Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane belum pernah bisa menumbangkan tim yang ditangani Thomas Tuchel. Ketika Real akan bertemu Chelsea di babak semifinal Liga Champions, Zidane akan mencoba sekali lagi.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MADRID, SENIN — Babak semifinal Liga Champions bakal menjadi zona bahaya bagi Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane karena ia berhadapan dengan pelatih-pelatih lainnya yang selama ini belum pernah ia kalahkan. Salah satunya adalah Thomas Tuchel dan Chelsea yang menjadi lawan Real pada laga pertama babak semifinal di Stadion Alfredo Di Stefano, Rabu (28/4/2021) pukul 02.00 WIB.
Zidane sudah berhadapan dengan Tuchel sebanyak empat kali di Liga Champions. Tuchel ketika masih melatih Borussia Dortmund mampu dua kali menahan imbang Real pada 2016, dan kemudian pernah mengalahkan serta menahan imbang Real saat masih melatih PSG dalam dua laga pada tahun 2019. Kini setelah bersama Chelsea, Tuchel tetap berbahaya.
Sejak menggantikan peran pendahulunya, Frank Lampard, Thomas Tuchel mentransformasi Chelsea menjadi tim yang sulit ditaklukkan.
Sejak menggantikan peran pendahulunya, Frank Lampard, Tuchel mentransformasi Chelsea menjadi tim yang sulit ditaklukkan. Dalam 21 laga yang dijalani di semua kompetisi, Chelsea di tangan Tuchel baru menelan dua kekalahan. Keberhasilan Chelsea menembus babak semifinal Liga Champions musim ini sudah menjadi bukti nyata dari peran Tuchel.
Bahkan, Chelsea menjadi tim pertama yang berhasil menghancurkan ambisi Manchester City pada musim ini dalam meraih quadruple atau raihan empat gelar juara kompetisi mayor ketika Chelsea menyingkirkan City di babak semifinal Piala FA. ”Ini akan menjadi laga yang sangat sulit, laga yang berbeda, dan Chelsea adalah tim yang sangat berpengalaman di level ini,” ujar Zidane dikutip UEFA.
Tuchel mengubah gaya permainan Chelsea menjadi lebih menekan dan rival Real, Atletico Madrid, telah merasakannya. Atletico dibuat tidak berdaya saat bertemu Chelsea pada babak 16 besar dan tersingkir dengan jumlah agregat gol 0-3. Tuchel waktu itu mengatakan telah merancang strategi untuk ”mencekik” Atletico hingga kesulitan untuk menyerang.
Padahal, Atletico sampai saat ini menjadi tim terkuat di Spanyol dan masih menduduki puncak klasemen sementara La Liga. Real pun bisa ditahan imbang Atletico, 1-1, saat kedua tim berjumpa di laga La Liga pada awal Maret lalu.
Jelang kedatangan Chelsea, Real bertambah cemas karena mereka tampil buruk dan ditahan imbang Real Betis, 0-0, pada laga terakhir La Liga. Hasil imbang ini menjadi pukulan keras bagi Real yang berusaha keras melengserkan Atletico dari puncak klasemen sementara.
Laga kontra Betis semakin memperlihatkan Real yang sedang kehilangan taringnya. Ini merupakan hasil imbang tanpa gol kedua yang diperoleh Real dalam tiga laga La Liga terakhir. Hasil imbang, 0-0, sebelumnya terjadi saat Real bertemu Getafe.
Jika tetap bermain dengan pola yang sama seperti saat melawan Betis, Real bisa kesulitan menghadapi gaya menekan racikan Tuchel. Apalagi Real pada laga kontra Chelsea ini masih belum bisa diperkuat bek sekaligus kapten Sergio Ramos yang masih cedera.
Namun, Zidane sedikit lega karena gelandang Toni Kroos sudah bisa tampil untuk memperkuat lini tengah tim. Kekuatan di lini tengah inilah yang dibutuhkan Real untuk bisa meredam pola serangan Chelsea yang dinamis.
Bek Real, Raphael Varane, merasa timnya harus lebih kreatif dalam mencari cara mencetak gol. ”Lini serang Chelsea sangat tajam dan lini belakang mereka sangat solid. Chelsea cenderung membangun serangan dari belakang jadi kami harus kompak dalam bertahan dan tidak membiarkan mereka mendapatkan ruang gerak sekecil apapun,” ujar Varane dikutip Marca.
Apabila misi menumbangkan Chelsea ini berhasil dilakukan, Zidane bakal menatap tantangan lain. Ia bakal bertemu Pep Guardiola, Manajer City, atau Mauricio Pochettino, Pelatih Paris Saint-Germain, yang bertemu di laga semifinal lainnya. Zidane juga belum pernah mengalahkan kedua pelatih tersebut.
Kembali ke realitas
Pertemuan Real dan Chelsea ini semakin menarik karena keduanya baru saja terlibat dalam proyek Liga Super Eropa, sebuah kompetisi eksklusif yang mereka harapkan jauh lebih berkualitas dan menguntungkan daripada Liga Champions. Kini proyek Liga Super Eropa itu telah hancur dan Real serta Chelsea kembali ke realitas bahwa Liga Champions masih jadi kompetisi yang paling ”super” di Eropa.
Klub yang terlibat di Liga Super Eropa pun terancam mendapat sanksi dari UEFA, tetapi Zidane yakin Real akan tetap bisa tampil di Liga Champions. ”Sangatlah absurd untuk membayangkan Real tidak bisa tampil di Liga Champions musim depan. Tentu Anda tetap ingin melihat Real di kompetisi ini,” ujar Zidane.
Konspirasi tentang upaya UEFA untuk menjatuhkan klub pendiri Liga Super Eropa sebagai bentuk pembalasan pun mulai menyebar. Namun, Tuchel tidak percaya. ”Saya percaya 100 persen terhadap wasit dan UEFA di Liga Champions. Saya tidak melihat ada dampak dari sebuah pembahasan politis di olahraga,” ujar Tuchel.
Ia hanya percaya Chelsea mampu mengatasi perlawanan Real. Apalagi Tuchel merasa inilah momen yang tepat bagi Chelsea untuk menghadapi tim yang pernah menjuarai Liga Champions tiga kali beruntun di bawah kendali Zidane. (AFP/REUTERS)