Formula 1 musim 2021 bisa menjadi momen kurang nyaman bagi Mercedes yang mendominasi era mesin turbo hibrida sejak 2004. Mobil baru mereka W12 tidak meyakinkan di awal musim karena tidak stabil di bagian belakang.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
LONDON, JUMAT — Aturan pemangkasan lantai belakang mobil Formula 1 pada 2021 memunculkan masalah kestabilan pada Mercedes W12. Mobil baru tim ”Panah Perak” itu sulit dikendalikan, terutama saat menikung dengan kecepatan tinggi. Ini membuat Mercedes kalah cepat dari sejumlah tim saat tes pramusim di Bahrain dan menjadi tim paling sedikit menyelesaikan putaran. Masalah ini bisa membutuhkan waktu lama untuk perbaikan dan berpotensi mengganggu pada seri-seri awal.
Selain masalah kestabilan bagian belakang mobil, Mercedes juga sempat mengalami masalah pada gear box pada hari pertama tes, 12 Maret 2021. Respons W12 yang liar, bahkan membuat Lewis Hamilton dua kali kehilangan kendali dan mobilnya melintir. Usaha penyetelan selama tiga hari tes juga belum menunjukan titik terang.
Kepala Tim Mercedes Toto Wolff menilai, ini membutuhkan analisis mendalam pada begitu banyak data yang mereka kumpulkan saat tes pramusim. Namun, dia optimistis masalah ini bisa diselesaikan dengan kerja keras tim yang solid.
Saya selalu khawatir, kadang karena alasan-alasan yang tepat, kadang karena alasan-alasan yang salah, tetapi tes pramusim selalu menarik karena Anda selalu menemukan masalah yang tersembunyi. Ada sesuatu yang tidak bagus dan kami cukup kesulitan dalam beberapa hari pertama.
”Saya selalu khawatir, kadang karena alasan-alasan yang tepat, kadang karena alasan-alasan yang salah, tetapi tes pramusim selalu menarik karena Anda selalu menemukan masalah yang tersembunyi. Ada sesuatu yang tidak bagus dan kami cukup kesulitan dalam beberapa hari pertama,” tegas Wolff kepada televisi F1.
Masalah kestabilan W12 itu membuat Hamilton dan Valtteri Bottas tidak bisa memacu mobil pada performa terbaiknya. Akibatnya, catatan waktu putaran dan pace mereka tidak terlalu bagus. Bahkan, mereka kalah cepat dari Red Bull, terutama dari pebalap andalan tim asal Austria itu, Max Verstappen.
Kepala Strategi Tim Mercedes James Vowles pun mengakui bahwa W12 sulit dikendalikan. Penyebab masalah ini serta solusinya belum diketahui pasti karena tim masih menganalisis data telemetri yang sangat banyak.
”Ini sangat jelas bahwa pengendalian mobil sangat jelek dan berkebalikan dengan Red Bull yang secara fakta merupakan mobil yang sangat stabil khususnya di sepanjang sektor terakhir,” jelas Vowles dikutip Motorsport.
”Saya pikir itu observasi yang jujur. Jelas terlihat dari luar dan saya katakan waktu putaran juga mencerminkan itu,” lanjut Vowles.
”Tetapi dengan jujur juga kami tidak memiliki jawaban saat ini. Ini baru 24 jam setelah tes berakhir. Data yang sangat besar tersedia untuk kami dan sekarang di depan kami ada perjalanan panjang untuk berusaha memahami apa yang menyebabkan itu,” tegas Vowles.
Masalah pada bagian belakang W12 juga diperparah oleh kondisi angin kencang di Bahrain. Sejumlah tim mengalami masalah yang sama dengan angin, tetapi hanya Mercedes yang kehilangan keseimbangan hingga membuat mobil melintir.
