Kondisi cuaca Le Mans akan memegang peranan sangat penting untuk menentukan hasil balapan MotoGP akhir pekan ini. Dengan prakiraan cuaca hujan dalam dua hari ke depan, ini menjadi tantangan bagi para pebalap papan atas.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LE MANS, JUMAT — Hasil dua sesi latihan MotoGP seri Perancis di Sirkuit Le Mans, Jumat (14/5/2021), menguak potensi persaingan yang sangat tergantung pada perubahan cuaca. Saat trek basah, para pebalap papan atas, terutama pebalap Yamaha, kesulitan mencetak waktu kompetitif. Sedangkan, para pemacu Ducati, terutama Johann Zarco, mampu konsisten di papan atas waktu tercepat pada sesi pagi dan siang.
Balapan akhir pekan ini diperkirakan akan berlangsung dalam kondisi trek basah seperti musim lalu. Potensi itu muncul mulai sesi latihan pertama (FP1) saat latihan berlangsung dalam kondisi trek basah, dan FP2 dengan trek kering. Pada sesi pagi, pebalap Ducati yang memenangi balapan di Jerez, Jack Miller menjadi pebalap tercepat. Dia mengungguli pebalap Pramac Racing Johann Zarco, Joan Mir (Suzuki), serta dua pebalap Honda Pol Espargaro dan Marc Marquez.
Sementara itu, pemuncak klasemen sementara, rekan setim Miller, Francesco Bagnaia, hanya berada di pisisi ketujuh. Demikian juga dua pebalap Yamaha, yang berada di posisi kedua dan ketiga klasemen, Fabio Quartararo dan Maverick Vinales.
Namun, pada sesi siang, saat trek kering, hanya Zarco yang konsisten di papan atas. Pebalap tim satelit Ducati itu menjadi pebalap tercepat FP2 dengan 1 menit 31,747 detik. Pebalap asal Perancis itu unggul 0,095 detik dari rekan senegaranya, Quartararo. Sedangkan, Vinales di posisi ketiga dengan selisih 0,389 detik dari Zarco.
Performa yang relatif stabil juga diraih Pol Espargaro yang kembali menempati posisi keempat. Espargaro musim lalu finis di posisi ketiga dalam balapan basah di Le Mans. Miller turun ke posisi tujuh pada sesi siang, demikian juga Bagnaia yang berada di posisi ke-12, setingkat di atas Mir.
Perubahan cuaca dalam dua sesi latihan itu mengindikasikan perubahan peta persaingan untuk kualifikasi serta balapan, pada Sabtu dan Minggu. Prakiraan cuaca menunjukkan akan turun hujan yang lebih deras pada Sabtu. Ini akan menjadi tantangan besar bagi para pebalap penghuni papan atas klasemen, sekaligus membuka peluang para pebalap papan tengah meraih posisi start yang bagus, bahkan podium.
Quartararo berharap, balapan akhir pekan ini berakhir positif, tidak seperti dua pekan lalu di Jerez. Pebalap berusia 22 tahun itu gagal finis terdepan, karena mengalami masalah dengan arm pump. Dia menjalani operasi pekan lalu dan kini siap bertarung kembali merebut posisi teratas klasemen yang kini dikuasi oleh Bagnaia.
“Cara kami mengakhiri GP Spanyol disayangkan, tetapi hal positif yang kami petik dari balapan itu adalah, kami cukup cepat untuk bersiang meraih podium dan kemenangan,” ujar Quartararo.
Quartararo mengatakan, dirinya telah menjalani operasi compartement syndrome (arm pump), dan berlangsung sukses. "Saya sudah berlatih setelah operasi, dan saya merasa positif untuk akhir pekan ini. Selalu menyenangkan berada di Le Mans, karena ini balapan di rumah saya. Saya akan berusaha sebaik mungkin di sini dan berada di puncak lagi sesegara mungkin,” lanjut Quartararo di laman MotoGP.
Zarco yang juga balapan di kampung halamannya, merasa ini kesempatan bagus bagi dirinya kembali ke podium. Trek Le Mans sesuai dengan karakter Ducati Desmosedici. “Ya, benar bahwa di Jerez saya meraih sedikit poin, dan itu cukup bagus bagi saya. Namun, dengan potensi besar yang dimiliki Ducati, dan kemenangan Jack, posisi kedua oleh Pecco (Bagnaia) di Jerez, pemimpin klasemen oleh Pecco, ini benar-benar memberi saya motivasi untuk meraih hasil sangat bagus di Perancis,” ujar Zarco.
“Seperti dikatakan Pecco, trek ini sangat sesuai dengan motor (Ducati), atau lebih baik dibandingkan Jerez. Di Jerez, kecepatan Ducati menarik, jadi saya sangat senang memiliki paket ini,” ujar Zarco yang selalu naik podium dalam dia balapan di Qatar.
Bagi Miller, balapan akhir pekan ini memberi harapan untuk melanjutkan momentum positif yang dia raih di Jerez. Le Mans merupakan sirkuit yang memberi momen-momen penting bagi pebalap asal Australia itu.
“Ya pasti! Saya memiliki hubungan cinta-benci dengan Perancis dan khususnya Le Mans. Saya meraih kemenangan Moto3 di sini, nyaris mati di sini di Tikungan 1 dan tahun lalu saya juga merasa akan mati di sini ketika motor tergelincir saat balapan menyisakan tujuh putaran,” ujar Miller dikutip Crash.
Baca juga : Membedah "Arm Pump", Momok Para Pebalap
Miller mengatakan, semua pebalap selalu menantikan lomba berikutnya dan kami selalu ingin lebih. "Jadi sudah pasti saya berada di sini untuk meraih akhir pekan yang kuat seperti yang kami lakukan di Spanyol. Saya pikir kami bersiap untuk semua kondisi untuk akhir pekan ini. Saya dikenal cukup bak dalam kondisi basah,” ujar Miller.
“Saya merasa ada sesuatu yang harus diselesaikan dengan Le Mans setelah tahun lalu, jadi sata menantikan berada di sini,” pungkas Miller.