Le Mans menjadi sirkuit yang merepotkan bagi Jack Miller. Dia pernah menang di sana saat Moto3, tetapi dua kali nyaris tewas di kelas MotoGP. Akhir pekan ini, Miller telah menuntaskan urusannya dengan menang di Le Mans.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LE MANS, MINGGU — Jack Miller meraih kemenangan kedua beruntun di MotoGP setelah memenangi seri Perancis di Sirkuit Le Mans yang berlangsung dalam kondisi kering-basah-kering, Minggu (16/5/202). Kunci kemenangan pebalap tim pabrikan Ducati itu adalah tetap tenang dan percaya diri meskipun harus menjalani hukuman dua kali putaran panjang karena melebihi kecepatan saat di jalur menuju garasi. Kemenangan ini menuntaskan urusan Miller di Le Mans, sirkuit tempat dia dua kali nyaris kehilangan nyawa.
Miller mengawali balapan dengan start brilian hingga meraih posisi terdepan melewati dua pebalap Yamaha yang start di posisi pertama dan kedua, Fabio Quartararo dan Maverick Vinales. Miller sempat digusur Vinales, tetapi kemudian berhasil dia rebut lagi seiring hujan yang mengguyur mulai putaran ketiga. Saat balapan memasuki putaran kelima, Miller keluar lintasan dan turun ke posisi empat, sedangkan pemimpin balapan diambil Quartararo diikuti Alex Rins dan Marc Marquez. Quartararo kemudian melakukan pergantian motor dalam balapan flag-to-flag pertama setelah Brno 2017 itu.
Kekacauan saat pergantian motor dialami oleh Quartararo yang salah berhenti di depan garasi Vinales. Dia pun dihukum satu kali long lap. Namun, hukuman pertama yang langsung dia peroleh adalah kehilangan posisi terdepan dari Marquez setelah pergantian motor. Pebalap Repsol Honda itu langsung unggul dua detik atas Quartararo, tetapi dia terjatuh di tikungan terakhir putaran sembilan, sehingga Quartararo kembali memimpin balapan.
Namun, pebalap asal Perancis itu kehilangan pemimpin balapan dari Miller pada putaran ke-12 saat menjalani long lap. Miller sudah menjalani dua kali hukuman long lap pada putaran sembilan dan 10. Miller dan rekan setimya Francesco Bagnaia dijatuhi sanksi dua kali long lap karena melebihi batas kecepatan 60 kilometer per jam di pit lane saat akan mengganti motor.
Hukuman penalti long lap diberlakukan sejak 2019, yang mewajibkan pebalap melewati rute yang lebih panjang, biasanya berupa jalur tambahan di di tikungan, yang setara dengan menambah waktu lap setidaknya dua detik. Hukuman ini harus segera dijalani pebalap dalam tiga putaran sejak diberlakukan.
“Saat menjalan long lap saya berusaha tetap tenang, balapan masih panjang dan fokus. Ini luar biasa, saya tidak percaya bisa meraih kemenangan beruntun (setelah GP Spanyol di Sirkuit Jerez),” ujar Miller yang kini berada di posisi empat klasemen dengan 64 poin.
Pebalap asal Australia itu mampu menjaga kepercayaan dirinya meskipun dalam situasi sulit. Hal ini adalah perubahan besar setelah dia meraih kemenangan di Jerez, dua pekan lalu. Sebelumnya, Miller mengaku tidak yakin dengan kemampuannya karena hasil tidak meyakinkan dalam dua balapan di Losail, dan Portimao.
Miller menang dengan keunggulan waktu hampir empat detik dari Johan Zarco, yang finis di posisi kedua. Pebalap tim satelit Ducati, Pramac Racing itu, mampu mendahului Quartararo pada putaran ke-21. Namun, enam putaran tersisa tak cukup bagi Zarco untuk mengejar Miller. Pebalap asal Perancis itu menilai, seandainya dia mengganti motor satu putaran lebih awal, peluangnya memenangi balapan akan sangat besar.
Saat menjalan long lap saya berusaha tetap tenang, balapan masih panjang dan fokus. Ini luar biasa, saya tidak percaya bisa meraih kemenangan beruntun.
“Saat menukar motor saya di posisi kelima, tetapi dengan ban basah medium saya kehilangan banyak waktu. Saya memerlukan empat putaran untuk merasa nyaman dan mulai memacu motor,” ujar Zarco, yang kini berada di posisi ketiga klasemen dengan 68 poin.
“Namun, saya tidak kecewa sama sekali, dengan kondisi seperti ini bisa meriah posisi kedua,” lanjut pebalap asal Perancis itu.
Rekan senegaranya, Quartararo, juga tidak kecewa meskipun finis ketiga. Ini adalah pencapaian yang tidak pernah dia bayangkan karena motor YZR-M1 tidak pernah kompetitif dalam balapan di trek basah. Hasil ini juga pengalaman baru yang positif bagi Quartararo karena baru pertama kali ini menjalani balapan flag-to-flag, yakni pebalap harus masuk pit di tengah balapan untuk mengganti motor dengan jenis ban tertentu, antara lain akibat perubahan kondisi cuaca.
“Jujur ini merupakan balapan paling aneh dalam hidup saya,” ujar pebalap berusia 22 tahun itu. “Kami tidak pernah berharap meraih podoum dalam kondisi ini, dan saya sangat senang. Bagi saya ini seperti kemenangan,” tambahnya.
Pebalap andalan Yamaha itu kembali ke puncak klasemen dengan 80 poin, menggusur Bagnaia yang turun ke posisi kedua dengan 79 poin setelah finis di posisi empat. Ini hasil sangat positif bagi Quartararo mengingat dua pekan lalu dia menjalan operasi arm pump. Gangguan pada otot lengan kanan itu merusak peluang dia memenangi balapan di Jerez, dan posisi puncak klasemen pun direbut Bagnaia.
“Setelah operasi dan bisa berada di podium, ini luar biasa,” pungkas Quartararo.