Naomi Osaka berusaha menepis pendapat bahwa dia menyepelekan turnamen berkategori lebih rendah dari Grand Slam. Osaka telah bertekad menjadi juara dalam turnamen WTA 1000 Miami di Florida, Amerika Serikat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MIAMI, KAMIS — Tak ada yang meragukan melejitnya prestasi Naomi Osaka dengan empat gelar Grand Slam dari tujuh gelar juara dalam karier tenis profesionalnya sejak 2013. Osaka pun berusaha menepis pendapat bahwa dia menyepelekan turnamen berkategori lebih rendah dengan tekad menjadi juara dalam WTA 1000 Miami, Florida, Amerika Serikat.
Grand Slam Australia Terbuka, 8-21 Februari, menjadi turnamen terakhir yang dijuarai petenis putri asal Jepang tersebut. Itu menjadi gelar keempat dari turnamen berlevel tertinggi di arena tenis setelah Australia Terbuka 2019 serta Amerika Serikat Terbuka 2018 dan 2020. Dengan trofi dari Melbourne Park, sebanyak 57 persen gelar juara Osaka didapat dari panggung Grand Slam. Gelar terakhir dari ajang non-Grand Slam didapat di China Terbuka 2019.
Saya tidak menyepelekan turnamen selain Grand Slam. Saya selalu punya keinginan tampil baik di setiap turnamen dan target saya pada tahun ini adalah bisa tampil konsisten sepanjang musim, tidak hanya pada waktu tertentu.
”Saya tidak menyepelekan turnamen selain Grand Slam. Saya selalu punya keinginan tampil baik di setiap turnamen dan target saya pada tahun ini adalah bisa tampil konsisten sepanjang musim, tidak hanya pada waktu tertentu,” ujar petenis peringkat kedua dunia tersebut.
Setelah Australia Terbuka, penampilan solid Osaka seharusnya berlanjut ke WTA Miami, 24 Maret-4 April, turnamen yang juga digelar di lapangan keras. Apalagi, negara bagian Florida telah menjadi tempat yang tak asing baginya, yaitu tempat tinggal keluarganya sejak 2006.
Meski lahir di Jepang, Osaka pindah ke New York, AS, pada tahun 2000 saat berusia tiga tahun. Enam tahun kemudian, keluarga Osaka menetap di Florida hingga saat ini. Osaka pun terbiasa berlatih tenis di lapangan umum Pembroke Pines yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Stadion Hard Rock, tempat berlangsungnya WTA Miami.
Petenis yang menjadi atlet putri berpenghasilan terbesar pada Juni 2019-Juni 2020 ini juga memiliki motivasi lain untuk juara di Miami, yaitu hasil buruk yang selalu didapatnya dalam keikutsertaan pada 2016-2019. Dari empat partisipasi, Osaka dua kali tersingkir pada babak kedua dan dua kali pada babak ketiga. Pada 2020, turnamen tak diselenggarakan karena pandemi Covid-19.
”Itu membuat motivasi saya semakin besar. Namun, saya tak merasakan tekanan karena tak harus mempertahankan gelar juara. Saya akan menikmati pertandingan dan melihat apa yang bisa saya lakukan pada tahun ini,” katanya.
Ditempatkan sebagai unggulan kedua, salah satu dari 32 unggulan, Osaka mendapat bye pada babak pertama. Laga pertamanya akan dijalani melawan Alja Tomljanovic pada babak kedua, Sabtu. Petenis Australia itu mengalahkan Anastasia Potapova, 7-5, 6-0, pada babak pertama.
Dari calon lawan pada paruh bawah undian, Osaka seharusnya tak kesulitan melaju ke semifinal untuk bertemu Garbine Muguruza atau Sofia Kenin. Adapun persaingan pada paruh atas undian akan terjadi di antara pemain unggulan, seperti juara bertahan Ashleigh Barty (1), Simona Halep (3), Elina Svitolina (5), dan Aryna Sabalenka (7).
Osaka menilai, seperti yang terjadi dalam 13 turnamen yang telah berlangsung pada tahun ini, persaingan di Miami akan begitu terbuka di nomor tunggal putri. Dari 13 turnamen itu, hanya Daria Kasatkina (Rusia) yang membawa dua gelar juara.
”Setiap turnamen punya juara yang berbeda. Mungkin banyak yang mengatakan, gelar itu diperoleh karena kebetulan. Namun, bagi saya, ini menandakan level permainan petenis putri telah meningkat. Setiap peserta adalah pesaing kuat yang memiliki peluang dan kemampuan untuk menang,” tutur Osaka.
Pendapat serupa dikatakan Barty yang memulai penampilan melawan Kristina Kucova (Slowakia) pada babak kedua, Jumat dini hari waktu Indonesia. ”Persaingan ini adalah persaingan sehat, yang menandakan setiap pemain telah bekerja keras untuk mencapai level terbaik mereka. Itu mendorong saya untuk tampil dengan kemampuan terbaik pada setiap pertandingan,” ujar Barty.
Juara Australia Terbuka 2012 dan 2013, Victoria Azarenka, berpendapat, tak ada lagi pertandingan mudah baginya karena setiap lawan menampilkan level permainan tingkat tinggi. ”Sejak laga awal, saya harus siap seratus persen,” ujar Azarenka yang mendapat tiket babak ketiga dengan gratis setelah lawannya, Laura Siegemund, mengundurkan diri dari turnamen karena cedera lutut.