Arsenal menjaga harapan untuk mendapatkan tiket kompetisi Eropa pada musim depan dengan mengalahkan Leicester City, 3-1. Sekali lagi mereka bisa bangkit setelah kebobolan lebih dulu.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LEICESTER, MINGGU — Arsenal masih memiliki momen-momen magisnya untuk mengalahkan Leicester City, 3-1, di Stadion King Power, Minggu (28/2/2021). Momen magis atau detik keberuntungan yang membuat Arsenal bisa mengatasi ketertinggalan gol pada menit-menit awal dan keluar lapangan sebagai pemenang.
Tim ”Meriam London” tertinggal 0-1 sejak menit keenam ketika gelandang Leicester, Youri Tielemans, memanfaatkan kesalahan lini tengah tamunya. Leicester makin percaya diri mereka bisa memenangi laga ini dan merebut peringkat kedua klasemen sementara Liga Inggris.
Namun, Arsenal kemudian mendapatkan sejumlah kesempatan yang bisa meruntuhkan kepercayaan diri sang tuan rumah. Kesempatan itu terjadi pada menit ke-39 ketika Arsenal mendapat sebuah tendangan bebas yang diambil Willan. Bola dari Willian kemudian disundul oleh bek David Luiz untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Proses terjadinya gol ini membuktikan kecerdikan Arsenal saat mengolah bola-bola mati. Melalui tendangan Willian, bola diarahkan ke ruang kosong tepat di sekitar titik penalti. Luiz, di sisi lain, menemukan cara untuk bergerak ke ruang kosong tersebut tanpa pengawalan ketat bek lawan.
Sebelum babak pertama berakhir, Arsenal telah berhasil membalik keadaan melalui gol tendangan penalti Alexandre Lacazette. Tendangan penalti itu diberikan wasit, dengan bantuan asisten wasit peninjau video (VAR), setelah bola yang ditendang Nicolas Pepe mengenai lengan gelandang Leicester, Wilfried Ndidi.
Pepe kemudian membangun sebuah serangan dan mencetak gol terakhir yang sangat mudah pada menit ke-52. Bola dari serangan yang ia bangun jatuh ke kaki Willian yang kemudian memberikan umpan silang kepada Pepe yang tidak terkawal di mulut gawang Leicester.
Dari tim yang kebobolan lebih dulu menjadi tim memenangi laga seperti ini baru saja dialami Arsenal saat mengalahkan Benfica pada laga kedua babak 32 besar Liga Europa. Benfica sempat unggul 2-1, tetapi Arsenal bisa bangkit melalui penampilan cemerlang Pierre-Emerick Aubameyang yang menyumbang dua gol sehingga Arsenal menang, 3-2. Aubameyang baru tampil di menit ke-84 pada laga kontra Leicester.
Setelah kami kebobolan, setiap pemain tetap menjaga fokus. Kami tetap berusaha memainkan taktik yang telah direncanakan dan dengan cara ini, kami lebih mudah meraih kemenangan.
Manajer Arsenal Mikel Arteta menyebut titik kebangkitan Arsenal pada laga kontra Benfica itu sebagai momen magis dan ternyata berlanjut saat melawan Leicester. ”Setelah kami kebobolan, setiap pemain tetap menjaga fokus. Kami tetap berusaha memainkan taktik yang telah direncanakan dan dengan cara ini, kami lebih mudah meraih kemenangan,” kata Lacazette dikutip laman Arsenal.
Kemenangan ini membuat Arsenal bisa masuk ke peringkat sepuluh besar untuk sementara dengan 37 poin. Mereka juga masih bisa menjaga harapan untuk mendapatkan tiket ke kompetisi Eropa musim depan. Beberapa bulan lalu mereka sempat terancam masuk ke zona degradasi, tetapi kini perlahan bisa menemukan kembali kepercayaan dirinya.
Sementara Leicester sangat kecewa karena mereka membuang peluang untuk memperketat persaingan dengan Manchester United. ”Si Rubah” kini masih bertahan dengan 49 poin, sedangkan MU juga mengumpulkan poin yang sama sebelum melawan Chelsea pada laga berikutnya, Minggu malam.
Manajer Leicester Brendan Rodgers mengatakan, timnya bermain terlalu statis karena masalah klasik pada musim ini, yaitu kelelahan. ”Arsenal masih bisa merotasi pemain. Sebenarnya sangat tidak ideal untuk bermain dalam jadwal yang sangat padat, tetapi kami harus tetap berlaga. Kami hanya harus terbiasa dengan ini,” kata Rodgers dikutip BBC.
Selain faktor kelelahan, Rodgers juga mengkhawatirkan faktor cedera yang membuat timnya semakin kesulitan untuk menjaga konsistensi. Pada laga kontra Arsenal itu, gelandang Harvey Barnes cedera dan menurut Rodgers, Barnes bakal absen hingga enam pekan.
Sebaliknya, Arteta tidak mau mengambinghitamkan jadwal yang padat. ”Sebetulnya saat memulai laga ini saya khawatir karena kami juga kelelahan. Namun, kami coba untuk tidak memikirkan rasa lelah, kami harus tetap bermain,” katanya.
Sekali lagi Arteta memuji semangat dan kepercayaan diri tim yang menjadi faktor utama kemenangan mereka malam itu. ”Melihat level kesulitan yang kami hadapi, saya sangat bangga terhadap para pemain. Mereka layak mendapat banyak pujian,” katanya.
Pada laga lainnya, Crystal Palace dan Fulham bermain imbang 0-0. Fulham yang berusaha keluar dari zona degradasi telah berupaya keras untuk menekan Palace, tetapi tidak membuahkan hasil. ”Saya sangat puas. Fulham bermain sangat baik dan kami sudah paham mereka bakal menekan kami sepanjang laga,” kata Manajer Crystal Palace Roy Hodgson. (REUTERS)