Meski baru babak 32 besar, laga eliminasi melawan Benfica seakan partai final untuk Arsenal. Mereka wajib menang demi menjaga mimpi besar tampil di Liga Champions musim depan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
PIRAEUS, JUMAT — Arsenal tidak bisa lama-lama meratapi kekalahan dari Manchester City, akhir pekan lalu. Tim asuhan Mikel Arteta ini langsung dihadapkan dengan partai penentu setara final ketika menjamu Benfica dalam laga kedua babak 32 besar Liga Europa pada Jumat (26/2/2021) pukul 00.55 WIB di Stadion Georgios Karaiskakis, Piraeus, Yunani.
Di stadion yang merupakan markas klub Yunani, Olympiakos, tersebut, Arsenal akan berperan sebagai tuan rumah. Laga nanti dimainkan di tempat netral karena Inggris masih melarang kedatangan warga negara asing dalam kondisi pandemi Covid-19.
Kandang ”palsu” ini akan menjadi saksi perjuangan Arsenal untuk lolos ke 16 besar. Tim berjuluk ”Si Meriam” butuh setidaknya hasil seri 0-0 ataupun kemenangan tipis agar bisa melaju ke babak selanjutnya. Mereka punya keuntungan gol tandang berkat hasil imbang melawan Benfica, 1-1, di laga pertama.
Laga tersebut seakan penentu hidup dan mati Arsenal musim ini. Bagi klub asal London ini, peluang paling realistis mencapai target lolos ke Liga Champions musim depan adalah dengan menjuarai Liga Europa. Karena itu, mereka akan melakukan segala cara agar tidak tersingkir pada Jumat nanti.
”Untuk kami, besok adalah sebuah partai final. Itu adalah laga yang besar. Sangat penting kami siap dari sisi mentalitas dan punya percaya diri. Hasilnya akan menantukan nasib kami musim ini,” kata Arteta dalam konferensi pers, Rabu (24/2/2021) malam.
Kans Arsenal masuk empat besar Liga Inggris musim ini nyaris tertutup. Peluang tersebut masih ada, tetapi sangat kecil karena memasuki dua pertiga musim Si Meriam masih tertahan di peringkat ke-11. Apalagi performa mereka juga inkonsisten di liga domestik.
Bagi Arteta, cara terbaik menjaga peluang Arsenal ke Liga Champions adalah dengan terus tampil baik di dua kompetisi tersebut. Cara ini akan mengurangi tekanan lebih ke para pemain. ”Semakin baik kita di Liga Europa, akan lebih baik juga untuk performa di Liga Inggris. Kami perlu tetap hidup dalam dua kompetisi ini,” katanya.
Duel nanti juga akan menjadi pertaruhan nasib Arteta. Jika gugur, sang manajer hampir pasti gagal membawa Arsenal ke Liga Champions dalam dua musim kepemimpinannya. Adapun lolos ke turnamen paling bergengsi di Eropa tersebut merupakan target utama dari petinggi klub.
Kondisi fisik pemain bisa membawa masalah bagi Arsenal. Mereka menjalani jadwal ketat dalam sepekan terakhir. Di tengah jadwal ketat, skuad Si Meriam juga harus terbang ribuan kilometer karena bolak-balik bermain di Liga Inggris dan Liga Europa. Mereka menjalani penerbangan Inggris-Turki-Inggris-Yunani.
Tentu kondisi ini bisa berpengaruh terhadap kebugaran skuad Arsenal. Contohnya, pemain terbaik Arsenal saat ini, Bukayo Saka. Dia sudah bermain 270 menit dalam rentang tujuh hari. Bintang remaja ini pun mulai terlihat kelelahan ketika akhir babak kedua melawan City, Minggu kemarin.
Untungnya, Arsenal mendapat dorongan besar dengan kembali sehatnya gelandang kokoh Thomas Partey. Setelah sempat menepi selama beberapa pekan terakhir, Partey sudah terlihat di sesi latihan. Menurut Arteta, keputusan memainkan sang gelandang baru akan dibuat jelang pertandingan.
Granit Xhaka, gelandang yang mulai sering dipasangkan dengan Partey, menyambut kembalinya sang rekan. ”Saya pikir kami sangat solid ketika bermain bersama. Dia meningkatkan permainan tim ini, termasuk saya, dengan pengalaman dan kualitasnya. Sayangnya, kami tidak bermain cukup banyak karena cedera yang dialaminya,” katanya.
Favorit
Arteta kemungkinan besar akan kembali turun dengan formasi favoritnya, 4-2-3-1. Sang manajer dihantui pilihan sulit untuk mengisi posisi penyerang tunggal. Posisi ini diperebutkan kapten Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette.
Belajar dari laga pertama, Arsenal perlu mencari solusi untuk lepas dari perangkap offside Benfica. Perangkap tersebut membuat Saka dan rekan-rekan frustrasi karena tidak bisa mencetak gol.
Untuk kami, besok adalah sebuah partai final. Itu adalah laga yang besar. Sangat penting kami siap dari sisi mentalitas dan punya percaya diri. Hasilnya akan menentukan nasib kami musim ini.
Jebakan offside tersebut dijalankan dengan sempurna oleh tim asuhan Jorge Jesus dengan formasi 3-5-2. Dua dari tiga bek tengah mereka merupakan pemain veteran yang sudah memakan asam garam di Liga Inggris, Jan Verthongen dan Nicolas Otamendi.
Tim tamu, sembari fokus menghentikan serangan mematikan Arsenal, akan mencari keberuntungan dari momen-momen kecil. Seperti sebelumnya, Benfica tanpa peluang besar justru berhasil unggul lebih dulu atas Arsenal, lewat hadiah penalti.
Suasana seperti partai final juga dirasakan pelatih Benfica. Menurut Jesus, laga eliminasi nanti akan ditentukan dari kesiapan mental tim. Sebab itu, perbedaan timpang kualitas pemain Arsenal dan Benfica tidak terlalu jadi masalah baginya.
”Kami mampu mencetak gol di Liga Europa, kami melakukannya di laga pertama. Itu memang hanya sebuah penalti, tetapi sebelumnya kami telah membuktikan punya kapasitas mencetak gol (dari mana pun). Penting untuk bisa mencetak satu gol nanti, kami bisa lolos hanya dengan itu,” kata Jesus. (AP)