Sergio Perez belum puas dengan catatan waktunya pada tes pramusim di Bahrain. Namun, Perez menikmati tantangan barunya untuk meningkatan kecepatan dan bersaing dengan rekan setimnya di Red Bull, Max Verstappen.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
MILTON KEYNES, MINGGU — Sergio Perez menjalani tantangan barunya di Red Bull Racing dengan optimisme tinggi meskipun belum mencapai kecepatan kompetitif. Dia membutuhkan sekitar lima balapan untuk memahami mobil RB16B yang mampu melesat cepat di bawah kendali rekan setimnya, Max Verstappen. Perez menyadari tantangan besar akan menghadang dan berupaya menyiasatinya dengan menjalani balapan tanpa beban.
Perez sempat memimpin catatan waktu tercepat pada sesi pagi tes hari kedua di Sirkuit Internasional Bahrain, 13 Maret. Namun, dalam catatan waktu gabungan tiga hari tes, dia hanya berada di posisi delapan. Sementara rekan setimnya, Max Verstappen, menjadi pebalap tercepat. Verstappen menempatkan Red Bull sebagai penantang kuat Mercedes pada Formula 1 musim 2021. Musim lalu, mobil RB16 kalah di semua sektor dari Mercedes W11.
Musim ini, dengan mesin baru Honda yang awalnya baru akan dipakai pada 2022, mobil RB16B menunjukkan peningkatan performa signifikan. Mobil baru itu bukan hanya cepat, tetapi juga terprediksi sehingga lebih mudah dikendalikan. Sebaliknya, mobil baru Mercedes W12 mengalami masalah keseimbangan pada bagian belakang sebagai dampak pemangkasan lantai mobil yang mengurangi downforce.
Potensi Red Bull untuk mengakhiri dominasi Mercedes di era mesin turbo hibrida tersebut menambah tantangan bagi pebalap baru tim asal Austria itu, Sergio Perez. Tes tiga hari yang dibagi berdua dengan Verstappen, sehingga masing-masing menjalani satu setengah hari, belum cukup bagi Perez untuk memahami karakter RB16B. Mantan pebalap Racing Point itu membutuhkan beberapa balapan lagi untuk bisa mengoptimalkan potensi mobil barunya.
”Kami tidak mendapatkan banyak waktu. Ini sudah pasti pramusim tersingkat yang pernah saya jalani dalam karier saya. Masih banyak hal dari mobil untuk dipelajari. Hal terbaik yang bisa saya lakukan adalah bersabar dan menjalani balapan pertama saat itu tiba,” ujar Perez dikutip Crash.
Balapan pertama Formula 1 musim ini akan bergulir di Bahrain pada 26-28 Maret. Balapan kemudian berlanjut di Eropa yang diawali dengan seri Emilia Romagna di Italia pada 18 Maret. Lalu, balapan disusul seri Portugal, Spanyol, dan Monako. Musim ini, F1 menjadwalkan 23 balapan dengan finis di Abu Dhabi pada 12 Desember mendatang.
Dengan menjalani beberapa balapan di awal musim ini di sirkuit yang berbeda-beda, Perez menilai, pemahamannya pada mobil dan tim akan membantu dirinya menjadi lebih kompetitif. ”Setelah lima balapan, dengan kondisi berbeda-beda, Anda akan memahami mobil dan tim jauh lebih baik,” ujar Perez terkait proses adaptasi yang ideal bagi dirinya.
Saat tes pramusim di Qatar, para pebalap juga mengalami gangguan angin kencang sehingga itu mempersulit proses pemahaman mobil. Namun, Perez menilai mobil RB16B masih bisa menghadapi situasi sulit itu dan berpotensi untuk lebih dioptimalkan.
Sejak bergabung dengan Red Bull, saya tahu akan menghadapi tantangan besar, yaitu Max. Dia pebalap yang sangat lengkap. Sebuah tantangan besar bagi saya.
Memahami karakter RB16B dan memaksimalkan potensinya menjadi kunci bagi Perez untuk bisa memenuhi target dari Red Bull. Salah satu hal utama mengapa dia direkrut adalah supaya bisa menciptakan persaingan internal dengan Verstappen. Pebalap yang dia gantikan, Alexander Albon, terlalu jauh performanya dibandingkan dengan Verstappen.
Padahal, persaingan di dalam tim idealnya seperti Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas. Kedua pebalap Mercedes itu seperti bersaing di kompetisi milik mereka sendiri.
”Sejak bergabung dengan Red Bull, saya tahu akan menghadapi tantangan besar, yaitu Max. Dia pebalap yang sangat lengkap. Sebuah tantangan besar bagi saya,” tegas Perez dalam program podcast resmi Formula 1, Beyond The Grid.
Dia juga menilai Verstappen sosok yang menyenangkan, pebalap muda yang sangat menikmati balapan dan tidak bermain politik di dalam tim. ”Max hanyalah anak muda yang menikmati hidup dan bergairah dengan balapan,” pungkas Perez.