Max Verstappen sempat dinilai oleh Lewis Hamilton bak magnet untuk tabrakan karena agresif. Namun, itulah kekuatan Verstappen yang membat dia menjadi penantang untuk mencegah Hamilton meraih gelar juara kedelapan F1.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
IMOLA, MINGGU – Lewis Hamilton memiliki jurus jitu untuk menutup ruang bagi para pebalap yang berusaha mendahuluinya. Namun, manuver yang membutuhkan eksekusi presisi serta kekuatan mental kelas dewa itu, tidak berjalan mulus di Sirkuit Imola, Italia, Minggu (18/4/2021). Lawan dia kali ini adalah pebalap Red Bull Racing, Max Verstappen, yang selalu membuat dia khawatir, karena seperti ‘magnet’ untuk mengalami insiden.
Pertarungan dua pebalap terbaik dari generasi berbeda itu menjadi penentu hasil balapan seri kedua F1 musim 2021. Hamilton yang start dari posisi terdepan dikejar oleh Verstappen yang start dari posisi ketiga dan menusuk dari sisi dalam tikungan 1 menuju tikungan 2 di Imola. Hamilton berusaha menutup, tetapi Verstappen mendapat momentum lebih baik untuk memaksakan jalur balapannya, dan memaksa Hamilton keluar trek.
Mobil Mercedes W12 yang dipacu Hamilton melewati tiga gundukan pembatas lintasan dan merusak lantai mobil. Ini membuat mobilnya kehilangan sedikit kestabilan, tetapi cukup untuk membuat Verstappen nyaman memimpin balapan.
Gaya membalap Verstappen yang sangat agresif sempat dikritisi oleh Hamilton setelah mereka bersaing pada seri Meksiko musim 2019. Mereka memasuki tikungan 2 bersamaan dan keduanya keluar lintasan untuk menghindari senggolan dalam kecepatan tinggi.
“Ya, Max, sangat mungkin Anda masuk (tikungan) bersama Max jika Anda tidak memberi dia ruang ekstra, jadi Anda melakukan itu terus. Tetapi seperti saya katakan, dalam pengalaman saya, saya tidak punya ruang ekstra untuk diberikan kepada dia. Tetapi saya tidak berpikir itu kesengajaan atau hal seperti itu,” ujar Hamilton waktu itu.
“Ini hanya, dia seperti magnet untuk hal-hal seperti itu,” tegas Hamilton.
Balapan di Imola sempat nyaris berakhir bagi Hamilton setelah dia keluar lintasan dan mobilnya tidak bisa kembali ke aspal. Tetapi, dia diselamatkan oleh kecelakaan yang dialami oleh rekan setimnya Valtteri Bottas yang bersenggolan dengan pebalap Williams, George Russell. Kedua mobil mengalami kerusakan parah, dan memaksa bendera merah, di mana balapan harus diulang.
Hamilton bisa melanjutkan balapan, bahkan mengganti sayap depan selama balapan ditunda sembilan menit. Hamilton berada di posisi sembilan saat balapan kembali dilanjutkan. Hamilton pun menunjukan alasan mengapa dia mendominasi F1 selama era mesin turbo hibrida. Ia melesat dengan pace yang mengagumkan di lintasan yang basah dan mendahului Kimi Raikkonen, Lance Stroll, Daniel Ricciardo, Carlos Sainz Junior, Segio Perez, Charles Leclerc, dan Lando Norris, untuk finis di posisi kedua.
Hamilton sudah kehabisan waktu untuk mengejar Verstappen yang mulai mengalami masalah dengan kopling saat balapan menyisakan tiga putaran. Verstappen unggul 22 detik atas Hamilton yang finis kedua. Tetapi ini pencapaian luar biasa mengingat masalah beruntun yang menimpa Mercedes pada seri kedua ini.
“Kerja yang mengagumkan kawan-kawan, kita hidup dan belajar,” ujar Hamilton melalui radio tim.
“Pertama, selamat kepada Max, dia melakukan pekerjaan dengan sangat bagus. Kerja solid dari dia. Dan juga kepada Lando. Pekerjaan yang luar biasa dan sangat bagus melihat McLaren kembali di atas,” ujar Hamilton.
Terkait saya, ini bukan hari yang terbaik. Pertama kali saya melakukan kesalahan setelah sangat lama, tetapi saya bersyukur bisa membawa mobil hingga finis.
“Terkait saya, ini bukan hari yang terbaik. Pertama kali saya melakukan kesalahan setelah sangat lama, tetapi saya bersyukur bisa membawa mobil hingga finis,” tegas pebalap asal Inggris itu.
Terkait kesalahan dia hingga mobilnya keluar lintasan sebelum bendera merah, Hamilton mengaku, terburu-buru mengejar pebalap di depannya. “Hanya ada satu jalur kering dan saya kira saya terlalu tergesa-gesa untuk mengejar semua pebalap. Memasuki sisi dalam dan saya bisa melihat jalur yang basah tetapi mobil tidak mau berhenti dan membuat saya keluar. Tetapi untungnya, kami bisa kembali lagi dan meraih beberapa poin untuk tim,” ungkap Hamilton.
Hamilton yang akhir pekan ini meraih pole position ke-99, juga meraih tambahan satu poin dari catatan lap tercepat, sehingga tetap di puncak klasemen. Pebalap berusia 35 tahun itu mengumpulkan 44 poin, unggul satu poin dari Verstappen di posisi kedua. Pebalap McLaren lando Norris di posisi tiga klasemen dengan 27 poin setelah finis ketiga di Imola.
“Hari ini hari yang sangat sulit bagi mereka. Max melakukan mega start, sangat berani memasuki tikungan pertama dan dari sana mengendalikan balapan dengan brilian. Ini selalu sulit untuk kalah dalam balapan seperti di Bahrain yang sangat tipis, jadi datang ke sini dan meraih kemenangan, sejauh ini, merupakan awal (musim) terbaik yang kami miliki dalam beberapa tahun,” ujar Kepala Tim Red Bull Racing Christian Horner.
“Ini sangat menantang khususnya di awal balapan. Ini sangat sulit untuk tetap berada di lintasan. Dengan ban-ban yang mulai aus dalam kondisi basah, tidak mudah untuk menentukan saat yang tepat menggunakan ban slick. Saya mengalami sedikit masalah saat balapan dimulai kembali, tetapi semuanya berjalan mulus hari ini,” ujar Verstappen.
Terkait start yang sangat bagus, pebalap asal Belanda itu mengaku tidak menduga bisa tampil sebagus itu. “Saya terkejut sendiri. Kami bekerja sangat keras untuk membuat itu lebih baik. Dalam kondisi berisiko seperti ini kami melakukan pekerjaan dengan bagus,” lanjut Verstappen.
Pebalap berusia 23 tahun itu kini hanya terpaut satu poin dari Hamilton di puncak klasemen. Ini selisih poin yang sangat dekat dalam karier balapnya yang selalu berjuang menghentikan dominasi Hamilton dan Mercedes. Musim ini dia difavoritkan sebagai pesaing juara bersama Hamilton. “Musim masing panjang. Tetap tenang,” tegas Verstappen terkait persaingan juara.
Pada balapan di Imola ini, dua pebalap Ferrari, Leclerc dan Sainz, yang finis di posisi keempat dan kelima. Meskipun gagal meraih podium, balapan di Imola ini menegaskan peningkatan performa tim “Kuda Jingkrak” yang jauh membaik dibandingkan musim lalu. Leclerc mengakui bahwa mobil SF21 jauh lebih cepat di trek lurus dan saat menikung dibandingkan SF1000.