”Angin membuat rumit. Ketika angin di belakang mobil, Anda kehilangan banyak downforce (daya tekan ke bawah) karena kecepatan udara secara efektif berkurang sehingga di sejumlah tikungan di mana angin di belakang, rawan terjadi seperti itu,” jelas Direktur Insinyur Trackside Mercedes Andrew Shovlin.
”Kemudian, ban juga cukup cepat kelebihan panas pada sirkuit tersebut dan jika Anda mulai tergelincir, Anda cenderung kehilangan daya cengkeram dan menjadi semakin buruk. Jadi, ada beberapa masalah,” tegas Shovlin.
”Lebih penting lagi, kami bisa melihat sejumlah pesaing kami tidak kesulitan seperti yang kami alami. Jadi, kami perlu memfokuskan diri untuk memahami mengapa bagian belakang mobil sedikit lemah, bagaimana kami bisa membuat ini lebih stabil serta bisa diprediksi, dan pekerjaan itu dimulai saat ini,” tegas Shovlin.
”Semoga ketika kami di balapan akhir pekan, hal ini tidak menjadi begitu sulit bagi para pebalap karena mereka memiliki pekerjaan sangat berat untuk melakukan waktu putaran seperti yang pernah mereka buat,” kata Shovlin.
Balapan pertama Formula 1 musim 2021 akan bergulir di Bahrain pada 26-28 Maret. Mercedes memiliki waktu sempit untuk menyelesaikan masalah mereka di markas mereka, Inggris. Mercedes menggunakan jatah memacu W12 dalam pengambilan film pada Selasa lalu, yang merupakan shakedown terakhir sebelum balapan bergulir.
Mercedes akan memanfaatkan latihan dua hari sebelum balapan seefektif mungkin, karena mereka tidak bisa menjalani banyak putaran saat tes pramusim. Tim Panah Perak hanya menempuh 1.645 kilometer dalam tiga hari tes. Itu di bawah tim-tim lain, seperti AlphaTauri yang menjalani 2.284 kilometer serta Red Bull dengan 1.997 kilometer.
Ini situasi yang jarang terjadi pada Mercedes. Mereka biasanya mengawali musim dengan meyakinkan, seperti musim 2020, di mana Hamilton dan Bottas seperti menciptakan balapan mereka sendiri. Tim-tim lain sulit mengimbangi performa mobil Mercedes pada musim-musim sebelumnya.
Namun, Mercedes diyakini oleh mantan pebalap Ferrari, Sebastian Vettel, akan segera bangkit. W12 akan siap bersaing mulai balapan pertama. ”Ini mungkin adil mengatakan bahwa Mercedes tidak memiliki keajaiban jarak tempuh yang mereka miliki dalam beberapa tahun terakhir,” ujar pebalap Jerman itu dikutip Crash.
”Namun, sekali lagi, saya yakin mereka akan baik-baik saja pada balapan pertama. Red Bull sedang melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, menantang. Jadi, saya pikir ini akan menjadi milik Mercedes atau Red Bull,” tegas Vettel yang kini membela Aston Martin.
Keyakinan yang sama juga diungkapkan oleh pebalap yunior Mercedes yang kini membela Williams, George Russell. ”Saya tidak benar-benar memperhatikan para pebalap papan atas, tetapi saya menanyakan kepada mereka bagaimana tes berlangsung. Mereka adalah Mercedes. Mereka akan baik-baik saja. Saya sangat yakin dengan itu,” tegas pebalap asal Inggris itu.
Vettel juga sempat mengalami masalah gear box dan kerusakan turbo di Bahrain. Komponen itu merupakan buatan Mercedes karena Aston Martin menjadi tim konsumen pabrikan asal Jerman tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa masalah tersebut bukan berarti kesalahan pemasok.
”Benar bahwa mesinnya adalah mesin Mercedes dan gear box dipasok oleh Mercedes, tetapi itu dipasang ke mobil kami dan banyak komponen yang beragam. Jujur saat ini saya tidak tahu di mana sumber masalahnya, kami perlu mendalami itu,” tegas Vettel.