Naomi Osaka mengatasi kegugupannya saat menghadapi petenis idola dan mengalahkan Serena Williams untuk maju ke final Australia Terbuka. Dia berpeluang mempertahankan rekor tak terkalahkan di final Grand Slam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, JUMAT — Setelah mengawali pertandingan dengan gugup karena berhadapan dengan petenis legenda yang menjadi idolanya, Naomi Osaka berhasil mengatasi kendala tersebut. Osaka mengalahkan Serena Williams pada semifinal Australia Terbuka dan mendapat kesempatan lain menjuarai Grand Slam di pembuka musim tersebut setelah memetik juara pada 2019.
Bertanding di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Jumat (18/2/2021), Osaka mengalahkan Serena, 6-3, 6-4. Hasil ini menjadi kemenangan ketiga Osaka dari empat pertemuan sejak mereka pertama kali bertemu pada babak pertama WTA Miami 2018.
Lawan Osaka pada perebutan gelar juara, Sabtu, adalah pemenang antara laga Karolina Muchova (Ceko) dan Jennifer Brady (Amerika Serikat). Kedua petenis ini belum pernah lolos ke hingga final di arena Grand Slam.
Kegugupan Osaka terlihat saat dia tertinggal lebih dulu, 0-2, pada awal permainan karena servisnya di gim pertama langsung dipatahkan Serena. Petenis peringkat ketiga dunia itu kesulitan saat melemparkan bola untuk servis karena silau dengan sinar matahari.
Pertandingan yang dimulai pukul 14.00 waktu setempat atau pukul 10.00 WIB itu membuat matahari terik berada tepat di atas Rod Laver Arena. Osaka pun hanya bisa 12 kali menyeberangkan bola dengan benar dari 36 servis pertama, atau sekitar 33 persen.
Setelah mempertahankan servis pada gim ketiga, barulah petenis berusia 23 tahun itu bermain dengan nyaman hingga bisa berbalik unggul 5-2. Osaka menggunakan taktik take the ball early (mengambil bola lebih dini) persis saat bola pukulan Serena memantul naik.
Pukulan jenis itu memberi beberapa keuntungan, di antaranya bisa mengontrol dan memberi kecepatan maksimum pada bola. Dengan cara ini, Osaka mendapatkan banyak winner karena bisa mengarahkan bola ke tempat kosong sebelum Serena bergerak ke posisi netral di tengah baseline.
Winner dari cara itu pula yang membuat Osaka langsung ”mencuri” servis Serena pada gim pertama set kedua hingga unggul 4-2. Namun, tiga double fault yang dibuat pada gim kedelapan membuat Serena bisa menyamakan skor, 4-4.
Ketangguhan mental kembali diperlihatkan Osaka pada pertandingan penting ini. Dia melupakan kesalahan tersebut dan langsung membalas dengan merebut servis Serena pada gim berikutnya. Tiga kali juara Grand Slam itu memenangi pertandingan selama 1 jam 15 menit tersebut ketika Serena gagal menyeberangkan bola.
Menikmati
Meski kewalahan menghadapi luncuran bola yang deras dari Osaka, Serena menikmati pertandingan tersebut. Petenis yang 18 tahun lebih dulu memulai karier di arena profesional dibandingkan Osaka itu beberapa kali tersenyum, menyesali diri, ketika membuat kesalahan. Dia pun berteriak melampiaskan emosi ketika mendapat poin.
Teriakan riuh penonton, yang diperbolehkan datang kembali ke Melbourne Park setelah lima hari karantina, menandakan banyaknya dukungan untuk Serena. Teriakan dan tepuk tangan saat Serena meninggalkan lapangan juga memperlihatkan bahwa ibu satu anak itu dicintai banyak penggemar.
Saya selalu merasa terhormat setiap kali melawan Serena karena dia adalah idola saya sejak kecil. Saya pun merasa gugup dan agak takut pada awal pertandingan. Akhirnya, saya berusaha menikmati pertandingan, apalagi penonton boleh datang kembali pada hari ini.
Pada usia 39 tahun, Serena telah 23 kali menjuarai Grand Slam, termasuk tujuh kali di Australia Terbuka. Gelar pertamanya di arena Grand Slam, AS Terbuka 1998, didapat saat Osaka berusia setahun. Adapun gelar pertama dari Melbourne Park didapat tahun 2003.
Kekalahan dari Osaka membuat Serena kembali harus menyimpan impiannya menyamai prestasi Margaret Court yang memiliki 24 gelar juara Grand Slam. Court, yang aktif bermain pada 1960-1977, menjadi petenis dengan gelar juara Grand Slam terbanyak.
”Saya selalu merasa terhormat setiap kali melawan Serena karena dia adalah idola saya sejak kecil. Saya pun merasa gugup dan agak takut pada awal pertandingan. Akhirnya, saya berusaha menikmati pertandingan, apalagi penonton boleh datang kembali pada hari ini,” ujar Osaka kepada mantan petenis nomor satu dunia, Jim Courier, yang mewawancarainya.
Final di Rod Laver Arena, Sabtu, akan menjadi final keempat Osaka di arena Grand Slam. Dari tiga final sebelumnya, AS Terbuka 2018, Australia Terbuka 2019, dan AS Terbuka 2020, atlet putri berpendapatan terbesar pada 2020 itu selalu menang.
”Saya selalu makan malam makanan Jepang selama berada di Australia, tetapi tadi malam memilih makanan Yunani. Ternyata, (Stefanos) Tsitsipas menang atas (Rafael) Nadal di perempat final. Mungkin saya harus makan makanan Yunani lagi untuk menang di final,” gurau Osaka ketika ditanya apa yang akan dilakukannya sebagai persiapan untuk final.
Di tunggal putra, perebutan tiket final akan terjadi pada pertandingan Novak Djokovic melawan Aslan Karatsev, Jumat sore. Pemenang dari laga itu akan berhadapan dengan pemenang semifinal lainnya, Daniil Medvedev, melawan Tsitsipas, yang berlangsung Sabtu. (AFP)