Naomi Osaka adalah sosok dengan latar belakang kehidupan yang menarik. Selain masuk kelompok petenis elite dunia karena prestasinya, Osaka telah memberi inspirasi kepada banyak orang.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
Empat dari empat. Naomi Osaka mendapat empat gelar juara dari empat final Grand Slam ketika menjuarai Australia Terbuka 2021. Prestasi tersebut membuat petenis pemalu di luar pertandingan tetapi tangguh dalam ajang besar itu menjadi tunggal putri terbaik saat dominasi Serena Williams berakhir.
Osaka meraih gelar Grand Slam keempat setelah mengalahkan Jennifer Brady 6-4, 6-3 dalam final di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Sabtu (20/2/2021). Trofi Daphne Akhurst Memorial yang didapatnya menjadi yang kedua setelah Australia Terbuka 2019. Dua gelar lain didapat dari Amerika Serikat Terbuka 2018 dan 2020.
Dengan gelar juaranya, Osaka masuk dalam beberapa ”klub” elite bersama para legenda. Dia menjadi petenis ketujuh dengan empat gelar juara atau lebih pada era Terbuka (sejak 1968) setelah Serena Williams (23 gelar), Roger Federer dan Rafael Nadal (20), Novak Djokovic (17), Venus Williams (7), dan Kim Cljisters (4).
Petenis Jepang berusia 23 tahun itu menjadi salah satu dari hanya tiga petenis yang selalu memenangi final Grand Slam pertamanya, kemudian memenangi tiga final Grand Slam berikutnya. Dua petenis lainnya adalah Federer dan Monica Seles.
Osaka juga mulai meninggalkan para juara Grand Slam setelah Serena tak lagi mendominasi, yaitu sejak menjuarai tiga turnamen pada 2015. Di antara 12 juara baru Grand Slam sejak saat itu, hanya Kerber dan Osaka yang bisa tiga kali atau lebih menjadi juara.
”Osaka mulai meninggalkan rombongan. Persaingan telah bergeser. Sekarang, semuaya tentang Osaka,” ujar mantan petenis nomor satu dunia, Chris Evert.
Osaka, yang selalu bersikap sederhana, menyatakan, dia hanya menjalani mimpinya. ”Saya menjalani setiap turnamen dengan serius dan ingin selalu tampil konsisten,” ujarnya.
Seperti yang pernah diungkapkannya dalam wawancara dengan majalah Vogue, Desember 2020, Osaka merasa bagai gladiator setiap kali bertanding pada momen penting di stadion besar. Ini berbeda dengan karakternya yang pemalu di luar lapangan. Dia pun lebih suka berada di rumah pada waktu senggang karena tak pandai basa-basi saat bertemu orang.
Dalam pertandingan, petenis yang nama belakangnya diambil dari nama kota tempatnya lahir itu justru sangat menikmati momen ketika ditonton banyak orang. Dia menyukai tampil di Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, stadion tenis terbesar di dunia berkapasitas 23.771 penonton. Di sana, Osaka mengalahkan sang legenda yang juga idola, Serena, untuk meraih gelar Grand Slam pertamanya pada 2018.
Jumlah penonton yang berada di Rod Laver Arena, Sabtu, tak sebanyak ketika dia tampil di Arthur Ashe. Pandemi Covid-19 membuat panitia Australia Terbuka harus membatasi hingga 7.500 penonton. Meski demikian, Osaka tetap menikmati momen itu.
Penampilannya tak seganas ketika mengalahkan Serena (di semifinal) dan Garbine Muguruza (di babak keempat). Namun, sekali lagi, petenis peringkat ketiga dunia, yang akan naik satu tingkat setelah juara di Melbourne, itu menunjukkan ketenangannya.
Dia bisa meraih poin pada momen penting, seperti ketika menggagalkan break point Brady pada gim kesembilan set pertama. Osaka mempertahankan servis dan unggul 5-4, lalu merebut servis Brady pada gim berikutnya.
Perjalanannya menuju juara kali ini pun lebih berat dibandingkan tiga final Grand Slam sebelumnya. Undian menempatkan Osaka dengan para juara Grand Slam, seperti Simona Halep, Muguruza, Petra Kvitova, dan Serena. Namun, dia melewati tantangan itu, salah satunya dengan menggagalkan dua match point Muguruza.
