depan membalap lebih lambat daripada saya setelah kecelakaan pertama,” kata pebalap asal Spanyol itu.
”Saya memikirkan lengan dan hal-hal lainnya. Sebab, pada putaran itu saya baru saja memberi tahu tim bahwa saya akan masuk ke garasi untuk mengganti ban slick, karena trek sudah siap, saya yakin. Karena itulah saya kecewa dengan kecelakaan kedua,” ujar Marquez.
Marquez mengatakan, sisi bagusnya ialah akhir pekan ini dia menunjukkan, dalam kondisi ada genangan, ketika dia tidak memiliki keterbatasan kondisi fisik, dia dapat menambah kecepatan. ”Benar bahwa saya melakukan kesalahan, tetapi itu bagian dari kebangkitan kembali. Hari ini, saya merasakan peluang, saya berusaha berada di sana, tetapi mungkin saya terlalu memaksa dan saya terlalu cepat. Setelah mengecek pace semua pebalap, mereka membalap jauh lebih lambat,” ungkap Marquez.
”Sekarang saatnya pulang, menganalisis akhir pekan ini, melanjutkan pemulihan, dan menanti balapan berikutnya untuk merasa lebih baik,” pungkas Marquez.