Ashleigh Barty, petenis nomor satu dunia, nyaris tersingkir dini di WTA Miami akibat kelelahan. Namun, dalam situasi sulit, ia bangkit dan menunjukkan mental juara. Ia akan ditantang juara Grand Slam, Jelena Ostapenko.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MIAMI, KAMIS - Kiprah Ashleigh Barty di turnamen WTA Miami hampir saja lebih singkat dibandingkan dengan lamanya perjalanannya dari Queensland, Australia, ke Florida, Amerika Serikat. Namun, berkat mental juara, petenis putri nomor satu dunia itu melewati rintangan sulit dan berpeluang mempertahankan gelarnya di turnamen itu
Barty harus menghadapi situasi sulit, yaitu match point yang diraih lawannya, Kristina Kucova, pada babak kedua WTA Miami di Stadion Hard Rock, Miami, Florida, AS, Kamis (25/3/2021) siang waktu setempat atau Jumat dini hari waktu Indonesia. Match point itu terjadi pada gim kedelapan saat Barty tertinggal 2-5 pada set ketiga laga itu.
Dalam situasi sulit yang bisa membuatnya terdepak dari turnamen itu, Barty memperlihatkan kekuatan mentalnya. Ia berbalik unggul dan akhirnya menang, 6-3, 4-6, 7-5, pada laga yang berlangsung selama dua jam 27 menit tersebut.
”Saya hanya terus mengingatkan diri sendiri agar jangan menyerah! Jangan pernah menyerah!” ujar Barty, juara bertahan WTA Miami, seusai laga tersebut.
Laga pertama di luar Australia dalam setahun terakhir itu sangatlah menantang bagi Barty yang tengah merasakan kelelahan. Petenis unggulan teratas pada turnamen berkategori WTA 1000 itu masih dalam masa adaptasi dari jet lag karena perbedaan waktu yang mencolok, yaitu 14 jam, antara Queensland dan Florida. Barty harus menempuh perjalanan hampir 50 jam.
”Tepatnya, perjalanan saya berlangsung 48 jam 45 menit. Biasanya, perjalanan Brisbane-Sydney-Los Angeles-Miami tidak terlalu rumit. Namun, karena terjadi penundaan jadwal terbang di Australia dan LA, perjalanan itu jadi sangat lama. Meski demikian, apapun kondisinya, saya harus menerima, beradaptasi, dan berjuang dalam pertandingan,” kata Barty.
Pertandingan tadi mendorong saya mengeluarkan kemampuan terbaik. Hal itu sangat sulit pada laga hari ini, tetapi saya menikmati setiap detiknya. (Ashleigh Barty)
Bagi petenis berusia 24 tahun itu, penampilannya di Miami menjadi yang pertama di luar negaranya sejak WTA Doha, Qatar, Februari 2020 lalu. Sejak turnamen WTA berlangsung kembali pada Agustus 2020, setelah dihentikan pada Maret akibat pandemi Covid-19, Barty memilih tidak tampil dengan alasan keselamatan. Dia pun melewatkan dua Grand Slam, Perancis Terbuka dan AS Terbuka.
Sebelum bermain di Miami, Barty tampil dalam tiga turnamen di negaranya dengan hasil masing-masing, yaitu juara pada turnamen WTA Melbourne I, babak perempat final Grand Slam Australia Terbuka 2021, dan babak kedua WTA Adelaide 2021.
”Pertandingan versus Kucova sangat memuaskan karena Anda mengetahui telah melakukan persiapan dengan baik pada masa tidak ada turnamen. Pertandingan tadi mendorong saya mengeluarkan kemampuan terbaik. Hal itu sangat sulit pada laga hari ini, tetapi saya menikmati setiap detiknya,” kata Barty.
Pada babak selanjutnya di Miami, Barty akan menghadapi petenis Latvia, Jelena Ostapenko. Duel pada babak ketiga ini akan menjadi pertemuan dua juara Grand Slam di ajang serupa, yaitu Perancis Terbuka. Barty menjadi juara di Roland Garros pada 2019, sementara Ostapenko berjaya dua tahun sebelumnya.
Namun, ada satu hal yang membedakan kedua petenis putri itu. Barty hingga saat ini masih bisa bertahan di persaingan elite tenis putri, meskipun belum mampu menambah gelar juara di ajang Grand Slam. Adapun Ostapenko terpuruk setelah menjadi juara di Roland Garros pada 2017. Anjloknya performanya itu tidak terlepas dari cedera dan inkonsistensi penampilan.
Serupa Barty, Ostapenko juga dipaksa menjalani tiga set untuk lolos dari babak kedua WTA Miami. Ia menang 6-2, 5-7, dan 6-3, atas Kirsten Flipkens. Dari tiga kali pertemuan dengan Barty, Ostapenko telah dua kali kalah dan hanya bisa sekali menang.
Sejumlah petenis unggulan lainnya, selain Barty, juga harus susah payah melewati tantangan pertamanya di WTA Miami. Dua kali juara Grand Slam yang ditempatkan sebagai unggulan ketiga, Simona Halep, misalnya, kehilangan set pertama saat menghadapi Caroline Garcia di babak kedua. Namun, Halep lantas bangkit dan mampu mengontrol jalannya laga sehingga menang, 3-6, 6-4, 6-0.
Dalam pertandingan tersebut, Halep berjuang mengatasi rasa sakit pada bahunya yang membuatnya kesulitan melakukan servis. ”Saya juga berusaha tidak memikirkan hasil dengan mencoba lebih rileks. Setelah bisa membuat Caroline banyak bergerak, saya pun percaya diri kembali,” ujar Halep dikutip laman WTA.
Petenis unggulan kelima, Elina Svitolina, juga kehilangan set pertama meski akhirnya menang atas Shelby Rogers, 3-6, 7-5, 6-3. Sementara itu, petenis remaja, Cori Gauff, belum bisa mengatasi tekanan dengan statusnya sebagai unggulan. Tampil sebagai unggulan ke-31, petenis berusia 17 tahun itu kalah dari Anastasia Sevastova, 6-1, 2-6, 3-6, pada babak kedua WTA Miami.
Beberapa petenis unggulan lainnya, baik tunggal putri dan putra, baru akan memulai kiprahnya di WTA Miami 2021 pada Jumat siang waktu setempat atau Sabtu dini hari waktu Indonesia. Para petenis unggulan itu di antaranya adalah Garbine Muguruza, Naomi Osaka, Sofia Kenin, Alexander Zverev, dan Daniil Medvedev. (reuters)