Lewis Hamilton meraih posisi start terdepan ke-99 saat mengalahkan Sergio Perez dan Max Verstappen pada kualifikasi F1 seri Italia di Sirkuit Imola. Dikepung dua pebalap Red Bull menuntut taktik jitu tim ”Panah Perak”.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
IMOLA, SABTU — Lewis Hamilton memiliki peluang sangat bagus untuk meraih kemenangan kedua di Sirkuit Imola setelah meraih posisi start terdepan Formula 1 seri Italia, Sabtu (17/4/2021). Namun, tantangan kali ini lebih berat karena ada dua pebalap Red Bull di belakangnya, Sergio Perez dan Max Verstappen. Hamilton akan balapan sendirian karena rekan setimnya di Mercedes, Valtteri Bottas, akan start dari posisi delapan pada balapan Minggu (18/4/2021) mulai pukul 20.00 WIB.
Hamilton mengaku tidak menyangka bisa meraih pole position karena dalam sesi latihan, Q1, dan Q2 berada di belakang Bottas. Selain itu, mengungguli para pebalap Red Bull yang memiliki mobil sangat cepat juga di luar dugaan. ”Saya tidak berharap bisa di depan dua pebalap Red Bull. Mereka sangat cepat akhir pekan ini. Mobil terasa jauh lebih baik, saya ingin berterima kasih kepada tim atas kerja keras mereka. Saya menyukai tantangan, ada dua pebalap Red Bull pasti akan membuat sulit strategi,” ujar juara dunia tujuh kali F1 itu di laman Formula 1.
Posisi start kedua secara mengejutkan diraih pebalap baru Red Bull, Sergio Perez. Mantan pebalap Racing Point itu mengungguli rekan setimnya, Max Verstappen, yang pada seri Bahrain meraih pole position.
Kami seharusnya berada di posisi start terdepan. Saya melakukan kesalahan di tikungan terakhir.
”Saya tidak pernah berharap bisa berada di sini (P2) hari ini setelah apa yang terjadi kemarin. Ini sesuatu yang positif, kami terus membaik, tetapi besok yang terpenting. Kami seharusnya berada di posisi start terdepan. Saya melakukan kesalahan di tikungan terakhir,” ujar Perez yang sempat mengaku perlu sekitar lima balapan untuk memahami sepenuhnya karakter mobil RB16B.
”Saya tidak terlalu bagus pada Q3, sedikit kacau, bukan putaran yang bagus. Anda tidak bisa bagus terus-menerus. P3 posisi start yang bagus. Kami memiliki dua mobil dengan ban berbeda. Kami akan membuat balapan sulit bagi mereka (Mercedes),” tegas Verstappen yang memuncaki FP3.
Kualifikasi ini juga menunjukkan performa pebalap Mercedes, Lando Norris, yang sempat memuncaki Q3. Namun, waktu lap pebalap asal Inggris itu dicoret karena melebihi batas kecepatan sirkuit, hingga mobilnya keluar trek pada tikungan 9. ”Saya minta maaf terkait itu,” ujar Norris melalui radio tim.
Balapan di Imola ini pun menunjukkan perbaikan performa Ferrari SF21 dibandingkan seri Bahrain. Itu ditegaskan oleh penampilan Charles Leclerc selama kualifikasi, sedangkan rekan setimnya, Carlos Sainz Junior, tersingkir di Q2. Leclerc sudah menunjukkan pace yang bagus sejak sesi latihan Jumat. Dia merasakan SF21 jauh lebih baik dibandingkan mobil musim lalu, SF1000. Bahkan, pada FP2 dia bisa menjadi pebalap tercepat jika tidak melakukan kesalahan di tikungan 9 pada putaran terakhir.
”Ini terasa lebih baik dibandingkan tahun lalu. Saat ini sulit dipercaya kami begitu dekat dengan tim-tim papan atas,” ujar Leclerc seusai FP2.
Leclerc memastikan SF21 kompetitif di Imola dengan tampil solid selama kualifikasi. Dia masuk tiga besar pada akhir Q2 mengungguli dua pebalap Mercedes, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, serta pebalap Red Bull, Max Verstappen. Namun, pada akhir Q3 yang memperebutkan pole position, Leclerc turun ke posisi empat. Namun, ini tetap hasil yang memuaskan bagi Ferrari mengingat performa mereka musim lalu yang sangat buruk.
Insiden Tsunoda
Awal sesi kualifikasi ini sempat terhenti pada Q1 karena kecelakaan yang dialami oleh pebalap Alpha Tauri, Yuki Tsunoda. Mobilnya melintir di cichane Variante Alta dan bagian belakang menabrak pembatas sirkuit. Kerusakan parah pada bagian belakang dengan ban kanan lepas dan komponen aerodinamika hancur. Pebalap muda asal Jepang itu tidak bisa melanjutkan kualifikasi karena perbaikan mobil membutuhkan waktu lama.
”Saya terlalu kencang memasuki tikungan. Saya terlalu bersemangat dan melakukan kesalahan. Saya minta maaf kepada tim dan akan berusaha yang terbaik besok. Saya harap kami bisa memperbaiki mobil dengan baik untuk besok,” ujar Tsunoda yang akan start dari posisi paling belakang dalam wawancara dengan ESPN.
Tsunoda sangat menonjol dalam musim pertamanya karena bisa bersaing dengan para pebalap yang jauh lebih berpengalaman. Pada balapan pertama di Bahrain, dia mendahului para pebalap kawakan, termasuk juara dunia empat kali Sebastian Vettel, juara dunia dua kali Fernando Alonso, serta juara dunia 2017 Kimi Raikkonen. Dia finis di posisi ke-9 tepat di bawah pebalap Ferrari, Carlos Sainz Junior.
Manajer Direktur Motorsport F1 Ross Brawn menilai Tsunoda sebagai rookie terbaik yang dimiliki Formula 1 dalam beberapa tahun terakhir. Sementara, Kepala Tim Alpha Tauri Franz Tost melihat banyak kesetaraan kemampuan antara Tsunoda dan para pebalap yang pernah dimiliki tim muda Red Bull Racing itu.
”Apa yang membuat saya terkesan dari Yuki adalah dia belajar cukup cepat. Dia sangat cepat dalam kondisi mengerem. Dia memiliki mobil yang sangat bagus dan dia sudah memberi imbal balik yang bagus terkait perilaku mobil dan membantu para insinyur menyetel mobil dan ini tidak lazim bagi seseorang yang datang langsung dari Formula 2,” ujar Tost dikutip Crash.