Tak hanya bekal teknik yang dipolesnya semasa tak ada turnamen, gelar juara kali ini didapat berkat ketangguhan mental Osaka. Itu didapat berkat diskusi dengan mentornya, Kobe Bryant, yang ditemui Osaka pada 2019. Agennya mengajak menemui bintang basket itu karena Osaka terpuruk justru setelah menjuarai dua Grand Slam. Osaka adalah penggemar bola basket–dia bertemu pacarnya penyanyi rap, Cordae, dalam pertandingan LA Clippers–dan perspektif dari luar dunia tenis dibutuhkannya.
Kobe adalah bintang yang punya pengalaman naik-turun dalam kariernya. Dia mengajarkan, meski mengalami perjalanan berat, saya akan mendapatkan hasil jika saya tetap melanjutkannya.
”Kobe adalah bintang yang punya pengalaman naik-turun dalam kariernya. Dia mengajarkan, meski mengalami perjalanan berat, saya akan mendapatkan hasil jika saya tetap melanjutkannya. Jika tidak seusai keinginan, saya tetap memperoleh kesempatan untuk meraih hasil tersebut,” tutur Osaka.
Selain pertemuan dengan bintang yang meninggal pada 26 Januari 2020 karena kecelakaan helikopter itu, Osaka membentuk ketangguhan mental dengan bersikap lebih terbuka pada pelatih, Wim Fisette, dan anggota tim pendukung lainnya. Sebelum bertanding, Osaka selalu mengungkapkan semua perasaan pada Fisette dibandingkan mengatasi rasa takut dan gugup sendiri.
Hal lain yang biasa dilakukan untuk menghilangkan ketegangan sebelum pertandingan adalah dengan menelepon Mari Osaka, kakaknya. ”Saya bisa bicara apa pun dengan dia. Itu mengalihkan kegugupan saya,” kata Osaka.
Ikon global
Dengan prestasinya, Osaka tak hanya menjadi megabintang di dunia tenis. Dia telah menjadi salah satu ikon global dan sumber inspirasi bagi orang umum.
Pada masa tak ada turnamen karena Covid-19, Maret-Agustus 2020, selain mengisi waktu dengan joging, memasak, belajar menggambar, dan bermain gitar, Osaka turut serta menyuarakan keadilan ketika di AS banyak terjadi kekerasan rasialisme. Meski membela Jepang dalam turnamen, Osaka selalu menyebut bahwa dirinya adalah orang Jepang-Haiti-Amerika.
Osaka lahir di Jepang dengan ibu orang Jepang (Tamaki Osaka) dan ayah (Leonard Francois) dari Haiti. Namun, sejak Osaka berusia tiga tahun, dia dan keluarganya pindah ke AS.
Faktor-faktor itu telah menarik perhatian 15 perusahaan besar, seperti Nike, TAG Heuer, Louis Vuitton, hingga sponsor-sponsor Olimpiade Tokyo 2020 untuk menjadi partner. Semua penghasilan dari hadiah juara dan sponsor membuatnya menjadi atlet putri berpendapatan terbesar pada 2020. Menurut Forbes, penghasilan Osaka pada periode Juni 2019-2020 mencapai 37,4 juta dollar AS (sekitar Rp 526 miliar).
Nilai itu lebih besar dari penghasilan terbesar Serena, atlet putri berpendapatan terbesar pada 2016-2019, yaitu Rp 410 miliar. Jumlah itu didapat Serena pada 2019. Maria Sharapova, yang mendapatkan status serupa pada 2011-2015, meraih penghasilan terbesar pada 2015 sebanyak Rp 418 miliar.
Profesor bisnis olahraga dari Sekolah Bisnis USC Marshall California, David Carter, mengatakan, banyak hal yang membuat Osaka menarik perhatian banyak perusahaan global. ”Osaka adalah wajah baru dengan latar belakang kehidupan yang menarik. Fakta bahwa dia masih muda, berasal dari dua budaya, serta telah menjadi inspirasi bagi semua telah menjadikannya sebagai ikon global,” katanya. (AP/AFP)